Jumat, 29 September 2017
Bacaan
Alkitab: Ibrani 7:1-3
Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut arti
namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja Salem,
yaitu raja damai sejahtera. (Ibr 7:2)
Persepuluhan di dalam Alkitab (19): Penjelasan tentang Melkisedek
Mulai hari ini kita akan membahas
ayat-ayat di dalam kitab Ibrani pasal 7 tentang persepuluhan. Setidaknya dari 9
ayat yang memuat kata “persepuluhan” atau “sepersepuluh” dalam konteks
persembahan, ada 6 ayat di dalam perikop ini, dimana 3 ayat telah kita bahas
dalam renungan sebelumnya. Oleh karena itu, kita perlu mengerti betul konteks
Ibrani 7 ini supaya kita dapat mengerti makna asli dari ayat-ayat tersebut.
Kitab Ibrani ditulis kepada orang-orang
Yahudi atau orang Ibrani oleh seseorang yang paham betul mengenai hukum Taurat
dan adat istiadat/tradisi orang Yahudi. Kitab Ibrani dimaksudkan untuk
menunjukkan bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang dijanjikan kepada bangsa
Yahudi, namun yang ternyata telah ditolak dan bahkan disalibkan oleh bangsa
Yahudi sendiri. Kitab Ibrani dapat dikatakan sebagai “jembatan” yang
menyambungkan antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, sehingga bangsa Yahudi
dapat mengerti maksud rancangan Allah (Yahweh/YHWH) untuk menyelamatkan seluruh
umat manusia.
Kita yang bukan orang Yahudi tentu akan
kesulitan untuk memahami inti kitab Ibrani ini karena memang kita tidak
memiliki kebiasaan atau tradisi seperti bangsa Yahudi. Oleh karena itu, supaya
kita dapat memahami kitab Ibrani ini, kita perlu belajar untuk memahami
semangat penulis kitab ini dan apa tujuan ia menulis kitab ini. Dalam hal ini,
salah satu tujuan utama penulis kitab Ibrani adalah untuk menjelaskan kepada
bangsa Yahudi bahwa Yesus Kristus itu adalah Mesias, bahwa Yesus Kristus itulah
penggenapan hukum Taurat. Bangsa Yahudi sangat meninggikan dan mengagungkan
hukum Taurat, karena itulah hukum yang diberikan Allah sendiri kepada nenek
moyang mereka. Mereka pun sangat bangga bahwa mereka adalah keturunan Abraham,
Ishak, dan Yakub. Namun demikian, di sinilah penulis kitab Ibrani mencoba
memasukkan prinsip bahwa ada seorang sosok yang melebihi Abraham, Ishak, dan
Yakub, yaitu Tuhan itu sendiri. Dan ini digambarkan dengan perbandingan antara
Abraham dengan sosok lain yang lebih tinggi yaitu Melkisedek.
Kitab Ibrani menulis bahwa Melkisedek
adalah raja Salem dan imam Allah yang Mahatinggi (ay. 1a). Ini sejajar dengan
apa yang ditulis di dalam kitab Kejadian (Kej 14:18). Kitab Ibrani ini juga
mengulang peristiwa di kitab Kejadian tersebut, yaitu ketika Melkisedek pergi
menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dan mengalahkan raja-raja dan
memberkati Abraham (ay. 1b). Abraham sadar bahwa Melkisedek adalah raja Selem
dan imam Allah yang Mahatinggi. Oleh karena itu Abraham pun memberikan
sepersepuluh dari semuanya (yaitu sepersepuluh dari hasil rampasan perang,
bukan sepersepuluh dari penghasilannya maupun sepersepuluh dari segala
hartanya) (ay. 2a). Ingat bahwa konteks pemberian Abraham kepada Melkisedek
adalah karena ia telah menang melawan musuhnya dan mendapatkan harta rampasan.
Siapakah Melkisedek itu? Alkitab
menulis bahwa menurut arti namanya, Melkisedek adalah raja kebenaran, serta
juga raja Salem, yaitu raja damai sejahtera (ay. 2b). Kata Melkisedek dalam
bahasa Ibrani sendiri adalah Malki-tsedeq
(מַלְכִּי־צֶ֫דֶק) yang berasal
dari 2 kata yaitu melek (מֶ֫לֶך) yang berarti raja dan tsedeq (צֶ֫דֶק) yang berarti
kebenaran. Sehingga kata Melkisedek secara harafiah dapat diartikan sebagai
“rajaku adalah (raja yang) benar” atau “raja kebenaran”. Selain itu, Alkitab
jelas menyebut bahwa Melkisedek adalah raja Salem. Salem bisa merujuk ke wilayah
di sekitar kota Yerusalem, atau bisa juga berasal dari kata Ibrani shalem (שָׁלֵם) yang berarti damai sejahtera.
