Jumat, 09 Juli 2021

Makna Keterhilangan (11): Nyaris Kehilangan Kodrat

 Jumat, 9 Juli 2021

Bacaan Alkitab: Lukas 15:16

Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya. (Luk 15:16)


Makna Keterhilangan (11): Nyaris Kehilangan Kodrat

 

Kita telah belajar sampai dengan saat ini bahwa ada beberapa makna keterhilangan dari ketiga perikop yang kita telah pelajari selama ini. Keterhilangan dapat dimaknai sebagai tidak berada di tempat yang semestinya, sesat, dan lain sebagainya. Akan tetapi, salah satu makna keterhilangan yang paling berbahaya adalah keterhilangan kodrat. Adalah bahaya jika seorang manusia sudah tidak lagi mengerti akan kodratnya sebagai manusia. Ketika manusia sudah kehilangan kodratnya sebagai manusia, maka hal itu akan sangat berbahaya karena segala macam moral, budi pekerti, dan agama sudah tidak akan berpengaruh lagi.

Setelah menghadapi kondisi krisis, maka si anak bungsu pergi kepada seorang majikan dan kemudian si anak bungsu disuruh untuk menjaga babinya. Pekerjaan sebagai penjaga babi adalah suatu pekerjaan yang sangat hina, dan mungkin hanya akan menjadi suatu alternatif terakhir bagi orang Yahudi mengingat babi adalah hewan yang haram. Dalam pekerjaannya yang baru ini, si anak bungsu kemudian merasa lapar. Mungkin ketika ia melamar pekerjaan tersebut, ia sudah kehabisan uang dan makanan sehingga tidak sempat makan pagi atau makan siang. Ketika itulah ia sangat lapar dan ingin makan, sehingga ia sampai pada satu titik dimana ia ingin mengisi perutnya dengan makanan babi (ay. 16a).

Kata “ingin” dalam ayat ini dalam bahasa aslinya adalah epethymei (ἐπεθύμει) dari akar kata epithumeó (ἐπιθυμέω) yang menunjukkan suatu nafsu atau keinginan yang sangat tinggi akan sesuatu hal. Bisa jadi hal ini menunjukkan bahwa si anak bungsu sudah sangat lapar dan sangat ingin memakan sesuatu. Bahkan sesungguhnya jika ada yang mau memberikan makanan babi kepadanya, maka tanpa ragu ia akan memakannya, sekalipun itu adalah ampas yang bukan makanan manusia secara umum. Sayangnya, tidak ada orang yang mau memberikan makanan babi itu kepada si anak bungsu.

Bayangkan jika seorang manusia sudah tidak peduli lagi akan makanan apa yang dapat ia makan. Bahkan si anak bungsu akan bersedia makan makanan babi sekalipun (yang adalah makanan bagi hewan haram). Hal ini seakan-akan sudah melampaui batas kemanusiaan yang wajar. Tetapi inilah yang dialami oleh si anak bungsu. Dahulu ia adalah seorang yang terhormat, anak dari seorang ayah yang terhormat pula. Ia memiliki banyak hewan ternak seperti kambing, domba, lembu, dan lain sebagainya. Jika ia lapar, ia dapat menyuruh salah satu orang upahan bapanya untuk menyiapkan makanan. Bahkan mungkin ia dapat memakan jenis makanan yang enak dan mengenyangkan. Akan tetapi, karena ia salah mengambil keputusan, maka harta miliknya habis sama sekali, dan ia bahkan harus makan makanan babi untuk dapat bertahan hidup. Secara sederhana, kita dapat melihat bahwa dengan memakan makanan yang sama, maka saat itu, si anak bungsu sudah hampir kehilangan kodratnya sebagai manusia dan “nyaris” menjadi sama seperti babi.

Hal inilah yang cukup berbahaya bagi manusia jika ia tidak sadar akan kodratnya dan kemudian meninggal kodratnya tersebut. Terlebih bagi orang percaya yang sebenarnya berkodrat sebagai anak-anak Allah. Bayangkan jika ada manusia yang berkodrat sebagai anak-anak Allah, namun kemudian kehilangan kodrat yang mulia itu. Hal ini sudah dialami oleh Adam dan Hawa, yang kemudian terusir dari Taman Eden karena melanggar perintah Allah. Kita juga dapat melihat bagaimana Esau tidak menyadari kodratnya sebagai anak sulung Ishak dan kemudian menjual hak kesulungannya dengan harga yang sangat murah.

Demikian juga kita harus mengingat kodrat kita supaya kita jangan sampai terhilang dan kehilangan kodrat tersebut. Kita adalah orang-orang yang sudah ditebus dengan darah Yesus yang sangat mahal. Oleh karena itu seharusnya kita sudah mati dari kodrat manusia lama kita, dan mengenakan kodrat ilahi yang baru melalui karya penebusan Yesus di atas kayu salib. Jangan sampai kita terhilang dan kehilangan kodrat ilahi tersebut. Jangan sampai kita terjerat oleh dosa, keinginan dunia, percintaan dunia, dan hal apapun yang dapat membuat kita melupakan dan meninggalkan kodrat kita tersebut. Belajarlah dari kisah anak bungsu ini, supaya kita jangan melakukan kesalahan yang sama seperti yang si anak bungsu ini lakukan.

 

Bacaan Alkitab: Lukas 15:16

15:16 Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.