Jumat, 23 Desember 2016

Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru (Bagian 11)



Sabtu, 24 Desember 2016
Bacaan Alkitab: Galatia 3:24-29
Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus. (Gal 3:26)


Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru (Bagian 11)


Bagian bacaan Alkitab kita pada hari ini memberikan gambaran dengan jelas perbedaan kondisi manusia di masa Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dalam kerangka proyek keselamatan dari Allah bagi manusia. Pada masa Perjanjian Lama, jelas bahwa bangsa Israel dituntut untuk hidup menurut Hukum Taurat. Akan tetapi, ternyata Hukum Taurat itu belumlah sempurna. Hukum Taurat hanyalah gambaran terhadap apa yang akan datang, yaitu kedatangan Kristus ke dalam dunia ini. Dengan demikian, patutlah disebut bahwa Hukum Taurat adalah penuntun hingga kepada kedatangan Kristus (ay. 24a). Tujuan Hukum Taurat itu adalah supaya kita boleh memiliki iman kepada Tuhan sehingga kita dapat dibenarkan karena iman (ay 24b).

Di masa Perjanjian Baru, kita hidup di masa setelah kedatangan Kristus yang pertama kali (yang biasanya kita rayakan pada setiap hari Natal). Pada masa Perjanjian Baru, sudah ada contoh yang harus kita teladani yaitu Kristus, yang hidupnya adalah untuk melakukan kehendak Bapa (Yoh 4:34). Oleh karena itu, bagi kita yang hidup di masa Perjanjian Baru, iman itu sudah datang (ay. 25a). Artinya adalah bahwa mereka yang hidup di masa Perjanjian Baru (termasuk kita), sudah bisa memiliki iman yang benar yaitu iman kepada Allah Bapa melalui Tuhan Yesus Kristus. Hal ini berbeda dengan bangsa Israel di Perjanjian Lama dimana Tuhan Yesus belum menyatakan diri-Nya secara penuh. Bangsa Israel belum memiliki pemahaman yang penuh terhadap sosok Anak Allah yang Tunggal ini, namun kita sudah mengenal Tuhan Yesus dan kehidupan-Nya selama di bumi ini. Oleh karena itu tentu kita harus tidak boleh hanya terpaku pada Hukum Taurat saja, karena Hukum Taurat tersebut hanyalah penuntun atau pengantar kepada keselamatan yang sesungguhnya di dalam nama Tuhan Yesus Kristus (ay. 25b).

 Oleh karena itu, ayat 26 dengan tegas menjelaskan bahwa kita adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus (ay. 26). Anak-anak Allah di sini bukanlah status yang murahan, tetapi harus dipahami bahwa status tersebut hanya bisa diperoleh dengan cara yang benar, yaitu dengan iman yang benar. Iman yang benar ini adalah iman yang didasarkan pada Yesus Kristus, bukan pada hukum Taurat. Jadi betapa pentingnya bagi orang Kristen untuk membaca Perjanjian Baru lebih daripada membaca Perjanjian Lama. Alangkah bodohnya jika orang Kristen justru membaca Perjanjian Lama 3 pasal tetapi hanya membaca Perjanjian Baru 1 pasal setiap harinya. Justru minimal kita harus membaca Perjanjian Baru minimal 2 kali lipat dari Perjanjian Lama yang kita baca, karena kita hidup di masa Perjanjian Baru. Tanpa itu, pengenalan kita terhadap karya keselamatan di dalam Kristus Yesus hanya akan menjadi dangkal.

Hal lainnya yang perlu ditekankan adalah bahwa sebutan sebagai anak-anak Allah tidaklah otomatis. Kita harus mau dibaptis dalam Kristus, yang artinya adalah mengenakan kehidupan Kristus dalam diri kita (ay. 27). Artinya kita harus berusaha agar hidup Kristus dapat nampak dan  terlihat oleh orang lain yang melihat hidup kita. Ini bukanlah perkara sepele, tetapi perkara sulit yang harus digumuli dan diperjuangkan dengan usaha yang keras. Dalam hal ini, di masa Perjanjian Baru tidak lagi ada perbedaan antara orang Yahudi (Israel) atau non Yahudi, karena ukuran umat Perjanjian Baru bukanlah Hukum Taurat tetapi Iman yang benar di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kita semua yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus akan menjadi anak-anak Allah, menjadi satu jemaat yang kudus, walaupun berasal dari latar belakang yang berbeda-beda (ay. 28). Bagi orang Yahudi yang hidup di masa Perjanjian Baru, mereka juga memiliki kewajiban yang sama, yaitu hidup menurut standar Kristus. Jika di masa Perjanjian Lama, mereka yang berhak menerima janji Allah adalah keturunan Abraham, maka di masa Perjanjian Baru, kita yang mau hidup seperti Kristus hidup juga akan mewarisi janji-janji tersebut. Kristus adalah penggenapan janji kepada Abraham, oleh karena itu, janji-janji Allah juga pasti digenapi kepada kita yang mau sungguh-sungguh beriman dan percaya kepada-Nya.

Menjadi anak-anak Allah tidaklah hanya sekedar mengaku percaya, memiliki kartu keanggotaan gereja, dan juga beribadah di gereja (atau bahkan melayani di gereja). Menjadi anak-anak Allah adalah harus berkeadaan sebagai anak-anak Allah, sama seperti Anak Tunggal Allah, yaitu Yesus hidup. Dalam hal ini jelaslah bahwa Tuhan Yesus akan menjadi yang sulung di antara banyak saudara (Rm 8:29). Siapakah saudara-saudara Tuhan Yesus? Itulah kita, orang-orang yang mau berjuang untuk menjadi anak-anak Allah yang benar.




Bacaan Alkitab: Galatia 3:24-29
3:24 Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.
3:25 Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.
3:26 Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
3:27 Karena kamu semua, yang dibaptis dalam Kristus, telah mengenakan Kristus.
3:28 Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.
3:29 Dan jikalau kamu adalah milik Kristus, maka kamu juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.