Kamis, 28 Juli 2016

Anak Muda dan Perempuan Jalang



Jumat, 29 Juli 2016
Bacaan Alkitab: Ams 5:20-23
“Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing?” (Ams 5:20)


Anak Muda dan Perempuan Jalang


Di suatu gereja, ada seorang gembala sidang (pendeta) yang memiliki anak yang sangat pintar dan juga tampan. Anak pendeta ini memiliki begitu banyak karunia dalam pelayanan. Ia memilliki suara yang bagus sehingga ia sering melayani sebagai worship leader. Ia juga dapat memainkan seluruh alat musik yang ada di gereja. Sehingga banyak jemaat sangat sayang kepadanya, bahkan anak ini sudah digadang-gadang akan meneruskan posisi ayahnya sebagai gembala sidang suatu saat nanti.

Ketika memasuki masa pemuda (kuliah), anak tersebut pun merasakan indahnya jatuh cinta. Namun sangat disayangkan ia mencintai seorang gadis yang tidak seiman. Orang tuanya pun marah dan meminta ia memutuskan pacarnya yang tidak seiman tersebut. Selang beberapa waktu, ia pun menuruti permintaan orang tuanya dan menjadi patah hati. Dalam kondisi hati yang sedang galau itulah, ia menjadi rapuh. Ia melakukan kesalahan fatal dengan curhat kepada salah seorang perempuan (pemudi) di gerejanya yang dulu pernah hamil di luar nikah dan saat ini juga sedang bermasalah dengan suaminya (dalam proses cerai). Akibatnya, beberapa waktu kemudian, anak pendeta itu pun terjebak dan akhirnya melakukan hubungan badan dengan si pemudi.

Hubungan perzinahan ini terus berjalan, bahkan anak muda ini menjadi ketagihan (karena ia pertama kali mengenal kenikmatan seksual dari si pemudi ini). Bahkan akhirnya pemudi ini menceraikan suaminya dan anak kandungnya. Selama bertahun-tahun anak pendeta ini diperbudak oleh si pemudi melalui hubungan seksual yang tidak diketahui oleh siapapun, termasuk oleh ayahnya yang adalah gembala sidang di gereja. Hingga pada suatu saat, si pemudi memiliki rencana yang lebih jahat, yaitu ingin menjadi bagian dari keluarga pendeta. Jika selama ini si pemudi selalu memakai alat kontrasepsi supaya tidak hamil, akhirnya pemudi tersebut melepaskan alat kontrasepsi sehingga ia pun hamil dari benih anak pendeta tersebut. Seluruh jemaat geger dan goncang hingga pelayanan pekerjaan Tuhan menjadi terganggu.

Kita tentu bertanya-tanya, mengapa hal ini bisa terjadi? Siapa yang salah? Tentu yang paling salah adalah si pemudi. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa si anak muda (anak pendeta) juga merupakan pelaku, sehingga ia pun juga bersalah. Orang tua dari kedua belah pihak juga bersalah, terlebih gembala sidang karena kurang mendidik anak dalam kebenaran, sehingga sampai terjadi peristiwa yang memalukan di jemaat yang dipimpinnya.

Alkitab dengan jelas sudah berkata supaya kita tidak berahi kepada perempuan jalang (ay. 20a). Perempuan jalang (dan juga laki-laki jalang) adalah mereka yang menjebak orang-orang yang tidak berpengalaman untuk hidup dalam perzinahan dengannya. Mereka tidak segan-segan tidur dengan orang lain hanya untuk memenuhi hawa nafsu seksual mereka. Oleh karena itu anak-anak muda harus sungguh-sungguh menghindari bergaul dengan orang-orang yang jalang. Jangan sembarangan menikmati apa yang belum seharusnya dan tidak seharusnya kita nikmati. Hal ini digambarkan dalam Alkitab sebagai “mendekap dada perempuan asing” (ay. 20b). 

Ketika kita tergoda untuk melakukan dosa, khususnya dosa seksual, maka kita harus ingat bahwa segala jalan hidup manusia terbuka di hadapan mata Tuhan (ay. 21a). Kita harus sadar bahwa mata Tuhan senantiasa mengawasi setiap langkah kita (ay. 21b), bahkan perkataan dan pikiran kita. Oleh karena itu hiduplah dalam kebenaran dan bukan dalam kefasikan. Jadilah orang benar dan jangan sampai menjadi orang fasik. Ingatlah bahwa orang fasik (termasuk di dalamnya orang jalang) suatu saat akan tertangkap di dalam kejahatannya dan terjerat dalam tali dosanya sendiri (ay. 22). Jangan biarkan kita “ditangkap” dan dijadikan korban oleh perempuan jalang. Jangan biarkan diri kita ikut terjerat dalam dosa-dosa yang dilakukan oleh orang-orang fasik tersebut. Contohlah Yusuf yang berani lari dari isteri Potifar ketika ia diajak untuk tidur dengannya (Kej 39). 

