Selasa, 11 November 2014

Bagaimana Kita Harus Berjaga-jaga



Kamis, 13 November 2014
Bacaan Alkitab: Lukas 21:34-36
“Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.” (Luk 21:36)


Bagaimana Kita Harus Berjaga-jaga


Alkitab sering menulis tentang kata “berjaga-jaga” dalam berbagai kesempatan, khususnya di Perjanjian Baru. Berjaga-jaga merupakan kata yang mudah untuk diucapkan tetapi sulit untuk dimengerti dan lebih sulit lagi untuk dilakukan. Dalam renungan hari ini, saya tidak akan membahas tentang arti berjaga-jaga, tetapi lebih kepada hal-hal praktis apa yang harus kita lakukan agar kita dapat berjaga-jaga.

Pertama, kita harus berjaga-jaga dengan cara menjaga hati kita (ay. 34a). Memang kita juga harus menjaga perkataan dan perbuatan kita, tetapi yang lebih penting dari itu adalah menjaga hati kita. Segala perkataan dan perbuatan kita keluar dari hati kita. Oleh karena itu, jika kita mau berjaga-jaga, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah menjaga hati kita agar tetap kudus dan memiliki motivasi yang benar di hadapan Tuhan.

Kedua, kita harus menjauhkan dari segala hal dan kepentingan duniawi (ay. 34b). Dalam ayat ini kepentingan duniawi digambarkan sebagai pesta pora. Tentu tidak salah jika kita menghadiri pesta ulang tahun teman kita, tetapi akan salah jika dalam hidup kita, kita sibuk dengan segala macam acara seperti pesta hingga kita melupakan Tuhan. Ingat bahwa konteks berjaga-jaga adalah berjaga-jaga terhadap kedatangan Tuhan yang kedua kali, sehingga jangan sampai kita sibuk dengan hal-hal atau perkara-perkara duniawi yang sementara ini dan justru lupa mempersiapkan tentang hal-hal surgawi yang kekal.

Ketiga, kita harus harus selalu siap sedia setiap saat (ay. 34c). Alkitab menulis agar kita berjaga-jaga supaya hari Tuhan (hari kedatangan Tuhan) tidak jatuh secara  tiba-tiba kepada kita seperti sebuah jerat. Oleh karena itu, berjaga-jaga juga harus dimaknai sebagai membangun sebuah persiapan agar kita selalu siap sedia. Bukan berarti kita harus menjual segala sesuatu dan menunggu Tuhan di gereja selama 24 jam. Tetapi lebih kepada persiapan kita agar jangan sampai ketika Tuhan datang, justru kita berada di keadaan yang tidak siap.

Keempat, kita harus berjaga-jaga sambil berdoa meminta kekuatan dari Tuhan (ay. 36). Berjaga-jaga bukan berarti kita harus bangun terus menerus dan tidak tidur (secara harafiah). Berjaga-jaga harus kita isi dengan berdoa dan membangun hubungan dengan Tuhan, sehingga Tuhan memampukan kita dan menguatkan kita untuk tetap mampu bertahan hingga akhir.

Ingat bahwa kedatangan Tuhan yang kedua kali bukanlah suatu peristiwa yang biasa, tetapi sangat luar biasa. Semua penduduk bumi akan melihat kedatangan Tuhan yang kedua kali tersebut (ay. 35). Oleh karena itu, sudah seharusnya kita menganggap serius tentang hal ini, dan berjaga-jaga dengan sungguh-sungguh. Kita harus berjaga-jaga agar kita tetap memiliki iman hingga akhir, sehingga kita tetap dapat menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali dengan sukacita, bukan dengan rasa takut dan dukacita karena kita telah menyia-nyiakan kesempatan yang Tuhan berikan kepada kita.


Bacaan Alkitab: Lukas 21:34-36
21:34 "Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.
21:35 Sebab ia akan menimpa semua penduduk bumi ini.
21:36 Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.