Senin,
27 Januari 2020
Bacaan Alkitab: Wahyu 17:15-18
Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan
membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang,
dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api. (Why 17:16)
Pornos dan Moichos (52): Akhir dari si “Pelacur Besar”
Dalam
renungan hari ini kita akan belajar bagaimana akhir dari si “pelacur besar”
yang telah kita bahas beberapa hari ini. Setelah Yohanes melihat penglihatan
tentang “pelacur besar” atau “perempuan” tersebut, malaikat kemudian datang dan
memberi penjelasan atas penglihatan tersebut. Dikatakan bahwa wanita pelacur
itu (pornē/πόρνη) duduk di tempat yang banyak airnya (Why
17:1), dan air itu adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan Bahasa
(ay. 15).
Kemudian
sepuluh tanduk (yaitu sepuluh raja) dan binatang itu akan membenci pelacur itu,
bahkan akan membuatnya menjadi sunyi dan telanjang, serta akan memakan
dagingnya dan membakarnya dengan api (ay. 16). Ayat ini adalah ayat yang sulit,
mengapa wanita pelacur itu kemudian dibenci oleh binatang tersebut? Bukankah
selama ini pelacur itu sudah membuat banyak penyesatan atas penduduk bumi,
sesuai dengan keinginan binatang?
Untuk
memahaminya, kita harus melihat bahwa ayat 15 dan seterusnya terjadi setelah
kejadian di ayat 13 dan 14, dimana sepuluh tanduk (yaitu sepuluh raja) itu
berperang melawan Anak Domba dan akhirnya kalah (Why 17:13-14). Karena
kekalahan itulah mereka pada akhirnya sadar bahwa “pelacur” itu sudah tidak
berguna lagi ketika Anak Domba datang. Kita telah membahas bahwa “pelacur
besar” itu adalah gambaran dari spirit kuasa kegelapan berupa segala kekayaan dan
kenikmatan dunia ini.
Dikatakan
bahwa aka nada masanya dimana binatang itu akan membenci pelacur itu dan
membuatnya menjadi sunyi dan telanjang (ay. 16b). Kata menjadi sunyi dalam
bahasa aslinya adalah erémoó (ἐρημόω) yang berarti to “make desolate, to bring to desolation, to destroy, to
waste, to strip, to rob” (membuat sunyi, membawa
kepada kehancuran, menghancurkan/membinasakan/memusnahkan, merusakkan/menyia-nyiakan,
melucuti/menelanjangi, merampas). Jadi akan nada waktunya dimana segala tipu
daya kekayaan dunia itu akan tersingkap dan tertelanjangi, yaitu bahwa semua
itu tidak akan berguna lagi ketika Anak Domba Allah datang kembali untuk yang
kedua kalinya.
Digambarkan
si “pelacur besar” itu akan dimakan dan dibakar dengan api (ay. 16c). Walaupun
ayat ini memang sulit untuk dimengerti, berdasarkan apa yang saya pahami ini
menggambarkan semacam hukuman dari Allah untuk bumi ini yang pada akhirnya akan
dibakar dengan api (2 Ptr 3:10, Why 20:9-15). Api dari Allah akan membakar
unsur-unsur dunia ini sehingga bumi akan menjadi lautan api, yaitu tempat
dimana orang-orang yang jahat dan fasik akan menderita selama-lamanya. Oleh
karena itu, setelah kedatangan kembali dan kemenangan Anak Domba, segala
kekayaan dan kenikmatan dunia menjadi tidak berarti lagi. Semua akan sadar
tentang betapa fananya segala harta dunia yang selama ini banyak dicari oleh
manusia.
Selanjutnya,
dikatakan bahwa Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya
dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang
itu, sampai segala Firman Allah telah digenapi (ay. 17). Ayat ini cukup sulit
untuk dimengerti. Jika tidak hati-hati, maka orang yang membaca dapat memaknai
ayat ini sebagai bukti bahwa Allah telah sengaja untuk membuat orang-orang
jahat (yaitu sepuluh raja yang dilambangkan dengan sepuluh tanduk) untuk
menyerahkan pemerintahan mereka kepada binatang tersebut. Sebenarnya adalah raja-raja
itu memang memberikan pemerintahan mereka kepada binatang itu dengan sadar,
karena mereka tahu bahwa binatang itu memiliki kekuasaan yang besar. Tentu
kebesaran dan kekuasaan adalah suatu impian bagi seorang raja atau pemimpin
bangsa. Mereka akan bangga jika memiliki bangsa atau kerajaan yang dipimpinnya
memiliki kekuasaan yang besar.
Kata “seia
sekata” dalam ayat 17 juga digunakan dalam ayat 13, dengan kata yang sama.
