Selasa, 24 Juni 2014

Tetap Mencari Tuhan di Saat Kita Takut



Rabu, 25 Juni 2014
Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 20:1-13
Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa. (2 Taw 20:3)


Tetap Mencari Tuhan di Saat Kita Takut


Siapa di antara kita yang tidak pernah takut? Pernahkah kita takut akan sesuatu? Ataukah ada di antara kita yang tidak pernah takut? Saya rasa takut adalah sebuah hal yang wajar bagi kita yang hidup sebagai manusia. Sangat wajar kita merasakan takut ketika menghadapi bahaya, ketika menghadapi permasalahan, ketika menghadapi sesuatu yang terlihat mengancam kita, atau ketika menghadapi sesuatu hal yang lebih besar dari apa yang menjadi kesanggupan kita. Namun, bolehkah sebagai anak-anak Tuhan merasa takut?

Beberapa pendeta mengatakan bahwa kita sebagai anak-anak Tuhan tidak perlu takut karena takut itu tidak berasal dari Tuhan. Saya sendiri lebih cenderung mengatakan bahwa kita boleh merasa takut, tetapi kita tidak boleh hidup dalam ketakutan. Takut adalah suatu mekanisme normal kita sebagai manusia, tetapi jika kita hidup dalam ketakutan (selalu takut setiap saat), berarti ada yang tidak normal dengan kita. Saya sendiri berpandangan bahwa ketika kita takut, di situlah kita menyadari bahwa kita tidak mampu mengatasi masalah yang kita hadapi, dan kita membutuhkan sosok yang dapat membantu kita menghadapi semuanya. Siapa sosok tersebut? Tentu saja Tuhan kita.

Kita akan belajar dari kisah salah seorang Raja Yehuda, yaitu Raja Yosafat. Sebagai seorang raja, tentu  kita berpikir bahwa ia tidak akan merasakan rasa takut, minimal takut yang dirasakannya akan berbeda dengan rasa takut yang umum kita rasakan sebagai orang biasa. Akan tetapi, sebenarnya Yosafat juga sama dengan kita, yaitu ia juga pernah takut. Ia takut ketika bani Moab dan bani Amon datang dalam jumlah yang besar untuk menyerang Yehuda (ay. 1-3a). Akan tetapi Yosafat melakukan tindakan yang benar ketika ia takut. Meskipun dilanda ketakutan, ia tidak mencari pertolongan ke bangsa-bangsa lain apalagi ke dewa-dewa lain, tetapi ia mengambil keputusan untuk mencari Tuhan (ay. 3b). Hingga pada akhirnya, Tuhan pun memberi kemenangan dengan cara yang ajaib kepada Yosafat dan seluruh bangsa Yehuda (2 Taw 20:22-25).

Ada beberapa kunci bagaimana Yosafat dapat memperoleh kemenangan yang luar biasa tersebut, antara lain:

Pertama, meskipun takut, Yosafat tetap berusaha mencari Tuhan (ay. 3a-3b). Yosafat pada saat itu memiliki banyak alternatif pertolongan. Ia dapat meminta bantuan dari kerajaan lainnya. Ia juga dapat berharap kepada dewa-dewa yang disembah bangsa-bangsa lain, dan lain sebagainya. Akan tetapi Yosafat memilih untuk tetap mencari Tuhan dalam kesesakannya. Ketika ia takut, ia tidak melihat ketakutannya tetapi lebih memilih untuk melihat dan mencari Tuhan. Ini juga seharusnya menjadi prinsip hidup kita, walaupun kita takut akan sesuatu hal (misal: masa depan, jodoh, pekerjaan, dan lain sebagainya), kita harus tetap mengutamakan dan mencari Tuhan.

