Selasa, 22 Juli 2014
Bacaan Alkitab: Kolose 3:20-21
Hai bapa-bapa,
janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya. (Kol 3:21)
Jangan Sampai
Tawar Hati
Beberapa hari yang lalu, anak sulung saya
yang saat itu masih berumur 2 tahun lebih sedang tidak mau tidur, padahal hari
sudah cukup larut malam. Meskipun sudah malam, anak saya yang pertama masih
tetap suka bermain-main di atas kasur, dimana hal itu adalah hal yang tidak
terlalu saya sukai karena saya ingin agar kasur atau kamar tidur memang hanya
digunakan untuk tidur. Sejak jam 8.30 malam memang saya sudah mengajaknya untuk
tidur, tetapi hingga hampir jam 10 malam anak saya masih belum tidur, sehingga
saat itu saya cukup emosi dan mencoba menarik anak saya untuk keluar kamar jika
ia masih belum mau tidur, karena saya juga sudah capek dan ingin beristirahat.
Anak saya waktu itu sampai hampir menangis dan meminta untuk masuk kamar, dan
akhirnya saya ijinkan masuk kamar tetapi ia ternyata masih belum tidur dan begitu berulang-ulang hingga hampir mencapai
jam 11 malam (saat anak saya tidur, saya sudah terlalu capek dan sudah tertidur
dahulu).
Saat itu memang saya cukup emosi karena saya
capek dan kesal dengan “ulah” anak pertama saya. Tetapi kemudian setelah saya
pikirkan, ternyata mungkin apa yang saya lakukan terlalu berlebihan. Mungkin anak saya yang baru
berumur 2 tahun belum cukup mengerti tentang apa yang ia lakukan. Ia mungkin
hanya ingin bermain bersama dengan saya
hingga larut malam, tetapi saya tidak dapat mengerti perasaan dan keinginannya,
akibatnya sikap saya ke anak saya munghkin kurang tepat dan mungkin akan
membuat dirinya kecewa.
Ketika saya menulis renungan ini, saya cukup
menyesal dengan apa yang saya lakukan, karena ternyata apa yang saya lakukan
sangat bertentangan dengan Firman Tuhan. Bacaan Alkitab kita hari ini cukup
pendek, hanya 2 ayat saja. Ayat pertama berbicara tentang bagaimana anak-anak
harus menaati orang tua di dalam segala hal, karena itu adalah hal yang indah
di dalam Tuhan (ay. 20). Jika kita hanya melihat ayat ini saja, mungkin ini
akan menjadi pembenaran bagi orang tua agar anak-anaknya mau menuruti dan
menaati apapun yang orang tua katakan. Tetapi sayangnya (saya lebih suka
mengatakan “untungnya”), masih ada ayat 21, dimana ayat tersebut mengatakan
bahwa agar para bapa (dalam konteks lebih luas adalah para orang tua, termasuk
ibu) tidak boleh menyakiti hati anak-anaknya, agar jangan sampai tawar hatinya
(ay. 21).
Jujur, ketika saya mengetik untuk menulis
renungan ini, saya menangis. Saya menangis karena saya tahu bahwa saya masih
belum cukup sabar menghadapi anak-anak saya. Padahal ia mungkin baru berusia 2
tahun dan belum cukup mengerti tentang pola pikir orang dewasa. Dan saya sangat
menyesal karena mungkin sudah membuat ia sedikit kecewa atau tawar hati kepada
saya.
Memang menjalankan perintah Tuhan pun tidak
mudah. Butuh perjuangan ekstra keras agar kita dapat hidup sesuai dengan apa
yang Tuhan inginkan. Ayat-ayat tersebut (khususnya ayat 21) mengingatkan kita
yang sudah menjadi orang tua bagi anak-anak kita, untuk dapat mendidik
anak-anak kita dalam kebenaran, dalam kasih, dan dalam iman yang benar. Anak-anak
kita adalah generasi penerus kita. Apa yang kita tabur adalah apa yang kita
tuai. Jangan sampai kita mendidik anak dengan cara yang salah, atau dengan
penuh emosi sehingga mereka menjadi tawar hati kepada kita. Bagaimanapun juga,
sikap anak-anak kita kepada kita ketika kita nanti sudah tua akan sangat
tergantung kepada apa yang kita ajarkan kepada mereka, melalui perkataan kita
dan juga melalui sikap hidup kita. Anak-anak akan mencontoh apa yang orang
tuanya lakukan.
Ayat 21 ini mungkin sederhana, tetapi pada
kenyataannya sangat sulit dilakukan. Berapa banyak anak-anak yang tawar hati karena
orang tua tidak bijaksana dalam bersikap? Berapa banyak keluarga yang hancur
karena tidak ada kasih dalam keluarga? Bahkan mungkin permasalahan ini pun juga
banyak terjadi dalam keluarga para hamba Tuhan. Jika hari ini kita membaca
renungan ini, mari kita bertekad dan berusaha untuk dapat menjadi orang tua
yang terbaik bagi anak-anak kita. Mungkin akan ada saatnya kita untuk marah
ketika anak-anak kita berbuat salah, tetapi mari kita bijaksana agar kita tidak
marah dengan emosi yang berlebihan, yang hanya akan membuat mereka menjadi
tawar hatinya kepada kita.
Bacaan Alkitab: Kolose 3:20-21
3:20 Hai
anak-anak, taatilah orang tuamu dalam segala hal, karena itulah yang indah di
dalam Tuhan.
3:21 Hai
bapa-bapa, janganlah sakiti hati anakmu, supaya jangan tawar hatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.