Dalam bahasa aslinya digunakan kata mian gnōmēn (μίαν γνώμην) yang dapat berarti satu pemikiran, satu
tujuan, atau sepakat, yaitu memiliki pemikiran dan tujuan yang sama. Jadi
memang dari awal, hati para raja ini sudah sepakat untuk menyerahkan
pemerintahan mereka kepada binatang tersebut, karena mereka adalah orang-orang
yang tidak mau tunduk pada pemerintahan Allah.
Allah
tidak dengan sengaja menentukan bahwa para raja itu akan melawan Allah. Mereka
sendiri memang sudah memiliki hati yang jahat. Kata “menerangi” di sini lebih tepat
diterjemahkan sebagai “menaruh atau meletakkan”, karena sejak kejatuhan manusia
ke dalam dosa, memang Allah merencanakan bahwa dunia ini harus dimusnahkan,
dengan janji adanya suatu langit yang baru dan bumi yang baru (Why 20-22). Namun
soal orang-orang yang mau tunduk kepada “binatang” dan bukan kepada Allah tentu
itu tidak dapat dipandang sebagai suatu penentuan Tuhan bahwa mereka adalah
orang-orang yang ditentukan untuk binasa. Perlu disadari bahwa dunia ini menuju
kepada arah yang semakin jahat. Banyak raja-raja di zaman dulu yang sangat jahat.
Sebagaimana tertulis di Alkitab, kita mengenal raja yang jahat seperti Raja
Ahab atau Raja Herodes). Dan bukan tidak mungkin bahwa di akhir zaman ini,
dengan kekuasaan binatang yang semakin nyata dan pengaruh dari “pelacur besar”
itu tentu membuat banyak orang menjadi semakin jahat.
Sejak
kejatuhan manusia ke dalam dosa, tentu Allah tahu bahwa akan ada orang-orang
yang hatinya jahat. Kepada beberapa orang, Allah dapat mengingatkan orang
tersebut secara langsung untuk bertobat (contoh: Kain), mengingatkan melalui orang
lain (contoh: penduduk kota Sodom dan Gomora yang diingatkan oleh Lot, penduduk
kota Niniwe yang diingatkan oleh Yunus, Firaun yang diingatkan oleh Musa, bahkan
Raja Ahab yang diingatkan oleh nabi-nabi Tuhan). Akan tetapi, jika orang itu
memang sudah terlalu jahat, maka mau diingatkan bagaimanapun memang orang itu
akan sangat sulit untuk bertobat. Dalam hal ini, siapakah yang harus
mengingatkan raja-raja itu? Tentu itu seharusnya menjadi bagian gereja untuk
menyuarakan kebenaran. Akan tetapi bisa jadi memang mereka sudah terlalu jahat
dan tetap tunduk kepada binatang itu dan tetap tidak mau tunduk kepada Allah.
Yang jelas bahwa firman Allah akan selalu digenapi, dalam hal ini bukan
siapa-siapa orang yang akan melakukan kejahatan, tetapi bahwa akan ada masa
dimana orang-orang akan cenderung berbuat jahat sebelum hukuman Tuhan
dilaksanakan atas bumi ini. Ini juga terjadi di zaman Nuh dan zaman Lot, dimana
penduduk bumi serta kota Sodom dan Gomora pada waktu itu sudah sangat jahat,
sehingga Tuhan harus memusnahkan mereka, namun ada sebagian kecil yang
diselamatkan, yaitu mereka yang hidup benar (Nuh dan keluarganya serta Lot dan
keluarganya).
Jadi
jelas bahwa raja-raja di bumi sebenarnya juga memiliki kehendak bebas untuk memilih
mau tunduk kepada binatang (dan mengenakan spirit perempuan itu) atau tunduk
kepada kerajaan Allah. Nyatanya mereka memilih untuk tunduk kepada binatang.
Bahkan “perempuan” atau “pelacur besar” itu dikatakan sebagai suatu kota besar
yang memerintah atas raja-raja di bumi (ay. 18). Spirit kekayaan dan kenikmatan
dunia itu memang dapat memerintah atas raja-raja di bumi, dan dapat membuat
manusia menjadi jauh dari Allah. Namun akan ada masanya dimana pelacur besar
itu harus dikalahkan dan pemerintahan Allah akan nyata suatu hari nanti. Oleh
karena itu, berjaga-jagalah supaya kita tidak disesatkan oleh “pelacur besar”
itu, tetapi supaya kita memiliki hidup yang benar di bawah pemerintahan Allah.
Bacaan Alkitab: Wahyu 17:15-18
17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di
mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum
dan bahasa.
17:16 Dan kesepuluh tanduk yang telah kaulihat itu serta binatang itu akan
membenci pelacur itu dan mereka akan membuat dia menjadi sunyi dan telanjang,
dan mereka akan memakan dagingnya dan membakarnya dengan api.
17:17 Sebab Allah telah menerangi hati mereka untuk melakukan kehendak-Nya
dengan seia sekata dan untuk memberikan pemerintahan mereka kepada binatang
itu, sampai segala firman Allah telah digenapi.
17:18 Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang
memerintah atas raja-raja di bumi."