Kedua, Yosafat tidak mencari Tuhan sendiri, tetapi mengajak seluruh rakyatnya (ay. 3c-4, 13). Yosafat tidak mau menjadi single fighter dalam hal ini (menghadapi ketakutannya). Ketika kita takut dan kita hanya bertindak seorang diri, maka kita akan sangat mudah dikalahkan oleh rasa ketakutan kita tersebut. Akan tetapi jika kita menghadapi rasa takut bersama-sama, maka kita akan menjadi lebih kuat dari sebelumnya. Selain itu, Yosafat adalah pemimpin bangsa Yehuda pada waktu itu. Sehingga ia memiliki kewajiban untuk memimpin dan menggembalakan rakyatnya. Oleh karena itu ia tidak segan mengajak segenap bangsa Yehuda berpuasa dan datang kepada Tuhan (ay. 3c), bahkan dari seluruh kota-kota yang ada, seluruh bangsa datang kepada Tuhan (ay. 4), hingga seluruh anggota keluarga juga datang mencari Tuhan (ay. 13). Ini juga menjadi pelajaran bagi kita agar kita juga hidup dalam komunitas yang mendukung kita, bahkan jika kita sudah menjadi pemimpin, kita pun perlu menjadi pemimpin yang melayani orang-orang yang kita pimpin.

Ketiga, Yosafat berdoa kepada Tuhan dengan iman dan mengutip Firman Tuhan dalam doanya (ay. 5-11). Yosafat tidak berdoa dengan pasrah, tetapi kunci dari doa Yosafat adalah mengutip Firman Tuhan yang ia tahu. Yosafat mengucapkan janji-janji Tuhan dalam doanya, dan percaya bahwa ketika ia berdoa dengan iman yang benar, maka Tuhan akan menjawab doanya. Ini juga harus menjadi kunci kita ketika kita takut bahwa Tuhan senantiasa mendengar doa kita ketika kita berdoa dengan iman yang benar kepada Tuhan. Kita seharusnya berdoa bukan dengan membabi buta (misal dengan suara yang keras dan diulang-ulang berkali-kali), atau berdoa dengan pasrah (terserah Tuhan saja), atau berdoa dengan cara lain yang tidak sesuai dengan prinsip kebenaran Firman Tuhan.

Ketiga prinsip di atas dapat digunakan pada saat kita takut ketika menghadapi masalah atau hal apapun. Kita boleh tetap percaya dan mencari Tuhan, berkumpul bersama komunitas yang mendukung (tidak menghadapi hanya seorang diri), dan berdoa dengan iman yang benar kepada Tuhan. Apapun yang kita alami, kita tahu bahwa itu tidak akan melebihi kekuatan kita (1 Kor 10:13). Oleh karena itu, walau kita takut, tapi jangan sampai kita senantiasa hidup dalam ketakutan. Milikilah iman yang benar kepada Tuhan.


Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 20:1-13
20:1 Setelah itu bani Moab dan bani Amon datang berperang melawan Yosafat bersama-sama sepasukan orang Meunim.
20:2 Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin, dari Edom, menyerang tuanku. Sekarang mereka di Hazezon-Tamar," yakni En-Gedi.
20:3 Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
20:4 Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN. Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN.
20:5 Lalu Yosafat berdiri di tengah-tengah jemaah Yehuda dan Yerusalem di rumah TUHAN, di muka pelataran yang baru
20:6 dan berkata: "Ya TUHAN, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.
20:7 Bukankah Engkau Allah kami yang menghalau penduduk tanah ini dari depan umat-Mu Israel, dan memberikannya kepada keturunan Abraham, sahabat-Mu itu, untuk selama-lamanya?
20:8 Lalu mereka mendiami tanah itu, dan mendirikan bagi-Mu tempat kudus untuk nama-Mu. Kata mereka:
20:9 Bila sesuatu malapetaka menimpa kami, yakni pedang, penghukuman, penyakit sampar atau kelaparan, kami akan berdiri di muka rumah ini, di hadapan-Mu, karena nama-Mu tinggal di dalam rumah ini. Dan kami akan berseru kepada-Mu di dalam kesesakan kami, sampai Engkau mendengar dan menyelamatkan kami.
20:10 Sekarang, lihatlah, bani Amon dan Moab, dan orang-orang dari pegunungan Seir ini! Ketika orang Israel datang dari tanah Mesir, Engkau melarang mereka memasuki negerinya. Oleh sebab itu mereka menjauhinya dan tidak memusnahkannya.
20:11 Lihatlah, sebagai pembalasan mereka datang mengusir kami dari tanah milik yang telah Engkau wariskan kepada kami.
20:12 Ya Allah kami, tidakkah Engkau akan menghukum mereka? Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu."
20:13 Sementara itu seluruh Yehuda berdiri di hadapan TUHAN, juga segenap keluarga mereka dengan isteri dan anak-anak mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.