Kamis, 10 Oktober
2013
Bacaan Alkitab:
Efesus 6:1-3
“Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam
Tuhan, karena haruslah demikian.” (Ef 6:1)
Orang Tua Harus
Membuat Anak-anaknya Taat dan Hormat kepada Mereka
Sepertinya, ini
adalah ayat andalan guru-guru sekolah minggu. Ketika mereka sudah bingung mau
menyampaikan apa di sekolah minggu, biasanya mereka kembali kepada ayat ini dan
mengatakan bahwa anak-anak sekolah minggu harus mau menaati orang tua, supaya
umurnya panjang dan hidupnya diberkati. Saya sendiri sudah lupa berapa kali
saya mendengar khotbah tersebut dari guru-guru sekolah minggu saya, tapi yang
pasti sudah sangat sering saya mendengarnya.
Hingga saya
dewasa pun, saya menganggap ayat ini adalah ayat yang ditujukan kepada anak-anak.
Intinya Paulus meminta anak-anak untuk menaati orang tuanya di dalam Tuhan (ay.
1a & 2). Mengapa demikian? Ya karena memang sudah seharusnya demikian (ay.
1b). Hampir setiap budaya di dunia ini mengajarkan anak-anaknya untuk hormat
dan taat kepada orang tua. Entah itu di Indonesia (baik suku Jawa, Batak,
Dayak, Papua, dan lain sebagainya), maupun di luar negeri entah di Eropa,
Amerika, Asia, bahkan Afrika. Ayat-ayat selanjutnya bahkan seperti menjadi
“pembenaran” bahwa jika anak-anak mau taat kepada orang tua, mereka akan
bahagia dan panjang umur (ay. 3).
Tetapi, mari kita
perhatikan 1 fakta sederhana, bahwa Paulus menulis suratnya itu tidak ditujukan
kepada anak-anak. Paulus menulis kitab Efesus yang begitu agung, dengan
penjelasan yang luar biasa mengenai doktrin keselamatan dan kasih karunia (baca
Efesus 2), tentu hal itu tidak ditujukan kepada anak-anak yang mungkin masih
belum bisa memahami doktrin keselamatan itu. Apa artinya hal ini? Artinya
adalah bahwa surat Efesus ini memang ditujukan kepada jemaat di kota Efesus,
tetapi tidak khusus bagi anak-anak melainkan kepada jemaat-jemaat dewasa di
kota tersebut. Perhatikan ayat pertama dari surat Efesus ini, di situ tertulis
bahwa surat ini ditujukan kepada orang-orang percaya di dalam Kristus Yesus.
Siapakah orang-orang yang percaya? Tentu mereka yang telah mengaku Yesus
sebagai Juruselamat pribadinya, dan tentu saja hanya orang dewasa yang
sungguh-sungguh sadar akan dosanya dan menyadari bahwa mereka memerlukan Yesus
dalam hidup mereka. Lalu mengapa Paulus menulis ayat yang sepertinya ditujukan
kepada anak-anak?
Di sini ada suatu
kebenaran yang penting yang seringkali terlupakan. Sesungguhnya ayat 1-3 dari pasal
6 kitab Efesus ini ditujukan kepada para orang tua. Ya, ayat-ayat ini memang ditujukan
kepada para orang tua! Maksud saya adalah Paulus mengingatkan para orang tua
untuk mendidik anak-anak mereka agar mereka mau taat dan hormat kepada orang
tua mereka. Paulus sendiri tidak menikah dan tidak memiliki anak jasmani, namun
Paulus menyadari betul prinsip kebenaran ini. Oleh karena itu, prinsip ini
dibagikan kepada para jemaat di Efesus (dan juga berlaku bagi kita) yaitu agar
kita mendidik anak-anak kita agar mereka mau taat dan hormat kepada orang tuanya.
Jadi, masalah
taat dan hormat itu bukan saja tugas anak-anak, tetapi tugas orang tuanya dalam
hal ini ayah dan ibunya. Seringkali para orang tua berdalih dengan mengatakan, “Kan
ayat 4 juga sudah membahas tentang peran orang tua (dalam hal ini bapa)”.
Padahal, jika kita mau jujur, apa mungkin Paulus dan Tuhan memberikan perintah
sebanyak 3 ayat kepada anak-anak dan hanya 1 ayat kepada orang tua? Bukankah
seharusnya porsi orang tua harus lebih besar daripada anak-anak? Oleh karena
itu saya berani berkata bahwa sebenarnya ayat 1-3 (dan juga ayat 4) adalah
tugas dari orang tua juga.
Hal yang terjadi,
seringkali ketika anak-anak kita nakal, ketika anak-anak kita tidak taat dan
tidak menghormati kita, atau ketika anak-anak kita kurang ajar kepada kita,
kita langsung men-judge anak kita
bahwa ia tidak taat dan sudah melanggar Firman Tuhan yaitu di ketiga ayat
tersebut. Padahal jika kita mau jujur, mungkin saja ada (dan ada banyak) andil
kita sebagai orang tua dalam membentuk karakter anak-anak kita sehingga mereka
menjadi anak-anak yang bandel dan tidak mau menurut kepada orang tua. Jika
anak-anak kita sampai menjadi seperti itu siapakah yang salah? Anak kita jelas
juga salah. Tetapi kita sebagai orang tua juga salah, mengapa kita tidak
mendidik anak kita dengan benar? Mungkin kita terlalu memanjakan atau
membiarkan anak-anak kita melakukan hal yang salah mulai dari hal-hal yang
kecil (misalnya anak berbohong malah dibela, atau anak mulai mencuri hal-hal
kecil malah dibiarkan). Justru karena pembiaran kita itulah anak kita akan
merasa, “Ah, orang tua saya saja nggak menegur kok, berarti apa yang saya
lakukan itu tidak salah”. Dan akibatnya anak kita akan mengulangi perbuatannya
yang salah bahkan dengan tingkatan yang lebih tinggi lagi, dan lambat laun anak
kita akan menjadi anak yang bandel dan tidak mau taat dan hormat kepada orang
tuanya, apalagi kepada Tuhan.
Jika hal itu yang
terjadi dengan kita saat ini, segeralah bertobat dan mengakui kesalahan dan
kegagalan kita sebagai orang tua. Namun, jangan berhenti sampai di situ saja,
tetapi kita harus mau berusaha keras untuk mengembalikan anak-anak kita ke
jalan yang benar. Jangan semakin membiarkan anak-anak kita semakin jauh dari Tuhan,
tetapi tariklah dengan penuh kasih agar mereka kembali ke jalan Tuhan. Ingat
bahwa anak-anak kita itu ibarat anak panah di tangan kita (Mzm 127:4). Anak-anak
kita akan pergi ke arah yang kita tunjukkan kepada mereka. Jika kita
menunjukkan arah yang benar, anak kita akan pergi melesat ke arah yang benar.
Jika kita menunjukkan arah yang salah, anak kita juga akan pergi ke arah yang
salah. Oleh karena itu, hai para orang tua, perhatikan sungguh-sungguh Firman
Tuhan hari ini. Bentuklah dan didiklah anak-anak kita menurut jalan Tuhan,
bahkan sejak mereka kecil, agar di kemudian hari mereka tidak menyimpang dari
jalan Tuhan tersebut (Ams 22:6).
Bacaan Alkitab:
Efesus 6:1-3
6:1 Hai anak-anak,
taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
6:2 Hormatilah
ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata
dari janji ini:
6:3 supaya kamu
berbahagia dan panjang umurmu di bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.