Jumat, 29 Maret 2013

Orang Pertama yang Masuk Surga karena Percaya Kepada Yesus Kristus



Sabtu, 30 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Lukas 23:39-43
Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."” (Luk 23:43)


Orang Pertama yang Masuk Surga karena Percaya Kepada Yesus Kristus


Pasti kita pernah membaca tentang dua orang penjahat yang disalibkan bersama-sama dengan Tuhan Yesus. Alkitab menulis bahwa salau seorang penjahat tersebut menghujat Yesus, “Bukankah Engkau mengatakan bahwa dirimu adalah Kristus (Mesias)? Mengapa Engkau juga disalib? Selamatkan diriMu dan juga selamatkan kami. Buktikan bahwa Engkau adalah Mesias” (ay. 39). Penjahat yang pertama ini mungkin sudah diliputi kebencian yang luar biasa, dan dalam hatinya tidak ada penyesalan. Jadi ketika ia tertangkap dan disalibkan (yang merupakan bentuk hukuman mati pada zaman Romawi), maka ia pun bersikap skeptis dan menantang orang lain, termasuk Yesus.

Akan tetapi penjahat yang kedua, sadar bahwa ia memang salah, ditangkap dan dihukum mati karena kesalahannya. Oleh karena itu penjahat kedua ini menegor penjahat yang pertama (ay. 40-41) karena ia tahu bahwa Yesus sebenarnya bukan dihukum atas kesalahannya. Penjahat yang kedua ini tahu bahwa Yesus adalah Mesias, sehingga ia pun mengucapkan satu kalimat yang luar biasa bagi seorang penjahat, bahkan bagi seorang manusia biasa sekalipun, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja” (ay. 42). Secara tidak langsung Ini adalah pengakuan bahwa Yesus adalah Mesias. Penjahat yang kedua ini percaya bahwa Yesus adalah Mesias, dan mempertaruhkan kepercayaannya tersebut dengan mengucapkan perkataannya itu kepada Yesus. Tidak salah bahwa kemudian Yesus menjawab, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (ay. 43).

Penjahat yang kedua itu sudah melakukan dua hal penting, yang menyebabkan dirinya selamat dan masuk surga: Pertama, iya percaya bahwa Yesus adalah Mesias (Juru selamat), dan yang kedua, ia mengucapkan hal itu dengan mulutnya sendiri. Tuhan berkata bahwa jika kita mengaku dengan mulut kita, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati kita, bahwa Allah telah membangkitkan Yesus Kristus dari antara orang mati, maka kita akan diselamatkan (Rm 10:9). Penjahat ini mungkin belum melihat secara langsung bahwa Yesus akan bangkit dari kematian, tetapi dengan  ucapannya bahwa “Yesus akan datang sebagai Raja”, maka sesungguhnya inilah yang dimaksud penjahat tersebut, bahwa ia percaya suatu saat nanti Tuhan Yesus akan datang kembali, dan tidak mungkin Tuhan Yesus dapat datang jika ia tidak bangkit dari kematian.

Menurut pendapat saya, orang ini adalah orang pertama yang menerima kasih karunia Allah melalui Yesus Kristus. Ia adalah orang pertama yang masuk surga karena percaya kepada Yesus Kristus. Murid-murid Tuhan mungkin saja sudah lebih dahulu percaya kepada Tuhan, tetapi mereka mati setelah penjahat ini mati. Penjahat ini mungkin saja hanya beberapa jam berada bersama-sama dengan Yesus di atas kayu salib, tetapi penjahat ini memanfaatkan waktu yang ada dan momen yang sangat penting ini, untuk percaya kepada Yesus. Ia menerima keselamatan itu di waktu-waktu terakhir masa hidupnya.

