Selasa, 02 Oktober 2012

Memilih Tim yang Tepat



Minggu, 9 September 2012
Bacaan Alkitab: 2 Samuel 8:15-18
Demikianlah Daud telah memerintah atas seluruh Israel, dan menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya.” (2 Sam 8:15)


Memilih Tim yang Tepat


Jika kita memperhatikan peta sepakbola dunia, kita akan melihat bahwa ketika seorang pelatih ditunjuk untuk menangani sebuah klub sepakbola, biasanya ia akan mengevaluasi pemain yang dimilikinya, dan menentukan mana pemain-pemain yang akan dipertahankan, mana pemain yang akan “dibuang”, dan mana pemain yang akan dibeli dari klub lain. Intinya adalah seorang pelatih akan mencari orang-orang yang sesuai dengan strategi dan rencananya agar dapat mendukung pekerjaannya.

Walaupun masih dapat diperdebatkan, hal tersebut juga identik dengan KKN. Seorang pemimpin akan cenderung memilih orang-orang yang bisa bekerja sama dengan dirinya. Memang sebaiknya pilihan tersebut harus dilakukan dengan rasional dan profesional. Akan tetapi akan bahaya jika pemimpin tersebut hanya memilih orang-orang yang selama ini telah mendukungnya, atau orang-orang yang memiliki hubungan keluarga yang dekat, atau orang-orang yang “satu aliran” atau “satu suku” atau “satu golongan” dengannya.

Jika kita lihat apa yang dilakukan Daud setelah ia mendapatkan kekuasaan penuh untuk memerintah seluruh Israel (ay.15a), ada suatu tujuan yang Daud ingin lakukan, yaitu menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsa Israel (ay. 15b). Untuk mencapai tujuan tersebut, Daud harus memilih orang-orang yang kompeten dan profesional. Memang hal ini juga banyak dibahas di ilmu-ilmu manajemen atau organisasi pada umumnya, akan tetapi jika kita perhatikan, ada beberapa posisi tertentu yang dapat kita pelajari.

Pertama, Daud menentukan Yoab sebagai panglima (ay. 16a). Tugas panglima sudah jelas, yaitu menjadi pemimpin tentara kerajaan yang bertugas menjaga keamanan negeri dan melawan musuh-musuh yang ada.

Kedua, Daud menentukan Yosafat sebagai bendahara negara (ay. 16b). Hal ini menarik bahwa pada masa Daud, sudah ada pemisahan yang jelas antara pemegang kekuasaan dengan pemegang uang. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam pengelolaan uang di kerajaan Israel.

Ketiga, Daud menentukan Zadok dan Ahimelekh menjadi imam (ay. 17a). Ini yang tidak ada di ilmu manajemen modern, yaitu penentuan imam untuk menjaga kerohanian bangsa Israel agar tidak menyimpang dari hukum-hukum Tuhan, selain untuk mengatur ibadah kepada Tuhan. Banyak orang hanya berpikir tentang kekuasaan dunia dan lupa bahwa ada kekuasaan yang lebih besar lagi yaitu kekuasaan surgawi.

Keempat, Daud menentukan Seraya menjadi panitera negara (ay. 17b). Panitera bertugas untuk mengurus segala administrasi dan terkait hukum. Hal ini penting mengingat tujuan Daud adalah untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, sehingga harus ada orang yang mengatur mengenai hukum ini agar hukum tersebut dapat menjadi hukum yang adil.

Kelima, Daud menentukan Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti (ay. 18a). Saya tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan ayat ini, tetapi sepertinya Benaya menjadi orang yang bertanggung jawab atas orang Kreti dan Pleti yang mengurus istana raja, walaupun hal ini masih harus saya cari tahu lebih dalam.

Keenam, Daud menentukan anak-anaknya menjadi imam (ay. 18b). Terjemahan Alkitab kita ini kurang tepat, karena lebih cocok menggunakan istilah kepala daerah atau “chief rulers”. Daud menempatkan anak-anaknya sebagai wakil-wakilnya, mungkin setingkat bupati atau gubernur jika dalam konteks masa kini. Walaupun demikian, sebagai kepala daerah pada masa itu, mereka juga bertanggung jawab terhadap kondisi kerohanian bangsa Israel di wilayah mereka, itulah mengapa terjemahan Alkitab kita menggunakan istilah “imam”, akan tetapi sebenarnya “imam” ini adalah berbeda dengan sebutan imam dalam ayat 17a. Jika kita membaca Alkitab di pasal-pasal selanjutnya, kita akan melihat bahwa hal inilah yang menjadi “kesalahan” Daud, karena anak-anaknya ternyata tidak mewarisi sifat baiknya, melainkan justru saling membunuh, dan ingin merebut kekuasaan dari Daud sendiri.

Memilih tim itu tidak mudah. Dalam konteks duniawi saja, kita harus mempertimbangkan banyak faktor untuk memilih anggota tim kita, apalagi dalam hal rohani atau dalam pelayanan. Kita tidak boleh memilih dengan sembarangan. Perlu ada visi yang jelas dari Tuhan sebelum kita menentukan orang-orang yang akan terlibat dalam tim. Perlu ada doa, bahkan puasa, serta meminta hikmat dari Tuhan dalam menentukan tim kita nantinya. Satu faktor utama dalam pemilihan anggota tim adalah dari segi kerohanian mereka. Khususnya dalam pelayanan, jangan sampai kita memilih orang-orang yang dari segi skill atau kompetensi sudah bagus, akan tetapi kehidupan kerohaniannya hancur.

Sebagai contoh, jika saya harus memilih tim musik di gereja, daripada memilih orang yang memiliki skill musik hebat (bahkan mungkin anggota band terkenal) tetapi kehidupan rohaninya amburadul, lebih baik memilih orang yang skillnya biasa atau bahkan pas-pasan tetapi dia bagus secara rohani. Mengapa demikian, karena kita sebagai pemimpin akan bertanggung jawab terhadap orang-orang yang kita pilih tersebut. Jika kita hanya asal-asalan saja memilih, maka efeknya bukan hanya untuk kita, melainkan juga untuk jemaat yang kita layani. Jangan sampai pemilihan anggota tim pelayanan hanya karena berdasarkan urutan semata (seperti arisan) atau secara acak. Berdoalah meminta hikmat dari Tuhan terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan.


Bacaan Alkitab: 2 Samuel 8:15-18
8:15 Demikianlah Daud telah memerintah atas seluruh Israel, dan menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya.
8:16 Yoab, anak Zeruya, menjadi panglima; Yosafat bin Ahilud menjadi bendahara negara;
8:17 Zadok bin Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam; Seraya menjadi panitera negara;
8:18 Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti; dan anak-anak Daud menjadi imam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.