Rabu, 25 Mei 2016

Menantikan Langit Baru dan Bumi Baru


Kamis, 26 Mei 2016
Bacaan Alkitab: 2 Petrus 3:10-14
“Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.” (2 Ptr 3:13)


Menantikan Langit Baru dan Bumi Baru


Jika mau jujur, sebenarnya dunia yang kita tempati ini tidaklah semakin baik dari waktu ke waktu. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, banyak orang berpikir bahwa hal itu akan membuat dunia ini semakin baik. Akan tetapi Firman Tuhan hari ini jelas mengatakan bahwa akan datang suatu hari, yang disebut hari Tuhan. Pada hari itu, langit dan bumi yang kita diami  saat ini akan lenyap. Bahkan Alkitab menggunakan kalimat yang luar biasa untuk menggambarkannya, yaitu unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, serta bumi dan seluruh isinya akan hilang lenyap (ay. 10).

Tentu kita tidak tahu bagaimana teknis bumi ini akan hancur. Mungkin oleh perang nuklir yang akan menghancurkan bumi, atau dengan cara lain. Akan tetapi, kita harus sadar bahwa hal itu pasti akan terjadi. Oleh karena itu Petrus mengingatkan kita agar kita harus hidup dengan sangat suci dan saleh, supaya kita terhindar dari kehancuran bumi ini (ay. 11). Petrus pun menyatakan bahwa kita (orang percaya yang sungguh-sungguh hidup suci dan saleh) adalah orang-orang yang mempercepat kedatangan hari Allah (ay. 12). Hal ini juga paralel dengan ayat lain yang menyatakan bahwa jika waktunya tidak dipersingkat, maka tidak akan ada yang selamat (Mat 24:24). 

Hal ini menunjukkan kondisi dunia di akhir zaman yang luar biasa sukar bagi orang percaya atau orang yang beriman. Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar (2 Tim 3:1). Dan Tuhan Yesus pun berkata bahwa jika Anak Manusia datang, apakah Ia akan mendapati adanya iman di bumi? (Luk 18:8). Ini menunjukkan bahwa pada akhir zaman, akan datang masa yang sukar yang dapat menyapu bersih iman kekristenan yang benar. Perkembangan teknologi bukan menolong manusia untuk hidup lebih dekat dengan Tuhan, melainkan di sisi lain akan membawa manusia semakin jauh dari Tuhan. Kehidupan masyarakat hari ini pun telah membawa kekristenan ke titik kritis, dimana jika orang percaya tidak hati-hati, maka iman yang dimiliki akan tergerus.

Oleh sebab itu, bagian kita adalah berusaha untuk hidup suci dan saleh. Dalam hal ini tidak hanya dilihat dari ritual ibadah yang kita lakukan (misalnya: setiap hari Minggu pergi ke gereja, berdoa sebelum makan, mengenakan kalung salib, dan lain sebagainya), akan tetapi kita harus mengerti dan melakukan kehendak Allah dalam hidup kita setiap saat. Kita harus dapat hidup di dalam kebenaran, yaitu di dalam kebenaran Firman Tuhan yang menguduskan kita (Yoh 17:17). Ingat ketika dunia ini akan hancur dan lenyap, Tuhan akan menyediakan langit baru dan bumi baru bagi kita untuk kita diami. Akan tetapi, hanya orang-orang yang benar saja (yang hidup dalam kebenaran) yang dapat masuk ke dalamnya (ay 13).

Marilah kita senantiasa berusaha untuk hidup tak bercacat dan tak bercela di hadapan Tuhan (ay. 14). Marilah kita juga menantikan langit baru dan bumi baru dengan setia dan sungguh-sungguh. Bahkan tidak hanya menantikan, tetapi juga merindukannya sehingga hal tersebut boleh menjiwai segala pikiran, perasaan, keinginan, dan tindakan kita sehari-hari. Biarlah perkara-perkara yang di atas boleh mengisi pikiran kita (Kol 3:2), sehingga dalam apapun yang kita lakukan, kita senantiasa memiliki jangkauan pandang yang jauh ke depan, yaitu ke langit baru dan bumi baru yang akan kita diami kelak, yang Tuhan sediakan bagi anak-anak-Nya yang mau hidup dalam kebenaran.


Bacaan Alkitab: 2 Petrus 3:10-14
3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
3:11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup
3:12 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.
3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.
3:14 Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.


