Minggu, 9 September 2012
Bacaan Alkitab: 2 Samuel 8:15-18
“Demikianlah Daud telah memerintah atas
seluruh Israel, dan menegakkan keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsanya.”
(2 Sam 8:15)
Memilih Tim yang Tepat
Jika kita
memperhatikan peta sepakbola dunia, kita akan melihat bahwa ketika seorang pelatih
ditunjuk untuk menangani sebuah klub sepakbola, biasanya ia akan mengevaluasi pemain
yang dimilikinya, dan menentukan mana pemain-pemain yang akan dipertahankan,
mana pemain yang akan “dibuang”, dan mana pemain yang akan dibeli dari klub
lain. Intinya adalah seorang pelatih akan mencari orang-orang yang sesuai
dengan strategi dan rencananya agar dapat mendukung pekerjaannya.
Walaupun masih
dapat diperdebatkan, hal tersebut juga identik dengan KKN. Seorang pemimpin akan
cenderung memilih orang-orang yang bisa bekerja sama dengan dirinya. Memang
sebaiknya pilihan tersebut harus dilakukan dengan rasional dan profesional. Akan
tetapi akan bahaya jika pemimpin tersebut hanya memilih orang-orang yang selama
ini telah mendukungnya, atau orang-orang yang memiliki hubungan keluarga yang
dekat, atau orang-orang yang “satu aliran” atau “satu suku” atau “satu golongan”
dengannya.
Jika kita lihat apa
yang dilakukan Daud setelah ia mendapatkan kekuasaan penuh untuk memerintah
seluruh Israel (ay.15a), ada suatu tujuan yang Daud ingin lakukan, yaitu menegakkan
keadilan dan kebenaran bagi seluruh bangsa Israel (ay. 15b). Untuk mencapai
tujuan tersebut, Daud harus memilih orang-orang yang kompeten dan profesional. Memang
hal ini juga banyak dibahas di ilmu-ilmu manajemen atau organisasi pada
umumnya, akan tetapi jika kita perhatikan, ada beberapa posisi tertentu yang
dapat kita pelajari.
Pertama, Daud
menentukan Yoab sebagai panglima (ay. 16a). Tugas panglima sudah jelas, yaitu
menjadi pemimpin tentara kerajaan yang bertugas menjaga keamanan negeri dan
melawan musuh-musuh yang ada.
Kedua, Daud
menentukan Yosafat sebagai bendahara negara (ay. 16b). Hal ini menarik bahwa
pada masa Daud, sudah ada pemisahan yang jelas antara pemegang kekuasaan dengan
pemegang uang. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
dalam pengelolaan uang di kerajaan Israel.
Ketiga, Daud
menentukan Zadok dan Ahimelekh menjadi imam (ay. 17a). Ini yang tidak ada di ilmu
manajemen modern, yaitu penentuan imam untuk menjaga kerohanian bangsa Israel
agar tidak menyimpang dari hukum-hukum Tuhan, selain untuk mengatur ibadah
kepada Tuhan. Banyak orang hanya berpikir tentang kekuasaan dunia dan lupa
bahwa ada kekuasaan yang lebih besar lagi yaitu kekuasaan surgawi.
Keempat, Daud
menentukan Seraya menjadi panitera negara (ay. 17b). Panitera bertugas untuk
mengurus segala administrasi dan terkait hukum. Hal ini penting mengingat
tujuan Daud adalah untuk menegakkan keadilan dan kebenaran, sehingga harus ada
orang yang mengatur mengenai hukum ini agar hukum tersebut dapat menjadi hukum
yang adil.
Kelima, Daud
menentukan Benaya bin Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti (ay.
18a). Saya tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan ayat ini, tetapi
sepertinya Benaya menjadi orang yang bertanggung jawab atas orang Kreti dan
Pleti yang mengurus istana raja, walaupun hal ini masih harus saya cari tahu
lebih dalam.
Keenam, Daud
menentukan anak-anaknya menjadi imam (ay. 18b). Terjemahan Alkitab kita ini
kurang tepat, karena lebih cocok menggunakan istilah kepala daerah atau “chief rulers”. Daud menempatkan
anak-anaknya sebagai wakil-wakilnya, mungkin setingkat bupati atau gubernur
jika dalam konteks masa kini. Walaupun demikian, sebagai kepala daerah pada
masa itu, mereka juga bertanggung jawab terhadap kondisi kerohanian bangsa
Israel di wilayah mereka, itulah mengapa terjemahan Alkitab kita menggunakan
istilah “imam”, akan tetapi sebenarnya “imam” ini adalah berbeda dengan sebutan
imam dalam ayat 17a. Jika kita membaca Alkitab di pasal-pasal selanjutnya, kita
akan melihat bahwa hal inilah yang menjadi “kesalahan” Daud, karena
anak-anaknya ternyata tidak mewarisi sifat baiknya, melainkan justru saling
membunuh, dan ingin merebut kekuasaan dari Daud sendiri.
Memilih tim itu
tidak mudah. Dalam konteks duniawi saja, kita harus mempertimbangkan banyak
faktor untuk memilih anggota tim kita, apalagi dalam hal rohani atau dalam
pelayanan. Kita tidak boleh memilih dengan sembarangan. Perlu ada visi yang jelas
dari Tuhan sebelum kita menentukan orang-orang yang akan terlibat dalam tim.
Perlu ada doa, bahkan puasa, serta meminta hikmat dari Tuhan dalam menentukan
tim kita nantinya. Satu faktor utama dalam pemilihan anggota tim adalah dari
segi kerohanian mereka. Khususnya dalam pelayanan, jangan sampai kita memilih
orang-orang yang dari segi skill atau
kompetensi sudah bagus, akan tetapi kehidupan kerohaniannya hancur.
Sebagai contoh,
jika saya harus memilih tim musik di gereja, daripada memilih orang yang
memiliki skill musik hebat (bahkan mungkin anggota band terkenal) tetapi kehidupan
rohaninya amburadul, lebih baik memilih orang yang skillnya biasa atau bahkan
pas-pasan tetapi dia bagus secara rohani. Mengapa demikian, karena kita sebagai
pemimpin akan bertanggung jawab terhadap orang-orang yang kita pilih tersebut.
Jika kita hanya asal-asalan saja memilih, maka efeknya bukan hanya untuk kita,
melainkan juga untuk jemaat yang kita layani. Jangan sampai pemilihan anggota
tim pelayanan hanya karena berdasarkan urutan semata (seperti arisan) atau secara
acak. Berdoalah meminta hikmat dari Tuhan terlebih dahulu sebelum mengambil
keputusan.
Bacaan Alkitab: 2 Samuel 8:15-18
8:15 Demikianlah
Daud telah memerintah atas seluruh Israel, dan menegakkan keadilan dan
kebenaran bagi seluruh bangsanya.
8:16 Yoab, anak
Zeruya, menjadi panglima; Yosafat bin Ahilud menjadi bendahara negara;
8:17 Zadok bin
Ahitub dan Ahimelekh bin Abyatar menjadi imam; Seraya menjadi panitera negara;
8:18 Benaya bin
Yoyada menjadi panglima orang Kreti dan orang Pleti; dan anak-anak Daud menjadi
imam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.