Ingatlah bahwa orang-orang fasik tersebut akan mati (tidak hanya merujuk kepada kematian di dunia ini, tetapi juga kematian kekal nantinya). Mereka tersesat karena tidak mau menerima didikan yang benar. Mereka tersesat karena mereka tidak mau mengerti kehendak Alah sehingga mereka tetap menjadi orang yang bodoh (ay. 23). Jika orang-orang yang jalang dan fasik ini dipandang bodoh di mata Tuhan, masih maukah kita mengambil bagian dalam kebodohan mereka? Masih maukah kita terjerat dan terjebak oleh perempuan jalang yang hanya menawarkan kenikmatan sesaat? Ingatlah bahwa suatu saat nanti kita harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita di hadapan Tuhan (Rm 14:12). 

Hal ini harus menjadi perhatian bagi semua orang, khususnya bagi anak-anak muda. Jangan biarkan perempuan jalang (dan juga laki-laki jalang) merusak masa mudamu. Jangan biarkan masa mudamu berlalu dengan sia-sia karena kesalahan ini. Jadilah anak-anak muda yang bijaksana, yang hidup dalam Firman Tuhan, yang takut akan Tuhan, sehingga masa mudamu adalah masa muda yang cemerlang, masa muda yang dipersembahkan kepada Tuhan, masa dimana kita boleh sungguh-sungguh melayani Tuhan tanpa batas. Biarlah masa muda kita akan menjadi suatu dasar yang kokoh dalam kehidupan kita, sehingga kehidupan kita di masa hidup kita selanjutnya juga tetap kuat di dalam Tuhan. Biarlah kita boleh tetap setia ingga akhir nafas hidup kita di dunia ini, dan kita akan bersama-sama bertemu dengan Tuhan kita dalam Kerajaan-Nya yang kekal.



Bacaan Alkitab: Ams 5:20-23
5:20 Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada perempuan asing?
5:21 Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala langkah orang diawasi-Nya.
5:22 Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri.
5:23 Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang besar ia tersesat.

Kelepasan dari Orang Jahat dan Perempuan Jalang



Kamis, 28 Juli 2016
Bacaan Alkitab: Ams 2:10-19
“Supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat, ... Supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang asing, yang licin perkataannya” (Ams 2:12 & 16)




Kelepasan dari Orang Jahat dan Perempuan Jalang


Ketika kita mendengar kata hikmat, tentu pertama yang terlintas adalah tentang suatu kepandaian. Kita dapat melihat banyak orang-orang yang pandai di dunia ini, mulai dari guru, dosen, para motivator, dan juga orang-orang yang sering muncul di televisi sebagai komentator. Perkataan mereka (apalagi yang sering muncul di televisi), mengindikasikan bahwa mereka adalah orang-orang yang terlihat pintar dan penuh hikmat. Di sisi lain, Alkitab juga sering berbicara mengenai hikmat, khususnya di sejumlah kitab seperti kitab Amsal ini.

Namun demikian, hikmat di dalam Alkitab sangatlah berbeda dengan hikmat yang dikenal dunia. Hikmat dunia cenderung lebih menekankan tentang bagaimana kita menghadapi orang lain (misalnya pimpinan kita), bagaimana kita menjawab pertanyaan, bagaimana nilai diri kita dapat naik di pandangan orang lain, dan lain sebagainya. Sebaliknya, hikmat menurut Alkitab adalah hikmat dari Tuhan. Hikmat dari Tuhan  tidak hanya berbicara mengenai hubungan kita dengan orang lain, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu bagaimana kita dapat mengerti kehendak Tuhan sehingga kita dapat melakukan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita di dunia ini.

Ketika kita mau mencari hikmat, dan membuat hikmat masuk ke dalam hati kita, maka hikmat tersebut akan menyenangkan jiwa kita (ay. 10). Hikmat tidak hanya berbicara mengenai apa yang ada di pikiran kita, tetapi akan masuk hingga ke lubuk jiwa kita. Kita akan menjadi bijaksana dan pandai. Jiwa kita akan disegarkan oleh hikmat Tuhan, sehingga kita dapat senantiasa berhubungan dengan Tuhan, mendengar suara Tuhan sehingga kita dapat berjalan dalam jalan Tuhan yang benar.

Ketika kita dipelihara dan dijaga oleh Tuhan, maka kita akan dilepaskan dari yang jahat. Bacaan Alkitab kita berbicara tentang dua macam pelepasan ini, yaitu:

Pertama, kita akan dilepaskan dari jalan yang jahat (ay. 12a). Apa itu jalan yang jahat? Ayat selanjutnya berbicara tentang orang-orang yang mengucapkan tipu  muslihat (ay. 12b). Perlu kita sadari bahwa semakin hari, maka semakin banyak orang yang tidak tulus kepada kita. Semakin hari, semakin sulit membedakan manakah orang yang tulus kepada kita ataukah sebenarnya mereka memiliki niat terselubung. 

