Rabu, 25 Mei 2016
Bacaan
Alkitab: Ibrani 5:8-10
“Dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan
yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya” (Ibr 5:9)
Kesempurnaan Yesus yang Menjadikan-Nya Pokok Keselamatan
Ketika membaca bacaan ayat Alkitab ini,
paling tidak akan muncul dua buah pertanyaan, yaitu: 1) Kapan Yesus mencapai
kesempurnaan-Nya?; dan 2) Apa artinya menjadi pokok keselamatan?. Renungan hari
ini akan mencoba menjawab secara sederhana tentang kedua pertanyaan tersebut.
Pertama, kapan Yesus mencapai
kesempurnaan-Nya? Jika kita mau menjawab pertanyaan ini, kita harus mengerti
betul kata yang digunakan dalam bahasa aslinya (bahasa Yunani), yaitu kata “teleios” (τέλειος) . Kata tersebut dapat diartikan sebagai “mencapai akhir,
lengkap, utuh, sempurna”. Dengan demikian, kita dapat lebih memahami bahwa
Yesus tidak dapat dikatakan sempurna ketika Ia baru lahir di dunia ini,
melainkan baru dapat dikatakan sempurna ketika Ia telah dapat membuktikan bahwa
hidup-Nya telah sempurna, yaitu ketika Ia menunjukkan kehidupan yang tak
bercacat dan tak bercela, ketika Ia menunjukkan ketaatan-Nya dan kesetiaan-Nya
kepada kehendak Bapa, hingga Ia mati di atas kayu salib. Perhatikan bahwa salah
satu ucapan terakhir Yesus Kristus adalah “sudah selesai” (selesai = teleios) yang menunjukkan bahwa Ia telah
mencapai kesempurnaan hidup di dunia ini ketika ia telah taat sampai mati di
atas kayu salib (Flp 2:8)
Kedua, apa artinya menjadi pokok
keselamatan? Perlu dipahami bahwa kata “pokok” dalam bahasa aslinya menggunakan
kata “aitios” (αἴτιος). Kata tersebut dapat diartikan sebagai penulis atau penggubah
(author/composer). Seorang penggubah (biasanya dalam hal musik, dalam hal
ini misalnya musik klasik) adalah seorang yang menciptakan komposisi musik
(nada-nada lagu), dan menulisnya dalam bentuk notasi musik (not balok atau not
angka), sehingga orang lain yang membaca notasi musik tersebut dapat memainkan
komposisi musik tersebut dengan sempurna sesuai dengan yang dimaksud oleh sang
penggubah.
Jadi jelas bahwa Tuhan Yesus telah
menjadi sempurna melalui ketaatan-Nya yang luar biasa terhadap kehendak Allah
Bapa, hingga kematian-Nya di atas kayu salib. Dan melalui kesempurnaan-Nya
tersebut, Tuhan Yesus meninggalkan suatu “notasi musik” yang harus kita ikuti
dengan seksama, supaya hidup kita juga boleh menjadi sempurna sama seperti
Tuhan Yesus telah menjadi sempurna di hadapan Allah Bapa. Agama lain diluar
kekristenan tidak mengenal hal ini karena mereka tidak mengakui Tuhan Yesus telah
berjuang untuk hidup sempurna (dan telah mencapai kesempurnaan-Nya), sehingga
mereka tidak memiliki model atau pokok keselamatan yang harus mereka teladani.
Sebaliknya, kekristenan memiliki Yesus Kristus sebagai pokok keselamatan yang
membuat kita juga dimungkinkan diselamatkan, yaitu dikembalikan kepada
rancangan semula.
Keselamatan hanya ada di dalam nama
Tuhan Yesus Kristus. Dalam hal ini kita perlu mengenal pribadi Yesus Kristus
dengan lebih mendalam, melalui Firman-Nya dan melalui persekutuan pribadi
dengan diri-Nya sendiri. Yesus Kristus telah menyelesaikan pekerjaan-Nya di
dunia ini dengan sempurna dan menjadi pokok keselamatan bagi kita. Selanjutnya
bagian kita adalah untuk menjalani hidup seperti Tuhan Yesus hidup, sehingga
kita juga boleh mengambil bagian dalam keselamatan yang direncanakan Allah bagi
setiap orang yang mau percaya kepada-Nya.
Bacaan
Alkitab: Ibrani 5:8-10
5:8 Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa
yang telah diderita-Nya,
5:9 dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan
yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,
5:10 dan Ia dipanggil menjadi Imam Besar oleh Allah, menurut peraturan
Melkisedek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.