Kamis, 31 Januari 2013

Menjadi Garam Sekaligus Terang



Jumat, 1 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Matius 5:13-16
Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.” (Mat 5:13-14)


Menjadi Garam Sekaligus Terang


Bagi orang Kristen, hal menjadi garam dan terang itu bukan sesuatu yang baru. Pasti kita pernah membaca ayat ini. Saya pun sudah mendengar dan membaca perikop ini dari sejak saya masih kecil. Bahkan saya pernah membawakan sebuah renungan di kampus tentang hal ini. Tetapi ketika saya membaca kembali ayat-ayat ini beberapa hari yang lalu, saya seperti diingatkan Tuhan tentang sesuatu yang akan saya tulis hari ini.

Garam dan terang. Mengapa sih Tuhan menggunakan istilah garam dan terang? Banyak orang menyangka bahwa fungsi garam dan terang itu sama. Ya memang ada kesamaannya. Tetapi garam, memiliki fungsi yang cukup unik. Garam bisa memberi rasa asin tanpa terlihat. Lihat saja air laut dan air tawar (air biasa). Jika sama-sama dimasukkan ke dalam wadah seperti gelas, nyaris tidak akan ada bedanya. Garam hanya bisa terdeteksi jika dirasakan.

Seperti itulah gambaran anak Tuhan yang Tuhan inginkan. Menjadi anak Tuhan seperti garam, yang mengasinkan dengan larut di dalamnya. Garam tidak berfungsi maksimal ketika berkumpul dengan garam lainnya. Garam akan berfungsi maksimal ketika ia dilarutkan ke dalam benda lain. Garam akan berfungsi ketika dibubuhkan pada sayur yang hambar, sehingga rasanya menjadi lebih enak. Anak Tuhan pun demikian, ada kalanya kita harus menjadi seperti garam, yang tanpa banyak terlihat oleh tetapi kehadirannya dirasakan membawa berkat dimanapun kita berada. Gereja mungkin tidak harus terlihat megah, tetapi bermanfaat bagi orang lain. Ada hadirat dan atmosfer surgawi di sekeliling kita, yang membuat orang lain bisa merasakan kehadiran Tuhan.

Di sisi lain, Tuhan juga memerintahkan kita untuk menjadi terang (ay. 14). Fungsi terang berbeda dengan garam. Jika garam tidak terlihat ketika larut dalam air, terang justru harus terlihat oleh orang lain. Lalu bagaimana kita bisa menjadi garam dunia dan sekaligus terang dunia?

Jika kita melihat ayat 14 sampai 16, kita akan mengerti bahwa hidup kita sebagai terang berarti kita harus siap dilihat orang banyak. Kehadiran kita harus dapat mengusir kegelapan. Ketika ada terang, maka kegelapan pun akan lenyap. Itulah mengapa kita pun harus mampu melakukan fungsi kita sebagai terang, yaitu membawa penerangan bagi lingkungan sekitar kita. Terang pun jauh lebih berguna di tempat yang gelap. Oleh karena itu jangan kita protes ketika Tuhan menempatkan kita di lingkungan yang penuh dengan orang-orang yang jahat atau orang berdosa. Justru di situlah kita harus bisa memberi dampak dan membagikan terang Kristus kepada mereka.

Tanggung jawab kita berat. Sebagai garam, kita tidak boleh menjadi tawar (ay. 13) karena jika demikian, maka kita akan larut tanpa bisa mengasinkan. Jika demikian, apa bedanya ada kita atau tidak ada kita? Sebagai terang, kita memiliki konsekuensi untuk selalu dilihat orang lain (ay. 14). Itu terkait dengan tugas kita untuk menerangi lingkungan sekitar kita, bahkan yang paling gelap sekalipun (ay. 15). Memang sulit, tetapi bukan mustahil. Saya percaya Tuhan tidak akan mungkin memberikan perintah yang mustahil bagi manusia untuk mereka lakukan. Satu hal yang harus kita ingat, kita menjadi garam dan terang itu bukan untuk diri kita sendiri, tetapi untuk memuliakan nama Tuhan (ay. 16). Ketika kita memiliki motivasi yang benar, saya yakin Tuhan pasti akan memampukan kita, tidak hanya menjadi garam dunia saja, tidak hanya menjadi terang dunia saja, tetapi menjadi garam dunia dan sekaligus terang dunia.


Bacaan Alkitab: Matius 5:13-16
5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.