Kesempurnaan Yesus yang Menjadikan-Nya Pokok Keselamatan


Rabu, 25 Mei 2016
Bacaan Alkitab: Ibrani 5:8-10
“Dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” (Ibr 5:9)


Kesempurnaan Yesus yang Menjadikan-Nya Pokok Keselamatan


Ketika membaca bacaan ayat Alkitab ini, paling tidak akan muncul dua buah pertanyaan, yaitu: 1) Kapan Yesus mencapai kesempurnaan-Nya?; dan 2) Apa artinya menjadi pokok keselamatan?. Renungan hari ini akan mencoba menjawab secara sederhana tentang kedua pertanyaan tersebut.

Pertama, kapan Yesus mencapai kesempurnaan-Nya? Jika kita mau menjawab pertanyaan ini, kita harus mengerti betul kata yang digunakan dalam bahasa aslinya (bahasa Yunani), yaitu kata “teleios” (τέλειος) . Kata tersebut dapat diartikan sebagai “mencapai akhir, lengkap, utuh, sempurna”. Dengan demikian, kita dapat lebih memahami bahwa Yesus tidak dapat dikatakan sempurna ketika Ia baru lahir di dunia ini, melainkan baru dapat dikatakan sempurna ketika Ia telah dapat membuktikan bahwa hidup-Nya telah sempurna, yaitu ketika Ia menunjukkan kehidupan yang tak bercacat dan tak bercela, ketika Ia menunjukkan ketaatan-Nya dan kesetiaan-Nya kepada kehendak Bapa, hingga Ia mati di atas kayu salib. Perhatikan bahwa salah satu ucapan terakhir Yesus Kristus adalah “sudah selesai” (selesai = teleios) yang menunjukkan bahwa Ia telah mencapai kesempurnaan hidup di dunia ini ketika ia telah taat sampai mati di atas kayu salib (Flp 2:8)

Kedua, apa artinya menjadi pokok keselamatan? Perlu dipahami bahwa kata “pokok” dalam bahasa aslinya menggunakan kata “aitios” (αἴτιος). Kata tersebut dapat diartikan sebagai penulis atau penggubah (author/composer). Seorang penggubah (biasanya dalam hal musik, dalam hal ini misalnya musik klasik) adalah seorang yang menciptakan komposisi musik (nada-nada lagu), dan menulisnya dalam bentuk notasi musik (not balok atau not angka), sehingga orang lain yang membaca notasi musik tersebut dapat memainkan komposisi musik tersebut dengan sempurna sesuai dengan yang dimaksud oleh sang penggubah.

Jadi jelas bahwa Tuhan Yesus telah menjadi sempurna melalui ketaatan-Nya yang luar biasa terhadap kehendak Allah Bapa, hingga kematian-Nya di atas kayu salib. Dan melalui kesempurnaan-Nya tersebut, Tuhan Yesus meninggalkan suatu “notasi musik” yang harus kita ikuti dengan seksama, supaya hidup kita juga boleh menjadi sempurna sama seperti Tuhan Yesus telah menjadi sempurna di hadapan Allah Bapa. Agama lain diluar kekristenan tidak mengenal hal ini karena mereka tidak mengakui Tuhan Yesus telah berjuang untuk hidup sempurna (dan telah mencapai kesempurnaan-Nya), sehingga mereka tidak memiliki model atau pokok keselamatan yang harus mereka teladani. Sebaliknya, kekristenan memiliki Yesus Kristus sebagai pokok keselamatan yang membuat kita juga dimungkinkan diselamatkan, yaitu dikembalikan kepada rancangan semula.

Keselamatan hanya ada di dalam nama Tuhan Yesus Kristus. Dalam hal ini kita perlu mengenal pribadi Yesus Kristus dengan lebih mendalam, melalui Firman-Nya dan melalui persekutuan pribadi dengan diri-Nya sendiri. Yesus Kristus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di dunia ini dengan sempurna dan menjadi pokok keselamatan bagi kita. Selanjutnya bagian kita adalah untuk menjalani hidup seperti Tuhan Yesus hidup, sehingga kita juga boleh mengambil bagian dalam keselamatan yang direncanakan Allah bagi setiap orang yang mau percaya kepada-Nya.


Bacaan Alkitab: Ibrani 5:8-10
5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
5:10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan Melkisedek.