Rabu, 20 Juli 2016

Apakah Kehendak Allah Itu? (Bagian 3 – Berbuat Baik)



Kamis, 21 Juli 2016
Bacaan Alkitab: 1 Petrus 2:15-16
“Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.” (1 Ptr 2:15)


Apakah Kehendak Allah Itu? (Bagian 3 – Berbuat Baik)


Ayat ketiga yang berbicara tentang kehendak Allah secara terus terang adalah 1 Petrus 2:15. Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa kehendak Allah adalah agar kita berbuat baik (ay. 15). Tentu saja kita tidak berbuat baik untuk mendapatkan keselamatan. Namun kita harus berbuat baik karena kita sudah menerika kebaikan Tuhan yaitu kasih karunia yang menyelamatkan kita.

Lebih dari itu, ayat tersebut mengatakan bahwa kita perlu berbuat baik untuk membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh (ay. 15b). Alkitab juga berkata bahwa orang yang bodoh adalah mereka yang tidak mau belajar untuk mengerti kehendak Allah (Ef 5:17). Orang-orang yang tidak mau belajar untuk mengerti kehendak Allah adalah orang yang bodoh, yang picik, yang tentu memiliki kehidupan yang “ngawur”. Orang-orang seperti ini sangat mungkin tidak memiliki kehidupan yang baik. Perbuatannya  bukanlah memuliakan Tuhan, tetapi justru sangat mempermalukan Tuhan. 

Sebenarnya Alkitab sudah berkata dengan jelas bahwa orang yang percaya kepada Allah, harus hidup sebagai hamba Allah (ay. 16b). Artinya adalah kita yang mengaku sebagai anak-anak Allah harus bisa hidup benar dan menjauhi kejahatan. Jangan sampai kita justru menyelubungi kejahatan-kejahatan yang ada (ay. 16a), tetapi kita harus menelanjangi dosa dan kejahatan yang ada. Itulah esensi dari berbuat baik, yaitu supaya diri kita boleh bercahaya dan memancarkan terang kebenaran.

Dalam ayat lainnya, Alkitab berkata bahwa kita harus berbuat baik supaya orang lain yang melihat perbuatan baik kita akan memuliakan Bapa di Surga (Mat 5:16). Ini bukanlah perkara sederhana, tetapi sangat sulit. Harus disadari bahwa kemanapun kita pergi, dimanapun kita berada, kita sebagai orang Kristen membawa nama Kristus dalam hidup kita. Oleh karena itu kita harus menjaga pikiran, perkataan, dan juga perbuatan kita. Tentu dalam hal ini, jika hidup kita masih berantakan di dalam dosa, apalagi dosa-dosa yang tidak jauh beda dengan apa yang dilakukan orang-orang yang beragama lain atau tidak beragama, maka apa bedanya kita dengan mereka?

Harus kita sadari bahwa jika kita masih hidup di dalam dosa, masih melakukan kejahatan, bahkan jika kita masih sama dengan orang lain, maka itu bukanlah memuliakan nama Tuhan. Itu adalah memalukan nama Tuhan. Itu sama saja dengan menyalibkan Tuhan Yesus untuk yang kesekian kalinya. Hidup kita yang benar saja belum tentu cukup untuk membawa orang lain mengenal Tuhan, apalagi jika hidup kita masih bermasalah dan tidak lebih baik dari kehidupan orang lain. Jika kita yang masih hidup dalam dosa dan kejahatan menawarkan Tuhan kita kepada mereka, tidakkah mereka menjawab, “Bagaimana kami mau percaya kepada Tuhanmu, ketika hidupmu saja masih jauh lebih buruk daripada hidup kami? Bukankah justru kamu yang harus percaya kepada Tuhan kami karena kami sudah hidup lebih baik darimu?”. 


Bacaan Alkitab: 1 Petrus 2:15-16
2:15 Sebab inilah kehendak Allah, yaitu supaya dengan berbuat baik kamu membungkamkan kepicikan orang-orang yang bodoh.
2:16 Hiduplah sebagai orang merdeka dan bukan seperti mereka yang menyalahgunakan kemerdekaan itu untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan mereka, tetapi hiduplah sebagai hamba Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.