Saya tidak tahu apakah anda sudah percaya kepada Yesus Kristus atau belum. Banyak orang yang membaca renungan saya secara kebetulan, dan mungkin salah satunya adalah anda. Tetapi saya tidak percaya pada kebetulan semata. Saya percaya bahwa mungkin hari ini Tuhan yang menggerakkan anda untuk membaca renungan saya. Jika anda belum yakin akan keselamatan anda setelah anda mati, percayalah kepada Yesus Kristus, karena tidak ada nama lain selain nama Yesus Kristus yang dapat menyelamatkan anda (Kis 4:12). Bagi anda yang sudah mengaku diri anda Kristen, perhatikan apakah hidup anda sudah sungguh-sungguh berkenan di hadapan Tuhan, atau apakah anda masih hidup dalam dosa-dosa anda. Jangan sia-siakan waktumu. Manfaatkan waktu yang ada ini untuk kembali memperbaharui komitmen anda dengan Tuhan. Tuhan mati untuk saya, untuk anda, dan untuk siapa saja yang mau percaya kepadaNya. Mari di momen hari Jumat Agung dan Minggu Paskah ini kita kembali ingat pengorbanan Yesus. Jangan sia-siakan penderitaan dan kematian Yesus, tetapi bertobatlah, berilah diri kita diselamatkan dan hiduplah menurut jalan Tuhan hari lepas hari, sampai kita akhirnya masuk ke dalam surga yang kekal dan mulia.


Bacaan Alkitab: Lukas 23:39-43
23:39 Seorang dari penjahat yang di gantung itu menghujat Dia, katanya: "Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diri-Mu dan kami!"
23:40 Tetapi yang seorang menegor dia, katanya: "Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama?
23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."

Kamis, 28 Maret 2013

Harta Melimpah Belum Tentu Membuat Kita Tidur Nyenyak



Jumat, 29 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Mazmur 4:8-9
Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.” (Mzm 4:9)


Harta Melimpah Belum Tentu Membuat Kita Tidur Nyenyak


Banyak dari kita yang berpikir, “Ah andai aku punya kekayaan yang sangat banyak, rumah yang mewah, isteri yang cantik, dan harta-harta lainnya, aku pasti akan sangat bahagia. Aku bisa menikmati hidupku dan bisa hidup dalam ketenangan”. Benarkah demikian? Memang ada benarnya juga. Kekayaan yang kita miliki bisa membuat kita bisa membeli banyak hal, tetapi ingat bahwa kekayaan itu tidak bisa membeli semua hal.

Saya mulai dari hal yang paling sederhana saja: orang yang semakin kaya, apakah ia bisa tidur dengan nyenyak? Mungkin ia bisa membeli rumah yang mewah dengan uangnya, kasur yang sangat empuk dan AC yang dingin, sprei dan selimut yang bermerek dan mahal. Tetapi semua kemewahan tersebut belum tentu dapat membuatnya tidur nyenyak. Saya sendiri lebih suka tidur di atas tikar tapi saya bisa tidur nyenyak daripada tidur di tempat yang sangat empuk tetapi hati saya tidak tenang sehingga saya tidak bisa tidur.

Alkitab sendiri mengatakan bahwa orang fasik yang hidupnya penuh dengan kelimpahan, baik kelimpahan gandum dan anggur (yang berbicara tentang makanan dan minuman yang mewah), mereka sebenarnya kehilangan satu hal yang sangat penting, yaitu sukacita dari Tuhan (ay. 8). Mereka mungkin bisa menikmati hiburan yang mewah dengan uang mereka, tetapi sebenarnya mereka hanya bersenang-senang dalam kehampaan. Cara paling mudah adalah melihat apakah mereka dapat tidur dengan nyenyak dalam segala kekayaan mereka? Orang yang hidup dalam kasih karunia Tuhan akan dapat tidur dengan nyenyak (ay. 9a), sementara orang yang hidup tanpa Tuhan, walaupun ia sangat kaya sekalipun tetapi tidurnya tidak nyenyak, karena ia tidak selalu memikirkan hartanya, kekayaannya, dan segala urusan duniawi mereka.

Saya tidak tahu apakah saat ini anda sedang sulit tidur? Jika ya, mungkin ada sesuatu hal yang harus kita bereskan dengan Tuhan terlebih dahulu, mungkin itu dosa yang pernah kita lakukan, atau janji kepada Tuhan yang belum kita tepati, dan lain sebagainya. Jika itu yang menjadi kendala, mau tidak mau hal-hal tersebut harus kita selesaikan terlebih dahulu.

