Kamis, 13 Oktober 2011

Terbuka dan Kritis

Jumat, 14 Oktober 2011

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 17:10-12

“… karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.” (Kis 17:11b)


Terbuka dan Kritis

Paulus dalam perjalanannya mengabarkan Injil, sudah melalui banyak kota dan daerah. Ciri khas Paulus dalam menginjil adalah dengan cara masuk ke dalam rumah ibadat Yahudi dan memberitakan tentang kematian dan kebangkitan Yesus Kristus di sana. Tentunya hal tersebut tidak mudah mengingat bangsa Yahudi kebanyakan tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Seringkali Paulus beradu argumen dengan para ahli-ahli Taurat di dalam rumah ibadat tersebut.

Tetapi apa yang kita baca pada hari ini menunjukkan sesuatu yang sedikit berbeda. Dikatakan bahwa ketika Paulus dan Silas tiba di kota Berea, mereka menemukan orang-orang Yahudi yang lebih baik hatinya dibandingkan dengan kebanyakan orang Yahudi yang mereka temui sebelumnya (ay. 2). Kalau kita baca Alkitab khususnya di Perjanjian Baru, di sana dikatakan bahwa hampir semua orang Yahudi adalah orang yang keras kepala. Para ahli Taurat, misalnya, selalu menganggap diri mereka lebih tinggi dari orang lain. Belum lagi kelompok Farisi dan Saduki. Mungkin hanya Nikodemus, Yusuf dari Arimatea, dan orang Yahudi di Berea ini yang digambarkan sebagai “orang Yahudi yang baik hatinya” dalam Alkitab.

Apa yang membuat orang-orang Yahudi di Berea ini lebih baik hatinya? Alkitab mengatakan ada dua hal yang membuat orang-orang Yahudi di Berea ini dikatakan lebih baik hatinya:

Pertama, orang-orang Yahudi di Berea menerima firman dengan segala kerelaan hati. Orang Yahudi di Berea tidak menutup diri terhadap Firman Tuhan, bahkan terhadap Firman yang disampaikan Paulus, yang mungkin sedikit “bertentangan” dengan apa yang mereka percaya selama ini. Mereka menerima setiap Firman yang ada dengan segala kerelaan hati. Kerelaan hati di sini menunjukkan sikap terbuka dari orang Yahudi di Berea tersebut. Mereka terbuka terhadap Firman yang mungkin menegor mereka, mendidik mereka ataupun mengajar mereka.

Kedua, orang-orang Yahudi di Berea setiap hari menyelidiki Kitab Suci. Jadi, walaupun orang Yahudi di Berea ini seakan-akan menerima Firman tersebut dengan bulat-bulat, namun sesungguhnya mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui apakah memang seperti itu yang tertulis di Kitab Suci. Mereka membandingkan ajaran Paulus dengan Kitab Suci. Hebatnya lagi, mereka melakukannya setiap hari, bukan setiap minggu atau bahkan sebulan sekali. Orang Yahudi di Berea ini adalah orang-orang yang rajin menyelidiki Kitab Suci.

Dampak dari sikap orang-orang Yahudi di Berea ini akhirnya banyak di antara mereka yang percaya kepada Tuhan. Bahkan tidak hanya orang Yahudi yang percaya, tetapi juga ada beberapa orang Yunani, bahkan termasuk perempuan-perempuan yang terkemuka. Sikap terbuka namun kritis dari orang-orang Yahudi di Berea ini membawa mereka mengenal kasih Kristus. Saya rasa, karena mereka memang menyelidiki Kitab Suci dengan tekun dan teliti, mereka dapat dengan mudah memahami bahwa Yesus adalah Mesias, tidak hanya bagi bangsa Yahudi tetapi juga bagi semua bangsa.

Bagaimana dengan kita? Berapa sering kita menyelidiki Kitab Suci kita? Atau jangan-jangan kita hanya membaca Alkitab pada saat hari minggu saja di Gereja? Kalau kita sendiri jarang membaca Kitab Suci, bagaimana kita dapat memiliki iman yang baik? Kalau kita tidak memiliki iman, bagaimana kita dapat bertahan di tengah-tengah dunia ini? Membaca Kitab Suci juga bermanfaat agar kita tidak terpengaruh akan ajaran-ajaran yang sesat atau yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan (tidak alkitabiah). Tuhan Yesus mengingatkan kita agar kita waspada terhadap nabi-nabi palsu (Mat 7:15). Di akhir zaman ini juga akan semakin banyak nabi palsu yang menyesatkan orang (Mat 24:11). Satu-satunya cara agar kita tidak disesatkan adalah dengan memiliki iman yang teguh dengan cara menyelidiki Kitab Suci. Bukan berarti kita sombong, tetapi kita juga perlu mengkritisi Firman yang kita terima. Jangan menerima Firman Tuhan mentah-mentah, tetapi selidikilah apakah memang tertulis seperti itu di Alkitab. Bahkan jika perlu, saya akan sangat senang sekali jika ada yang mengkritisi tulisan saya apabila ada yang dirasa kurang pas dengan apa yang tertulis dalam Alkitab. Mari mulai hari kita menjadi orang-orang percaya yang terbuka terhadap penyampaian Firman Tuhan, namun tetap kritis agar kita tidak disesatkan, terlebih di masa-masa akhir zaman seperti saat ini.

Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 17:10-12

17:10 Tetapi pada malam itu juga segera saudara-saudara di situ menyuruh Paulus dan Silas berangkat ke Berea. Setibanya di situ pergilah mereka ke rumah ibadat orang Yahudi.

17:11 Orang-orang Yahudi di kota itu lebih baik hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.

17:12 Banyak di antara mereka yang menjadi percaya; juga tidak sedikit di antara perempuan-perempuan terkemuka dan laki-laki Yunani.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.