Selasa, 04 Februari 2014

Ketika Tuhan Menuntun Kita untuk Mundur



Selasa, 4 Februari 2013
Bacaan Alkitab: Keluaran 14:1-4
Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, demikian: "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut." (Kel 14:1-2)


Ketika Tuhan Menuntun Kita untuk Mundur


Dalam kehidupan kita sehari-hari, kita tentu ingin hari ini lebih baik daripada hari kemarin, dan hari esok lebih baik daripada hari ini. Contoh saja dalam hal usaha kita, tentu kita ingin agar penghasilan kita hari ini lebih baik daripada hari kemarin. Sehingga kita akan memutar otak kita bagaimana agar bisnis atau usaha kita semakin berkembang dan bertambah banyak. Demikian pula dengan pelayanan, tentu banyak pendeta ingin agar jemaatnya semakin harir semakin bertambah banyak, dengan jumlah gereja yang semakin banyak pula.

Hal itu tidak salah, semua orang memang harus berpikiran positif dan memiliki semangat untuk selalu maju. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, ketika kita ingin maju dan meraih lebih banyak lagi, justru Tuhan yang meminta kita untuk mundur atau menarik diri. Ketika hal ini terjadi dalam kehidupan kita, kita seringkali protes kepada Tuhan. Kita seringkali menganggap Tuhan  tidak adil karena tidak mau melihat anak-anakNya untuk maju dan sukses. Lalu bagaimana sikap kita seharusnya ketika hal itu terjadi?

Hari ini kita akan belajar hal yang sama seperti yang bangsa Israel alami ketika mereka keluar dari tanah Mesir. Jika kita membaca bagian awal kitab Keluaran, kita akan tahu bagaimana bangsa Israel diperbudak di tanah Mesir, dan bagaimana Tuhan mengutus Musa dan Harun untuk membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dengan tulah-tulah yang Tuhan timpakan kepada orang Mesir. Singkat cerita, Musa dan Harun berhasil membawa bangsa Israel keluar dari tanah Mesir menuju tanah Kanaan. Jika kita melihat peta Alkitab (ada di bagian belakang Alkitab yang dicetak oleh Lembaga Alkitab Indonesia/LAI), mereka pun sudah “nyaris masuk” ke tanah Kanaan. Akan tetapi, pada kondisi dimana mereka tinggal “maju dan masuk” tersebut, Tuhan justru memerintahkan Musa agar bangsa Israel berbalik kembali dan berkemah di tepi laut, di antara daerah Migdol dan laut (ay. 1-2).

Bayangkan perasaan bangsa Israel pada waktu itu, apalagi perasaan Musa ketika ia harus memerintahkan bangsa Israel untuk kembali mundur dan malah berkemah di tepi laut. Tentu sempat muncul rasa kebimbangan dalam diri Musa “apa benar Tuhan menyuruh untuk kembali, padahal kan tinggal maju saja kita sudah bisa masuk ke Kanaan”. Apalagi Firaun yang mendengar kabar tersebut, justru menyangka bangsa Israel tersesat di padang gurun dan akan mencoba untuk mengejar bangsa Israel. Tetapi jika kita membaca ayat-ayat selanjutnya, kita akan mengerti bahwa sebenarnya itulah tujuan Tuhan membawa bangsa Israel untuk mundur, yaitu agar Firaun akhirnya mengejar bangsa Israel dan Tuhan kemudian membinasakan Firaun beserta segala tentaranya (ay. 3-4). Ayat ini pun tergenapi karena jika kita membaca kelanjutan pasal ini, kita melihat bagaimana Tuhan membuat mujizat untuk membuat air laut Merah menjadi kering sehingga bangsa Israel dapat berjalan menyeberanginya namun justru ketika Firaun beserta tentaranya menyeberangi laut, justru laut tersebut berbalik dan menenggelamkan mereka semua.

Perhatikan kalimat saya berikut ini: Tuhan tidak akan mungkin membawa kita mundur, kecuali untuk menyatakan kuasaNya dan membawa kita maju lebih jauh lagi. Tuhan tidak mungkin membiarkan kita mundur untuk menjatuhkan kita dan membuat kita tidak dapat  bangkit lagi. Ingat bagaimana Tuhan membawa bangsa Israel mundur kembali ke arah Mesir, namun justru mundurnya bangsa Israel tersebut adalah agar Tuhan menyatakan kemuliaanNya dengan mujizat yang dibuatNya, serta bagaimana Tuhan memusnahkan musuh-musuh bangsa Israel yaitu Firaun beserta segenap pasukannya.

Jika ada di antara kita saat ini yang merasa bahwa Tuhan meminta kita untuk mundur sejenak, jangan langsung menuduh Tuhan tidak mau melihat kita sukses. Coba kita renungkan baik-baik mengapa Tuhan membawa kita mundur.  Bisa saja karena memang apa yang kita lihat sebagai jalan yang lurus ternyata justru jalan menuju maut. Bukan tanpa alasan Tuhan meminta kita mundur, yaitu karena Dia begitu mengasihi kita, dan dia ingin agar kita dapat meraih apa yang lebih besar lagi di masa yang akan datang. Di dalam pimpinan Tuhan, lebih baik mundur selangkah jika itu memang mau Tuhan, karena Tuhan pasti akan membawa kita melangkah bahkan melompat jauh ke depan ketika kita mau taat kepadaNya.


Bacaan Alkitab: Keluaran 14:1-4
14:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa, demikian:
14:2 "Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka balik kembali dan berkemah di depan Pi-Hahirot, antara Migdol dan laut; tepat di depan Baal-Zefon berkemahlah kamu, di tepi laut.
14:3 Maka Firaun akan berkata tentang orang Israel: Mereka telah sesat di negeri ini, padang gurun telah mengurung mereka.
14:4 Aku akan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia mengejar mereka. Dan terhadap Firaun dan seluruh pasukannya Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku, sehingga orang Mesir mengetahui, bahwa Akulah TUHAN." Lalu mereka berbuat demikian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.