Di sisi lain, bisa saja kita menjadi sulit tidur karena Tuhan ingin berbicara kepada kita. Jika itu yang menjadi penyebab, mungkin tidak ada salahnya kita memanfaatkan waktu kita yang masih terbangun di malam hari untuk berdoa, membaca Alkitab, atau bersaat teduh dengan Tuhan. Bukan berarti saya mengatakan bahwa Alkitab akan menjadi semacam “obat” agar kita mengantuk, tetapi daripada kita masih terbangun di tengah malam tanpa melakukan aktivitas yang jelas, bukankah lebih baik kita menggunakan waktu tersebut sebagai waktu khusus  bagi Tuhan?

Janji Tuhan adalah bahwa orang yang percaya kepada Tuhan akan dapat membaringkan diri dengan tenteram. Mau kita tidak punya uang, mau kita sedang ada masalah seberat apapun, kita akan dapat diam dengan tenang, karena kita percaya bahwa Tuhan ada beserta kita, dan Tuhan pasti menjaga kita. Orang yang mengandalkan kekayaan, satpam, dan lain sebagainya, sadar bahwa semua itu tidak akan dapat menjaga mereka sebaik Tuhan yang menjaga kita. Jadi, mengapa kita masih kuatir? Berdoalah kepada Tuhan setiap kita akan tidur, menyerahkan diri dan hidup kita kepadaNya, dijamin kita akan dapat tidur dengan nyenyak.


Bacaan Alkitab: Mazmur 4:8-9
4:8 Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur.
4:9 Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman.

Rabu, 27 Maret 2013

Jangan Mengingini Apa yang Bukan Hak Kita



Kamis, 28 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Keluaran 20:1-17
Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu.” (Kel 20:17)


Jangan Mengingini Apa yang Bukan Hak Kita


Jika kita hendak membeli suatu buku, katakanlah suatu novel, bagaimana kita bisa tahu bahwa suatu buku itu adalah buku yang bagus, ketika buku tersebut masih terbungkus plastik di toko buku? Bagaimana kita bisa tahu bahwa isi buku itu sesuai dengan apa yang kita cari, padahal buku tersebut tidak dapat kita baca bagian dalamnya? Jawabannya sederhana. Kita bisa melihat isi dari buku itu dari halaman pertama dan halaman terakhir buku tersebut. Halaman pertama yang saya maksud dalah sampul depan, dimana di situ biasanya tercantum judul buku dan nama pengarang atau penulis, dan sampul belakang, dimana di situ biasanya tercantung ringkasan singkat atau intisari dari buku tersebut.

Saya mendapatkan inspirasi tersebut dan ternyata hal ini cukup relevan untuk menjelaskan tentang bacaan Alkitab kita hari ini, yaitu tentang sepuluh Perintah Allah atau sepuluh Hukum Allah dalam Keluaran 20:1-17. Saya tidak akan menjelaskan satu persatu tentang hukum Allah tersebut, tetapi saya hanya ingin menyoroti hukum pertama dan hukum yang terakhir (hukum kesepuluh). Tanpa mengecilkan makna hukum-hukum lainnya, saya melihat ada penekanan Tuhan dalam hukum yang pertama dan hukum yang terakhir tersebut.

Hukum yang pertama sangat sederhana: “Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku” (ay. 1-3). Ini merupakan penekanan yang penting, karena dalam hukum pertama ini, Tuhan menyatakan diri sebagai Tuhan orang Israel, Tuhan yang membawa bangsa Israel keluar dari dalam Mesir. Ibarat sampul depan, hukum pertama ini menunjukkan siapa yang menciptakan bangsa Israel, siapa yang memilih bangsa Israel, dan siapa yang menyertai bangsa Israel. Dialah TUHAN, Allah yang berkuasa di bumi dan di surga. Oleh karena itu Tuhan pun memberi perintaha pertama kepada bangsa Israel, yaitu agar bangsa Israel mengenal Tuhan mereka dan agar mereka tidak memiliki allah lain di hadapanNya. Ini adalah hal yang penting, karena jika hal ini tidak dijelaskan di awal, nanti bangsa Israel tidak akan tahu mereka harus beribadah kepada siapa. Tuhan menunjukkan posisinya di hadapan bangsa Israel agar mereka beribadah hanya kepadaNya.