Secara singkat, sebenarnya dari Firman Tuhan kita diberi hikmat untuk dapat membedakan orang-orang yang jahat ini. Kita dapat melihat dari hidupnya (termasuk perkataan, perbuatan, maupun karakter mereka), yaitu apakah mereka meninggalkan jalan yang lurus? Apakah mereka menempuh jalan yang gelap? Apakah mereka bersukacita melakukan kejahatan? Apakah mereka bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat? Apakah mereka berliku-liku jalannya? Apakah mereka sesat perilakunya (ay. 13-15)? Jika jawabannya adalah “ya”, maka kita perlu berhati-hati dengan orang tersebut. Kita perlu meminta hikmat dari Tuhan supaya kita tidak ditipu dan disesatkan oleh orang-orang semacam ini, dan kita dilepaskan Tuhan dari mereka.

Yang kedua, kita akan dilepaskan dari perempuan jalang (ay. 16a). Tentu bagi kita yang wanita, ini juga berarti kita akan dilepaskan dari laki-laki yang jalang. Hal ini sangat penting karena semakin hari, kita dapat melihat kehidupan orang-orang dunia yang semakin tidak menghargai kekudusan pernikahan. Kita dapat melihat bagaimana anak-anak muda dengan mudah melakukan seks bebas, atau tingginya perselingkuhan di antara mereka yang sudah menikah, tingginya angka perceraian, poligami, dan lain sebagainya. Ini menunjukkan degradasi yang sangat parah dalam kehidupan pernikahan di masyarakat kita.

Ketika Tuhan berjanji melepaskan kita dari perempuan jalang, hal tersebut dapat berarti perempuan asing (ay. 16b), yaitu mereka yang tidak seiman dengan kita, yang mencoba menjauhkan kita dari iman yang benar kepada Tuhan Yesus Kristus. Namun demikian, perlu dicermati bahwa orang yang seima pun belum tentu bukanlah orang yang jalang. Alkitab dengan jelas memberikan hikmat kepada kita untuk dapat membedakan orang-orang yang jalang ini, yaitu apakah mereka licin perkataannya? Apakah mereka pernah meninggalkan teman hidup masa mudanya (dalam hal ini pernah bercerai, apalagi jika orang tersebut yang menuntut cerai suami/isterinya di masa lalu)? Apakah mereka melupakan perjanjian Allahnya (dalam hal ini dapat berarti tidak pernah berkomitmen terhadap perjanjian yang disepakati) (ay. 16c-17)? Jika jawabannya adalah ya, maka kita harus waspada karena bisa jadi perempuan jalang (atau laki-laki jalang) tersebut sedang berusaha menjatuhkan kita.

Kita harus sadar bahwa orang-orang seperti itu adalah mereka yang sesungguhnya sedang meluncur ke dalam neraka kekal (ay. 18). Jika mereka tidak mau bertobat dan tetap berjalan dalam jalan hidupnya yang menyimpang tersebut, sesungguhnya mereka sudah tidak tertolong lagi. Terhadap orang-orang seperti itu, jangan sekali-kali kita bersahabat dengan mereka, apalagi kita bersekutu dan menikah dengan mereka. Jagalah diri kita, bahkan termasuk keluarga kita supaya kita dan orang-orang yang kita kasihi tidak terseret oleh orang-orang seperti ini. Jagalah diri kita dan keluarga kita supaya kita tidak tersesat ke dalam jalan mereka yang gelap (ay. 19), tetapi supaya kita boleh menempuh jalan kehidupan. Tidak ada artinya kenikmatan sesaat di dunia ini, namun pada akhirnya kita binasa dalam kekekalan.


Bacaan Alkitab: Ams 2:10-19
2:10 Karena hikmat akan masuk ke dalam hatimu dan pengetahuan akan menyenangkan jiwamu;
2:11 kebijaksanaan akan memelihara engkau, kepandaian akan menjaga engkau
2:12 supaya engkau terlepas dari jalan yang jahat, dari orang yang mengucapkan tipu muslihat,
2:13 dari mereka yang meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang gelap;
2:14 yang bersukacita melakukan kejahatan, bersorak-sorak karena tipu muslihat yang jahat,
2:15 yang berliku-liku jalannya dan yang sesat perilakunya;
2:16 supaya engkau terlepas dari perempuan jalang, dari perempuan yang asing, yang licin perkataannya,
2:17 yang meninggalkan teman hidup masa mudanya dan melupakan perjanjian Allahnya;
2:18 sesungguhnya rumahnya hilang tenggelam ke dalam maut, jalannya menuju ke arwah-arwah.
2:19 Segala orang yang datang kepadanya tidak balik kembali, dan tidak mencapai jalan kehidupan.