Lebih lanjut lagi disebutkan bahwa Melkisedek
adalah tokoh Alkitab yang tiba-tiba muncul dalam kitab Kejadian. Ia tidak berbapa,
tidak beribu, dan tidak bersilsilah (ay. 3a). Ini berbeda dengan kebiasaan
bangsa Yahudi yang senantiasa merunut silsilah keluarga. Di dalam tradisi
Yahudi, silsilah adalah hal yang sangat penting. Kita dapat melihat bagaimana
kitab Kejadian merunut silsilah dari Adam hingga ke Yakub dan ke-12 anaknya.
Bahkan di Perjanjian Baru pun, kita melihat bagaimana Yesus dirunut silsilahnya
hingga ke Abraham, bahkan hingga ke Adam (Mat 1:1-17, Luk 3:23-38). Akan tetapi
Melkisedek ini tidak diketahui asalnya, bahkan kehidupan lainnya. Ia hanya
muncul di kitab Kejadian pasal 14 dan selanjutnya tidak pernah disebut lagi, dan
baru disebut di kitab Ibrani ini. Bisa dikatakan bahwa orang Israel tidak akan
pernah tahu kapan dan dimana ia dilahirkan, atau kapan dan dimana ia mati
(karena tidak tertulis dalam kitab-kitab Perjanjian Lama yang dimiliki bangsa
Israel). Dari situlah muncul istilah bahwa Melkisedek harinya tidak berawal dan
hidupnya tidak berkesudahan karena memang tidak ada referensi lain dalam
kitab-kitab Taurat mengenai kehidupan Melkisedek ini (ay. 3b).
Jadi Melkisedek dalam Perjanjian Lama melambangkan sosok
yang: 1) adalah seorang raja; 2) adalah kebenaran; 3) memerintah atas wilayah
Yerusalem atau sekitarnya; 4) memiliki karakter damai sejahtera; 5) tidak
diketahui kehidupan sebelum ia muncul dan setelah ia muncul. Lalu, dari
karakteristik tersebut, siapakah sosok yang dilambangkan oleh Melkisedek ini?
Tentu umat Kristen saat ini sudah tahu bahwa Melkisedek melambangkan Anak Allah
yaitu Yesus Kristus. Namun bangsa Yahudi saat itu tidak mengerti bahwa
Melkisedek itu melambangkan Yesus Kristus. Ingat bahwa Melkisedek hanya
melambangkan Yesus Kristus dan bukan Yesus Kristus itu sendiri. Karena jika
Melkisedek adalah pribadi Anak Allah yang saat itu turun ke dunia dan menjadi
manusia (menjadi raja di Salem), maka untuk apa Anak Allah turun lagi sebagai
Yesus Kristus untuk mati dan disalibkan di zaman Romawi?
Kita perlu membedah kalimat “ia dijadikan sama
dengan Anak Allah” dengan benar (ay. 3c). Kalimat tersebut dalam bahasa Yunani
adalah “echōn aphōmoiōmenos de tō Huiō tou Theou” (ἔχων ἀφωμοιωμένος δὲ τῷ Υἱῷ τοῦ Θεοῦ). Kata yang perlu
dibedah adalah kata aphōmoiōmenos yang bersifat verb - perfect participle middle/passive - nominative masculine singular. Kata ini
lebih tepat diartikan sebagai “to cause a
model to pass off into an image or shape like it; to be made like, rendered
similar; to assimilate closely -- make like” (untuk menyebabkan sebuah
contoh menjadi cocok dengan suatu gambar atau bentuk; untuk dibuat, dijadikan
serupa; untuk menyusun dengan teliti – membuat seperti). Jadi Melkisedek ini
adalah gambaran yang menyerupai sifat Kristus sebagai Anak Allah dan itu tidak
berarti bahwa Melkisedek adalah Anak Allah apalagi Melkisedek adalah inkarnasi
Anak Allah ke dalam dunia.
