Selasa, 20 Mei 2014

Privasi dengan Tuhan (3): Berpuasa

Rabu, 21 Mei 2014
Bacaan Alkitab: Matius 6:16-18
Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. (Mat 6:16)


Privasi dengan Tuhan (3): Berpuasa


Bagian ketiga mengenai hal privasi dengan Tuhan adalah tentang hal berpuasa. Puasa adalah bagian dari adat orang Yahudi, dan juga merupakan adat yang umum di hampir semua suku bangsa di dunia ini (kecuali mungkin di dunia barat). Puasa adalah suatu bentuk dari penyangkalan diri yang pada umumnya ditujukan sebagai bentuk pertobatan, sebagai salah satu bentuk untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, dan lain sebagainya.

Dalam hal berpuasa, ternyata cukup banyak orang Yahudi pada masa itu yang memiliki pandangan yang salah tentang berpuasa. Puasa yang seharusnya menjadi suatu bentuk ibadah manusia kepada Tuhan, justru dijadikan sebagai suatu kebiasaan yang harus dipamerkan dan ditunjukkan kepada orang lain. Deskripsi kesalahan dalam berpuasa yang dilakukan oleh orang Yahudi adalah mereka menunjukkan muka muram serta mengubah air mukanya (wajahnya) sehingga dari jauh mereka terlihat seperti orang yang berpuasa (ay. 16). Mungkin mereka terlihat sangat lemas, pucat, dan sebagainya sehingga dari jauh pun orang akan bertanya, “Kenapa kok kamu terlihat lemas?” dan dijawab “Saya sedang berpuasa”.

Hal tersebut di mata Tuhan bukanlah sesuatu yang baik, karena di mata Tuhan berpuasa adalah salah satu hal yang seharusnya menjadi privasi antara kita dengan Tuhan. Berpuasa adalah lebih spesifik dibandingkan dengan berdoa, karena orang lain masih mungkin melihat kita saat kita berdoa, tetapi orang lain tidak akan mengetahui kita sedang berpuasa kecuali jika kita mengubah raut muka kita seperti orang yang sedang berpuasa.

Yesus tidak suka dengan sikap tersebut. Yesus ingin agar hanya Tuhan saja dan diri kita sendiri saja  yang tahu tentang hal puasa. Mengapa demikian? Karena puasa (dalam hal ini doa dan puasa) adalah tingkatan tertinggi dari doa kita kepada Tuhan (Mat 17:21). Oleh karena itu jika kita sampai melakukan puasa, maka itu harus menjadi urusan kita pribadi dengan Tuhan.

Oleh karena itu, jika kita berpuasa, Tuhan Yesus menyatakan bahwa kita harus berlaku seolah-olah kita tidak berpuasa. Dalam artian, raut muka kita harus kita jaga agar tampak seperti biasa (ay. 17). Dengan demikian, puasa kita akan menjadi puasa yang berkenan kepada Tuhan (ay. 18). Jangan sampai kita sibuk dengan menunjukkan raut muka yang lemas ketika kita berpuasa, tetapi seharusnya saat kita berpuasa, kita harus lebih mendekatkan diri kita kepada Tuhan. Ketika kita berpuasa, waktu yang kita gunakan untuk makan harusnya kita pakai untuk berdoa atau untuk bersaat teduh, bukan digunakan untuk hal-hal lain yang tidak bermanfaat secara rohani.

Ketiga hal yang privasi sebagaimana saya tulis sebelumnya (memberi, berdoa, dan berpuasa), adalah 3 hal yang penting dalam hidup seorang Kristen. Walaupun seseorang mengaku bahwa ia adalah seorang Kristen, sudah percaya Yesus, sudah dibaptis bahkan sudah ke gereja, kalau ia tidak pernah melakukan ketiga hal diatas, maka status kekristenannya diragukan. Bahkan jikalaupun orang tersebut sudah memberi, berdoa, dan berpuasa, namun jika dilakukan dengan cara yang tidak tepat, itu pun tidak akan berkenan di mata Tuhan.


Bacaan Alkitab: Matius 6:16-18
6:16 "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.
6:17 Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu,
6:18 supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.