Rabu, 12 September 2012

Diperdamaikan di Dalam Kristus


Rabu, 5 September 2012
Bacaan Alkitab: Kolose 1:20-23
Dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.” (Kol 1:20)


Diperdamaikan di Dalam Kristus


Bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang hal yang penting, yaitu tentang bagaimana kita diperdamaikan di dalam Kristus. Mungkin ada di antara kita yang berpikir, “Lho, memangnya siapa yang sedang bertengkar sehingga saya harus diperdamaikan? Bukankah dari dulu saya tidak merasa punya musuh? Saya sejak kecil sudah ke gereja dan bahkan sudah melayani, apa masih perlu diperdamaikan?”. Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentu muncul pada sebagian dari kita.

Permasalahannya adalah bukan apakah kita mengerti bahwa kita sebenarnya sudah menjadi musuh Allah? Jika seseorang belum menyadari akan hal ini, tentu wajar saja ketika mereka merasa tidak pernah menjadi musuh Allah. Jika kita melihat sejumlah negara atau kelompok yang saling bermusuhan dan berperang, bagaimana cara menyelesaikan perselisihan tersebut? Tidak lain dan tidak bukan adalah dengan melakukan perdamaian antara kedua belah pihak yang bermusuhan tersebut.

Kita menjadi musuh Allah karena sejak zaman Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, semua manusia telah berdosa. Manusia yang dahulu diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej 1:26), kini telah kehilangan kemuliaan Allah akibat dosa (Rm 3:23). Kitab Kolose menggunakan frasa “hidup jauh dari Allah” sebagai dampak dari dosa manusia (ay. 21a). Memang sangat wajar karena dosa membuat kita tidak merasa nyaman berada di dekat Allah, itulah sebabnya Adam dan Hawa yang sudah berdosa karena memakan buah dari pohon terlarang, langsung bersembunyi ketika Tuhan memanggil mereka (Kej 3:10). Dosa pun membuat kita melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat, yang tentu saja bersumber dari hati kita yang telah hidup di dalam dosa, yang menjadi musuh Tuhan (ay. 21b).

Oleh karena itulah kita butuh diperdamaikan oleh Kristus. Kematian Kristus memperdamaikan segala sesuatu antara bumi dengan surga (ay. 20), termasuk kita, anak-anakNya, yang walaupun saat ini masih hidup dalam tubuh jasmani kita di bumi ini, tetapi oleh karena kematianNya di atas kayu salib, Ia telah menjadikan kita kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan Tuhan (ay. 22).

Pertanyaannya sekarang, apa yang harus kita lakukan setelah kita diperdamaikan? Apakah kita lalu hidup biasa lagi, hidup dalam dosa seperti yang kita lakukan? Jika itu yang kita lakukan, maka kita adalah orang-orang yang sangat kurang ajar. Kita seharusnya bersyukur kepada Tuhan dan juga melakukan apa yang Tuhan inginkan. Paulus menggunakan kata-kata yang sangat indah dalam suratnya ke jemaat Kolose ini, yaitu bertekun dalam iman, tetap teguh di dalam Tuhan, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil (ay. 23). Intinya adalah bagaimana kita bisa hidup dengan mempermuliakan Tuhan, dan satu-satunya cara agar hidup kita bisa mempermuliakan Tuhan adalah dengan cara mengisi hidup kita dengan Firman Tuhan, sehingga apa yang kita lakukan dalam hidup kita pun sesuai dengan kehendak Tuhan. Kita harus menjadi saksi-saksi Tuhan di dunia ini. Jangan sampai kita yang sudah diperdamaikan dengan Tuhan justru tidak bisa  berdamai dengan orang di sekitar kita.


Bacaan Alkitab: Kolose 1:20-23
1:20 dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di sorga, sesudah Ia mengadakan pendamaian oleh darah salib Kristus.
1:21 Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat,
1:22 sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya.
1:23 Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit, dan yang aku ini, Paulus, telah menjadi pelayannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.