Jumat, 29 Juli 2016
Bacaan
Alkitab: Ams 5:20-23
“Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap dada
perempuan asing?” (Ams 5:20)
Anak Muda dan Perempuan Jalang
Di suatu gereja, ada seorang gembala
sidang (pendeta) yang memiliki anak yang sangat pintar dan juga tampan. Anak
pendeta ini memiliki begitu banyak karunia dalam pelayanan. Ia memilliki suara
yang bagus sehingga ia sering melayani sebagai worship leader. Ia juga dapat memainkan seluruh alat musik yang ada
di gereja. Sehingga banyak jemaat sangat sayang kepadanya, bahkan anak ini
sudah digadang-gadang akan meneruskan posisi ayahnya sebagai gembala sidang
suatu saat nanti.
Ketika memasuki masa pemuda (kuliah),
anak tersebut pun merasakan indahnya jatuh cinta. Namun sangat disayangkan ia
mencintai seorang gadis yang tidak seiman. Orang tuanya pun marah dan meminta
ia memutuskan pacarnya yang tidak seiman tersebut. Selang beberapa waktu, ia
pun menuruti permintaan orang tuanya dan menjadi patah hati. Dalam kondisi hati
yang sedang galau itulah, ia menjadi rapuh. Ia melakukan kesalahan fatal dengan
curhat kepada salah seorang perempuan (pemudi) di gerejanya yang dulu pernah
hamil di luar nikah dan saat ini juga sedang bermasalah dengan suaminya (dalam
proses cerai). Akibatnya, beberapa waktu kemudian, anak pendeta itu pun terjebak
dan akhirnya melakukan hubungan badan dengan si pemudi.
Hubungan perzinahan ini terus berjalan,
bahkan anak muda ini menjadi ketagihan (karena ia pertama kali mengenal
kenikmatan seksual dari si pemudi ini). Bahkan akhirnya pemudi ini menceraikan
suaminya dan anak kandungnya. Selama bertahun-tahun anak pendeta ini diperbudak
oleh si pemudi melalui hubungan seksual yang tidak diketahui oleh siapapun,
termasuk oleh ayahnya yang adalah gembala sidang di gereja. Hingga pada suatu
saat, si pemudi memiliki rencana yang lebih jahat, yaitu ingin menjadi bagian
dari keluarga pendeta. Jika selama ini si pemudi selalu memakai alat
kontrasepsi supaya tidak hamil, akhirnya pemudi tersebut melepaskan alat
kontrasepsi sehingga ia pun hamil dari benih anak pendeta tersebut. Seluruh
jemaat geger dan goncang hingga pelayanan pekerjaan Tuhan menjadi terganggu.
Kita tentu bertanya-tanya, mengapa hal
ini bisa terjadi? Siapa yang salah? Tentu yang paling salah adalah si pemudi.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa si anak muda (anak pendeta) juga merupakan pelaku,
sehingga ia pun juga bersalah. Orang tua dari kedua belah pihak juga bersalah,
terlebih gembala sidang karena kurang mendidik anak dalam kebenaran, sehingga sampai
terjadi peristiwa yang memalukan di jemaat yang dipimpinnya.
Alkitab dengan jelas sudah berkata
supaya kita tidak berahi kepada perempuan jalang (ay. 20a). Perempuan jalang (dan
juga laki-laki jalang) adalah mereka yang menjebak orang-orang yang tidak
berpengalaman untuk hidup dalam perzinahan dengannya. Mereka tidak segan-segan
tidur dengan orang lain hanya untuk memenuhi hawa nafsu seksual mereka. Oleh
karena itu anak-anak muda harus sungguh-sungguh menghindari bergaul dengan orang-orang
yang jalang. Jangan sembarangan menikmati apa yang belum seharusnya dan tidak
seharusnya kita nikmati. Hal ini digambarkan dalam Alkitab sebagai “mendekap
dada perempuan asing” (ay. 20b).
Ketika kita tergoda untuk melakukan
dosa, khususnya dosa seksual, maka kita harus ingat bahwa segala jalan hidup
manusia terbuka di hadapan mata Tuhan (ay. 21a). Kita harus sadar bahwa mata
Tuhan senantiasa mengawasi setiap langkah kita (ay. 21b), bahkan perkataan dan
pikiran kita. Oleh karena itu hiduplah dalam kebenaran dan bukan dalam
kefasikan. Jadilah orang benar dan jangan sampai menjadi orang fasik. Ingatlah
bahwa orang fasik (termasuk di dalamnya orang jalang) suatu saat akan tertangkap
di dalam kejahatannya dan terjerat dalam tali dosanya sendiri (ay. 22). Jangan biarkan
kita “ditangkap” dan dijadikan korban oleh perempuan jalang. Jangan biarkan
diri kita ikut terjerat dalam dosa-dosa yang dilakukan oleh orang-orang fasik
tersebut. Contohlah Yusuf yang berani lari dari isteri Potifar ketika ia diajak
untuk tidur dengannya (Kej 39).
Ingatlah bahwa orang-orang fasik
tersebut akan mati (tidak hanya merujuk kepada kematian di dunia ini, tetapi
juga kematian kekal nantinya). Mereka tersesat karena tidak mau menerima
didikan yang benar. Mereka tersesat karena mereka tidak mau mengerti kehendak
Alah sehingga mereka tetap menjadi orang yang bodoh (ay. 23). Jika orang-orang
yang jalang dan fasik ini dipandang bodoh di mata Tuhan, masih maukah kita
mengambil bagian dalam kebodohan mereka? Masih maukah kita terjerat dan
terjebak oleh perempuan jalang yang hanya menawarkan kenikmatan sesaat? Ingatlah
bahwa suatu saat nanti kita harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita
di hadapan Tuhan (Rm 14:12).
Hal ini harus menjadi perhatian bagi
semua orang, khususnya bagi anak-anak muda. Jangan biarkan perempuan jalang
(dan juga laki-laki jalang) merusak masa mudamu. Jangan biarkan masa mudamu
berlalu dengan sia-sia karena kesalahan ini. Jadilah anak-anak muda yang
bijaksana, yang hidup dalam Firman Tuhan, yang takut akan Tuhan, sehingga masa
mudamu adalah masa muda yang cemerlang, masa muda yang dipersembahkan kepada
Tuhan, masa dimana kita boleh sungguh-sungguh melayani Tuhan tanpa batas.
Biarlah masa muda kita akan menjadi suatu dasar yang kokoh dalam kehidupan
kita, sehingga kehidupan kita di masa hidup kita selanjutnya juga tetap kuat di
dalam Tuhan. Biarlah kita boleh tetap setia ingga akhir nafas hidup kita di
dunia ini, dan kita akan bersama-sama bertemu dengan Tuhan kita dalam
Kerajaan-Nya yang kekal.
Bacaan
Alkitab: Ams 5:20-23
5:20 Hai anakku, mengapa engkau berahi akan perempuan jalang, dan mendekap
dada perempuan asing?
5:21 Karena segala jalan orang terbuka di depan mata TUHAN, dan segala
langkah orang diawasi-Nya.
5:22 Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali
dosanya sendiri.
5:23 Ia mati, karena tidak menerima didikan dan karena kebodohannya yang
besar ia tersesat.