Kamis, 22 Mei 2014
Bacaan Alkitab: 1 Samuel 28:3-6
Dan Saul bertanya
kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan
Urim, baik dengan perantaraan para nabi. (1 Sam 28:6)
Ketika Tuhan
Tidak Menjawab Kita
Sebagai seorang manusia biasa, pastilah kita
semua pernah mengalami masalah dalam kehidupan kita, baik masalah-masalah yang
“biasa” maupun masalah yang dapat kita katakan sebagai “luar biasa”. Bagi kita
yang adalah orang percaya kepada Tuhan, tentu kita juga sering berdoa dan
bertanya kepada Tuhan ketika kita menghadapi masalah. Pada umumnya, setiap
orang Kristen, baik jemaat Tuhan maupun hamba Tuhan, pasti akan meminta Tuhan
untuk memberikan jalan keluar, atau setidaknya bertanya bagaimana ia boleh
melalui masalah-masalah tersebut.
Akan tetapi, dalam kenyataannya, cukup sering
doa-doa dan pertanyaan kita kepada Tuhan tidak dijawab Tuhan. Ketika kita
bertanya kepada Tuhan, justru Tuhan diam. Apa yang harus kita lakukan jika
berada dalam keadaan seperti itu?
Kita akan belajar dari Firman Tuhan, yaitu
dari seorang raja yang dahulu diurapi Tuhan serta dipakai Tuhan secara luar
biasa, namun pada saat-saat terakhir hidupnya, justru ia meninggalkan dan
ditinggalkan Tuhan. Orang tersebut adalah Raja Saul.
Saul adalah raja pertama orang Israel yang
diurapi oleh Samuel. Jika kita membaca ayat-ayat dan pasal-pasal sebelumnya,
maka kita akan melihat bahwa selama Samuel masih hidup, maka Raja Saul pada
umumnya hidup menurut jalan Tuhan. Samuel menyampaikan apa yang menjadi suara
Tuhan kepada Saul. Akan tetapi, pada bagian Alkitab yang kita baca, Samuel
sudah mati sehingga tidak dapat menjadi perpanjangan mulut Tuhan bagi Saul lagi
(ay.3).
Saat itu, Saul sedang menghadapi masalah yang
begitu berat, yaitu peperangan dengan orang Filistin (ay. 4). Memang selama
hidupnya, orang Filistin selalu menjadi momok yang menakutkan bagi bangsa
Israel. Walaupun demikian dalam peperangan yang akan dihadapi Saul, peperangan
itu adalah salah satu peperangan terbesar karena orang Filistin dan orang
Israel sama-sama mengerahkan segenap kemampuannya. Bahkan ketika Saul (yang
adalah raja Israel) melihat segenap tentara Filistin, ia menjadi takut dan
hatinya sangat gemetar (ay. 5). Bayangkan jika hati seorang raja saja sangat
gemetar, bagaimana dengan hati para rakyatnya?
Saat itulah Saul mencoba mencari jawaban dari
Tuhan. Tetapi terlambat sudah. Tuhan tidak menjawab Saul. Bahkan Alkitab
menuliskan tentang 3 cara bagaimana Tuhan pada umumnya menjawab seseorang pada
masa itu: dengan mimpi, dengan Urim, ataupun dengan perantaraan para nabi (ay.
6). Pada waktu itu sangat umum Tuhan menjawab doa seseorang melalui mimpi (ada
banyak contoh tokoh Alkitab yang dijawab Tuhan melalui mimpi atau penglihatan,
misalnya Daniel (Dan 2:18-19). Tuhan juga juga dapat menyatakan kehendakNya
melalui perantaran urim dan tumim yang dipakai oleh Imam Tuhan, bahkan Saul
sendiri pun pernah menggunakan urim dan tumim ketika mencari jawaban dari Tuhan
(1 Sam 14:41). Selain itu, Tuhan juga lebih banyak lagi menyatakan jawabanNya
melalui suara nabi-nabiNya yang dapat kita baca di seluruh Alkitab.