Jadi Melkisedek adalah gambaran dari Anak Allah,
dan dalam hal ini penulis kitab Ibrani ingin menunjukkan bahwa jika selama ini
bangsa Yahudi memandang Abraham sebagai “Bapa” atau sosok yang sangat tinggi
posisinya, maka ternyata ada sosok yang lebih tinggi lagi dari Abraham. Jika
selama ini bangsa Yahudi selalu berkata bahwa “kami adalah anak-anak Abraham”
(Yoh 8:39) dan sangat membanggakan hukum Taurat, maka penulis kitab Ibrani
ingin menunjukkan bahwa Abraham saja memberikan sepersepuluh hasil rampasannya
kepada Melkisedek, yang tidak ada kaitannya dengan garis keturunan Abraham.
Jadi panggilan Allah kepada Abraham tidak serta merta membuat keturunan Abraham
sebagai bangsa yang paling sempurna, atau hukum Taurat (yang diberikan kepada
keturunan Abraham) sebagai hukum yang paling sempurna, karena yang paling
sempurna adalah Tuhan sendiri. Ini dilambangkan dengan adanya praktik memberikan
sepersepuluh dari Abraham kepada Melkisedek. Jika hukum Taurat adalah hukum
yang sempurna, maka seharusnya tidak boleh ada praktik pemberian sepersepuluh
kepada orang di luar keturunan Abraham, karena itu hanya menjadi hak orang Lewi
dan para imam.
Jadi kita dapat melihat bahwa penyebutan pemberian
persepuluhan dalam kitab Ibrani ini adalah dalam konteks penjelasan tentang
kedudukan Melkisedek yang disampaikan penulis kitab Ibrani kepada bangsa
Yahudi. Ini menunjukkan adanya suatu sosok atau kuasa dimana Abraham pun
mengakuinya, dengan simbol ketika ia memberikan persembahan persepuluhan kepada
Melkisedek. Ini adalah gambaran bahwa bangsa Yahudi memang harus taat kepada
hukum Taurat, tetapi mereka pun harus jauh lebih taat lagi kepada pembuat hukum
Taurat, yaitu Tuhan Allah Semesta Alam. Bangsa Yahudi tidak boleh berhenti hanya
di hukum Taurat, tetapi harus bisa mencapai kegenapan hukum Taurat, yaitu
pribadi Tuhan Yesus Kristus, karena Yesus Kristuslah yang menjadi imam untuk
selama-lamanya (ay. 3d). Ia telah menjadi imam besar dan perantara bagi kita
(Ibr 2:17, 3:1, 4:14, 8:1, dan sebagainya).
Persoalannya sering kali ayat 2 tersebut yang
menyebutkan bahwa Abraham memberikan sepersepuluh kepada Melkisedek, dipakai
untuk menunjukkan bahwa Perjanjian Baru pun tetap mengajarkan mengenai
persembahan persepuluhan, dengan memberikan contoh pemberian persepuluhan dari
Abraham kepada Melkisedek. Padahak jika kita belajar dengan benar, atau minimal
membaca ayat-ayat sebelum dan sesudahnya, kita akan mengerti bahwa konteks
penggunaan persembahan persepuluhan di kitab Ibrani ini bukanlah untuk menjustifikasi
penggunaan persepuluhan di Perjanjian Baru, tetapi lebih untuk menjelaskan
siapa Melkisedek itu dan bagaimana kaitan antara Abraham dengan Melkisedek
hingga akhirnya Abraham memberikan sepersepuluh dari rampasan perangnya kepada
Melkisedek.
Justru dari perikop ini nanti kita akan belajar
bahwa Melkisedek merupakan gambaran Yesus Kristus, sehingga kita harus lebih
tunduk kepada Kristus daripada kepada hukum Taurat. Bangsa Yahudi selama ini
tunduk kepada Abraham dan hukum Taurat, tetapi melalui perikop ini, maka
penulis kitab Ibrani ingin menekankan bahwa bangsa Yahudi harus lebih tunduk
dan taat kepada Allah, dan kepada Yesus Kristus, Anak Allah yang Tunggal, yaitu
satu-satunya utusan Allah untuk menyelamatkan manusia.
Bacaan
Alkitab: Ibrani 7:1-3
7:1 Sebab Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi; ia
pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja,
dan memberkati dia.
7:2 Kepadanya pun Abraham memberikan sepersepuluh dari semuanya. Menurut
arti namanya Melkisedek adalah pertama-tama raja kebenaran, dan juga raja
Salem, yaitu raja damai sejahtera.
7:3 Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak
berawal dan hidupnya tidak berkesudahan, dan karena ia dijadikan sama dengan
Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya.