Senin, 23 Februari
2015
Bacaan Alkitab: Kisah Para
Rasul 5:12-16
Dan oleh
rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua
orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat. (Kis 5:12)
Tanda dan Mujizat
itu Untuk Siapa?
Sekarang ini, banyak gereja berlomba-lomba
membuat kebaktian kebangunan rohani (KKR). Entah apa makna dari kata “KKR”
tersebut, tetapi sepertinya kebanyakan gereja saat ini menganggap bahwa KKR
adalah ibadah dimana ada mujizat Tuhan dan tanda-tanda heran dinyatakan dalam
ibadah itu. Tidak heran banyak gereja mengambil tema tentang mujizat. Ada gereja
yang memiliki tema “gereja yang penuh mujizat Tuhan”, tema “Mujizat untuk anda”,
dan lain sebagainya.
Saya tentu saja tidak anti dengan mujizat,
karena memang sejak zaman rasul-rasul di gereja mula-mula, mujizat sudah ada.
Bahkan Alkitab Perjanjian Lama pun penuh dengan mujizat dan pertolongan Tuhan.
Tuhan Yesus selama di dunia ini pun sering mengadakan mujizat, sebut saja
mujizat air menjadi anggur, mujizat 5 roti dan 2 ikan cukup untuk 5.000 orang,
mujizat menyembuhkan orang, mujizat membangkitkan orang mati, dan lain
sebagainya.
Namun saya melihat dari sisi yang agak luas. Kata
“tanda”, menggunakan bahasa Yunani “shmeia” yang berasal dari kata “shmeion”
atau “semeion”, yang salah satu artinya adalah petunjuk atau isyarat. Bahasa
kita pun menggunakan kata “tanda” yang
hampir sama maknannya dengan “rambu penunjuk”. Kata “mujizat” menggunakan
bahasa Yunani “terata” yang berasal dari kata “terav” atau “teras”, yang juga
dapat berarti suatu “pertanda sebelum terjadinya sesuatu”.
Oleh karena itu, saya sendiri melihat bahwa
tanda dan mujizat itu memang penting dan memang ada di seluruh masa gereja,
mulai dari gereja mula-mula, gereja di abad pertengahan, gereja di abad ke-21
dan juga di gereja akhir zaman. Akan tetapi tanda dan mujizat ini justru lebih
berperan dalam pelayanan gereja keluar, yaitu supaya orang percaya kepada
Tuhan. Tentu jika kita mengadakan KKR kesembuhan illahi atau kita mendoakan
orang sakit dan orang itu sembuh, maka orang itu yang belum percaya kepada
Tuhan akan percaya bahwa Tuhan adalah Tuhan yang menyembuhkan. Sampai di sini
sesungguhnya saya melihat belum ada masalah.
Masalahnya mulai muncul pada saat
gereja-gereja Tuhan justru menganggap tanda dan mujizat adalah yang terutama,
bahkan bagi jemaat yang sudah rutin beribadah di gereja tersebut. Gereja tersebut merasa bahwa
jika ada ibadah tanpa ada jemaat yang disembuhkan atau tanpa ada mujizat Tuhan
dinyatakan, maka ibadah tersebut terasa kurang Roh atau kurang rohani. Hal ini
yang saya coba luruskan dalam renungan hari ini.
Jika kita membaca ayat dalam Kisah Para Rasul
ini, maka kita akan melihat bahwa rasul-rasul mengadakan banyak tanda dan
mujizat di antara orang banyak (ay. 12a). Orang banyak yang dimaksud di sini
bukanlah jemaat Tuhan, melainkan orang-orang yang belum percaya kepada Tuhan.
Mereka adalah orang-orang Yahudi yang beribadah di Bait Suci, dan mereka
melihat tanda dan mujizat yang dilakukan
oleh para rasul. Dalam ayat yang sama dinyatakan bahwa semua orang percaya
selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat (ay. 12b). Jadi
jelas bahwa orang banyak dan orang percaya tidak ada kaitannya dalam hal ini.
Bahkan ayat selanjutnya berbicara tentang apa yang dilakukan oleh
orang-orang percaya. Walaupun banyak orang masih takut atau ragu-ragu masuk ke
kumpulan orang percaya, tetapi mereka sangat dihormati orang banyak (ay. 13).
Mengapa mereka sangat dihormati? Karena tanda-tanda dan mujizat yang dibuat
oleh para rasul. Dan meskipun banyak orang yang masih takut bergabung, tetapi
banyak juga di antara mereka yang percaya kepada Tuhan (ay. 14), meskipun
mereka belum berani berkumpul dan bertekun dalam kumpulan orang percaya.
Orang-orang yang baru percaya ini (belum
menjadi jemaat karena mereka belum berkumpul dalam persekutuan orang percaya)
membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan dengan harapan disembuhkan oleh
para rasul, antara lain rasul Petrus. Bahkan mereka percaya bahwa jika kena
bayangan Petrus saja, maka orang yang sakit dapat disembuhkan (ay. 15). Selain
orang-orang itu (yang memang tinggal di Yerusalem), banyak juga orang-orang yang
masih belum percaya dari kota-kota sekitar Yerusalem yang datang untuk membawa
orang-orang yang sakit dan diganggu roh jahat untuk disembuhkan (ay. 16).
Pertanyaannya, apakah ada tanda dan mujizat
yang dinyatakan kepada kumpulan orang percaya? Jika kita membaca kitab Kisah
Para Rasul, saya merasa bahwa hampir semua tanda dan mujizat yang dilakukan
oleh para rasul ataupun hamba-hamba Tuhan ditujukan kepada orang-orang yang
belum percaya. Tanda-tanda dan mujizat adalah sebagai suatu “petunjuk awal”
kepada orang yang belum tahu tentang Tuhan Yesus Kristus, agar mereka dapat
percaya kepadaNya.
Bagaimana dengan kumpulan orang percaya yang
hidup bertekun dalam pengajaran rasul-rasul? Sepengetahuan saya, hampir tidak
ada berita tentang tanda-tanda dan mujizat yang dilakukan dalam kumpulan orang
percaya tersebut. Para rasul berfokus pada adanya persekutuan yang indah di
dalam Tuhan, bagaimana mereka melayani janda-janda dan orang-orang miskin, bertumbuh
dalam pengajaran yang benar, dan tentu saja memberitakan Firman. Tetapi hampir
tidak ada tanda dan mujizat yang dilakukan secara khusus oleh para rasul kepada
jemaat mula-mula. Tanda dan mujizat itu hanya sebagai “pengantar” agar
orang-orang datang dan percaya kepada Tuhan.
Jika gereja saat ini sangat fokus dan peduli
dengan tanda dan mujizat, itu memang bagus, selama tanda dan mujizat itu lebih
diarahkan kepada orang-orang yang belum mengenal Kristus. Jemaat-jemaat Tuhan
yang sudah cukup lama menjadi orang Kristen harusnya dapat menjadi seseorang yang dewasa rohani, yang mampu berkata “jika aku
hidup, aku hidup untuk Tuhan, dan jika aku mati, aku mati untuk Tuhan. Jadi
baik hidup atau mati, aku adalah milik Tuhan” (Rm 14:8).
Memang setiap orang pasti pernah terserang
penyakit, masalah dan lain sebagainya. Tetapi “mengobral” tanda dan mujizat
dalam setiap ibadah juga kurang tepat. Jangan salah, jika orang sakit selalu dianggap
orang yang membutuhkan mujizat, bukankah setiap orang pada nantinya harus mati?
Bagaimana jika pendeta yang selalu mengagung-agungkan mujizat pada nantinya
mati karena sakit penyakit? Mau dibawa kemana muka dari gereja Tuhan jika
gereja Tuhan hanya mementingkan tanda dan mujizat, dimana setiap orang yang
sakit pasti disembuhkan?
Kita harus menjadi lebih dewasa dan lebih
bijaksana. Paulus pun memiliki duri dalam daging (yang ditafsirkan oleh sejumlah
hamba Tuhan sebagai penyakit dalam dirinya). Paulus pun meminta agar Tuhan mengambil
duri tersebut, tetapi Tuhan menjawab “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab
justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (2 Kor 12:7-9). Jika
Paulus yang adalah seorang rasul Tuhan yang dipakai Tuhan luar biasa saja tidak
mementingkan tanda dan mujizat dalam setiap pengajarannya, dan juga menekankan
akan pemahaman yang benar tentang Firman Allah, beranikah kita bersikap lebih
dari Paulus? Tanda dan mujizat memang penting, tetapi menurut pendapat saya,
itu bukan yang utama. Yang lebih utama adalah bagaimana kita dapat hidup
menurut kehendak Bapa, menurut standar Bapa, dan menyukakan hati Bapa. Saya
takut jika kita hanya mementingkan tanda dan mujizat, tapi kita tidak dikenal
oleh Bapa di Surga, maka kita akan dienyahkan Tuhan dan ditolak masuk ke dalam
surga yang mulia (Mat 7:22-23).
Bacaan Alkitab: Kisah Para
Rasul 5:12-16
5:12 Dan oleh
rasul-rasul diadakan banyak tanda dan mujizat di antara orang banyak. Semua
orang percaya selalu berkumpul di Serambi Salomo dalam persekutuan yang erat.
5:13 Orang-orang
lain tidak ada yang berani menggabungkan diri kepada mereka. Namun mereka
sangat dihormati orang banyak.
5:14 Dan makin
lama makin bertambahlah jumlah orang yang percaya kepada Tuhan, baik laki-laki
maupun perempuan,
5:15 bahkan
mereka membawa orang-orang sakit ke luar, ke jalan raya, dan membaringkannya di
atas balai-balai dan tilam, supaya, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya
bayangannya mengenai salah seorang dari mereka.
5:16 Dan juga
orang banyak dari kota-kota di sekitar Yerusalem datang berduyun-duyun serta
membawa orang-orang yang sakit dan orang-orang yang diganggu roh jahat. Dan
mereka semua disembuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.