Tentu saja ada alasan mengapa Tuhan tidak mau
menjawab doa Saul bahkan melalui ketiga metode yang umum digunakan pada saat
itu. Jika kita mau membaca ayat-ayat lain tentang jawaban Tuhan terhadap doa
yang kita naikkan, maka kita akan menemukan setidaknya 3 alasan mengapa Tuhan
tidak mendengar apalagi menjawab doa kita.
Pertama, karena dosa-dosa kita (Yes 59:1-2).
Ketika doa-doa kita yang kita naikkan tidak dijawab oleh Tuhan, bisa jadi hal
tersebut karena masih ada dosa-dosa yang belum kita bereskan di hadapan Tuhan.
Mungkin orang lain tidak ada yang tahu dosa kita, mungkin pasangan kita pun
tidak, orang tua kita pun tidak, bahkan pendeta atau gembala sidang kita tidak
tahu. Akan tetapi, jangan lupakan bahwa Tuhan tahu dan mengerti setiap
perbuatan kita termasuk dosa-dosa kita. Bereskan segera dan lihatlah bagaimana
Tuhan akan segera menjawab doa-doa kita.
Kedua, karena kehidupan keluarga kita tidak beres
(1 Ptr 3:7). Dalam ayat tersebut digambarkan suami-suami yang tidak menghormati
isteri mereka. Menghormati isteri sepadan dengan frasa mengasihi isteri. Bahkan
isteri pun juga seharusnya menghormati suami (Ef 5:25-28). Jika masih ada
permasalahan dalam kehidupan keluarga, khususnya antara suami dengan isteri,
mungkin ada sesuatu perkara yang masih disembunyikan antara suami dengan
isterinya, barangkali itulah penyebab doa-dpa kita masih belum dijawab.
Ketiga, karena memang itu bukan kehendak
Tuhan dalam hidup kita (Mat 26:39). Kita bisa melihat hal ini dari teladan
Yesus sendiri. Yesus yang adalah Anak Allah saja pernah mengalami doaNya tidak
dijawab oleh Allah Bapa. Saat akan menghadapi penderitaanNya, Yesus berdoa di
taman Getsemani agar “cawan murka Allah” dilalukan dari padaNya. Akan tetapi,
ternyata Allah tidak menjawab doaNya, karena memang menurut kehendak Allah,
Yesus harus menderita, mati disalibkan, dikubur dan bangkit demi umat manusia.
Jika kita merasa bahwa hidup kita sudah benar, tidak ada dosa yang belum beres,
kehidupan keluarga juga sudah harmonis, namun ternyata masih ada doa-doa kita
yang tidak dijawab oleh Tuhan, maka sangat mungkin hal tersebut dikarenakan
memang ada kehendak khusus dari Allah Bapa kita di surga.
Ketiga hal di atas menunjukkan bagaimana kita
sebagai manusia sangat tergantung kepada Allah Bapa kita di surga. Oleh karena
itu, jika doa-doa kita tidak dijawab oleh Tuhan, perhatikanlah bagaimana kita
hidup selama ini, atau mungkin saja ada rencana atau kehendak Tuhan yang lain
bagi hidup kita.
Bacaan Alkitab: 1 Samuel 28:3-6
28:3 Adapun
Samuel sudah mati. Seluruh orang Israel sudah meratapi dia dan mereka telah
menguburkan dia di Rama, di kotanya. Dan Saul telah menyingkirkan dari dalam
negeri para pemanggil arwah dan roh peramal.
28:4 Orang
Filistin itu berkumpul, lalu bergerak maju, dan berkemah dekat Sunem. Saul
mengumpulkan seluruh orang Israel, lalu mereka berkemah di Gilboa.
28:5 Ketika Saul
melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar.
28:6 Dan Saul
bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik
dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.