Selanjutnya, saya meminta para pembaca untuk membaca hukum-hukum selanjutnya, mulai dari hukum kedua hingga hukum kesembilan (ay. 4-16). Sekali lagi tanpa mengecilkan arti hukum-hukum tersebut, mari kita langsung melihat ke hukum kesepuluh yaitu “Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu" (ay. 17). Menjadi bahan diskusi yang cukup menarik mengapa Tuhan menaruh hukum ini pada posisi hukum yang terakhir?

Menurut saya, hukum terakhir ini sungguh penting. Kita dilarang untuk mengingini apa yang dimiliki sesama kita. Dalam konteks yang lebih luas, saya melihat bahwa dalam hukum kesepuluh ini, manusia dilarang untuk mengingini apa yang bukan menjadi hak kita, apalagi memiliki apa yang bukan menjadi hak kita. Jika mengingini saja sudah merupakan dosa, apalagi memiliki? Sayangnya banyak orang Israel (dan juga orang percaya) yang masih belum mengerti prinsip ini. Mereka berpikir bahwa hukum-hukum yang lain itu penting dan jauh lebih penting. Padahal menurut saya, kunci hukum Taurat (sepuluh Hukum Allah) itu ada di kedua hukum tadi (hukum pertama dan hukum kesepuluh).

Tuhan meminta kita untuk tunduk kepadaNya dan tidak menyembah allah lain selain diriNya. Di sisi lain Tuhan meminta kita untuk tidak mengambil dan mengingin apa yang bukan menjadi hak kita. Ini adalah inti dari semuanya. Dalam Perjanjian Baru Yesus mengajarkan tentang hal ini: Kita harus memberikan kepada Tuhan apa yang menjadi hak Tuhan (Luk 20:25).

Dosa itu timbul awal mulanya dari keinginan akan hal yang salah. Tidak salah jika kita mengingini sesuatu yang benar, misal ingin membeli mobil. Selama kita ingin membeli mobil dari sumber uang yang benar (gaji dari kantor, atau hasil usaha), hal itu tidak apa-apa. Tetapi akan menjadi masalah jika kita mengingini sesuatu dengan dasar yang salah. Kita akan menghalalkan segala cara agar dapat memilikinya, termasuk misalnya mencuri uang perusahaan, korupsi, atau bahkan mencuri mobil agar kita bisa memilikinya. Keinginan yang salah tersebut apabila tidak cepat-cepat dihilangkan akan membuat kita jatuh ke dalam dosa.

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita hidup  berpadanan dengan Firman Tuhan ini? Memang kesepuluh Hukum Allah adalah hukum di Perjanjian Lama. Hukum ini adalah hukum yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel sebelum Yesus ada. Akan tetapi karena Tuhan yang memberikan hukum kepada bangsa Israel ini adalah Tuhan yang sama dengan Tuhan yang kita sembah saat ini. Artinya hukum tersebut  masih relevan hingga saat ini. Sudahkah kita melakukan hukum-hukum tersebut, khususnya hukum tentang menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya  Tuhan dan Allah kita, serta tidak mengingini  apa yang bukan menjadi hak atau milik kita?




Bacaan Alkitab: Keluaran 20:1-17
20:1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:
20:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.
20:3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.
20:4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.
20:5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,
20:6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.
20:7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
20:12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.
20:13 Jangan membunuh.
20:14 Jangan berzinah.
20:15 Jangan mencuri.
20:16 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.
20:17 Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apa pun yang dipunyai sesamamu."

Hati-hati, Dosa Sudah Mengintip



Rabu, 27 Maret 2013
Bacaan Alkitab: Kejadian 4:6-7
Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” (Kej 4:7)


Hati-hati, Dosa Sudah Mengintip


Semua orang pasti pernah berbuat dosa. Memang tidak ada seorang manusia pun yang sempurna. Tetapi ketahuilah, bahwa setiap orang diciptakan dengan kehendak bebas. Manusia dapat memilih apakah yang ingin ia lakukan. Sejak Adam dan Hawa memakan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, manusia pun mengenal dosa. Manusia tahu mana yang baik dan yang jahat,  tetapi karena mereka sudah dikuasai oleh dosa, manusia memiliki kecenderungan yang lebih besar untuk memilih dosa daripada memilih kebenaran.

Kain, anak pertama Adam dan Hawa, juga mengalami hal ini. Ia tidak suka melihat persembahan adiknya diterima oleh Allah dan persembahan dirinya tidak. Sebenarnya ini adalah hal yang sangat sederhana. Ada pilihan yang dihadapi Kain: menyadari kekurangannya dan memperbaiki di kemudian hari agar persembahannya diterima, atau mengikuti emosinya dan akhirnya melakukan dosa.

Bahkan Tuhan pun sudah berfirman kepada Kain: “Jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu” (ay. 7b). Maksudnya adalah Kain dihadapkan pada dua pilihan: Mau berbuat baik sehingga ia terhinda dari dosa, atau tidak mau melakukan yang baik dan akhirnya tergelincir dalam dosa. Berbuat baik di sini lebih kepada berbuat benar, yaitu berbuat sesuai kehendak Tuhan. Dosa memang selalu menggoda kita untuk melakukan apa yang tidak benar. Tetapi selama kita bergantung sepenuhnya kepada Tuhan, maka kita akan berkuasa atas dosa (ay. 7c).

Kain sendiri sebetulnya digoda dosa yang “level”nya masih rendah. Hanya karena permasalahan persembahan saja. Ia hanya iri kepada Habel karena persembahannya lebih baik. Hatinya menjadi panas, mukanya menjadi muram dan  tidak berseri (ay. 6 & 7a). Tetapi Alkitab menulis bahwa hanya karena hal yang dianggap “sepele” itulah, Kain akhirnya membunuh Habel. Ya, hanya karena panas hati akhirnya terjadi pembunuhan pertama di dunia. Lebih sedih lagi, pembunuhan pertama di dunia tersebut terjadi dilakukan oleh kakak kepada adik kandungnya yang harusnya dilindungi.

Saat ini, godaan dosa semakin berat, khususnya  kepada anak-anak Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan. Level dosa di akhir zaman ini semakin meningkat. Jangan kira anak-anak Tuhan dan pelayan-pelayan Tuhan dapat dengan mudah lolos dari dosa ini. Butuh usaha yang luar biasa dari kita agar kita mampu melawan godaan dosa itu. Jika tidak, maka siap-siaplah kita tergelincir dan jatuh ke dalam dosa. Segala godaan tersebut termasuk keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup (1 Yoh 2:16) harus dapat kita taklukkan agar hidup kita berkenan di hadapanNya.

Kita sebagai manusia sebenarnya sudah diberikan kuasa atas bumi dan segala isinya (Kej 1:26 & 28). Akan tetapi Iblis menipu kita sehingga kuasa tersebut diambil alih oleh Iblis. Kita, manusia-manusia yang sudah ditebus oleh Allah kini sudah merebut kembali kuasa yang seharusnya menjadi milik kita tersebut. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kita untuk takluk dan tunduk terhadap dosa. Kita pasti bisa berkuasa atas dosa, dalam artian tidak mau tunduk dan jatuh ke dalam dosa. Kita memiliki kuasa untuk menjadi pemenang dalam hidup ini, menjadi pemenang yang bisa berkata “tidak” kepada dosa, dan berkata “ya” kepada Tuhan.


Bacaan Alkitab: Kejadian 4:6-7
4:6 Firman TUHAN kepada Kain: "Mengapa hatimu panas dan mukamu muram?
4:7 Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya."