Selasa, 17 Juni 2014
Bacaan Alkitab: Kejadian 2:18-23
TUHAN Allah
berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan
menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kej 2:18)
Arti Kata Sepadan
Hampir setiap orang Kristen pasti pernah
mendengar kata “sepadan”. Bahkan kata “sepadan” sepertinya pasti tidak asing
bagi telinga para pemuda dan remaja, karena banyak pendeta atau hamba Tuhan yang
mengingatkan para pemuda dan remaja untuk mencari pasangan hidup yang sepadan.
Namun coba kita tanya kepada para pemuda dan remaja tersebut, apakah yang
dimaksud dengan “sepadan” itu? Bahkan jika pertanyaan yang sama diajukan kepada
kita, apakah jawaban kita? Kebanyakan dari orang Kristen termasuk kita pada
umumnya akan menjawab bahwa pasangan yang sepadan itu adalah pasangan yang
setara, yang sederajat, yang serasi, bahkan cukup banyak hamba Tuhan yang
mengajarkan bahwa pasangan yang sepadan itu ibaratnya jika kita lulus S1, maka
carilah pasangan yang sederajat juga, minimal D3, jangan yang hanya lulusan SD.
Akan tetapi, pertanyaannya, benarkah demikian?
Hal tersebut menggelitik saya selama ini,
karena selama ini yang saya terima dari para hamba Tuhan, bahkan dari hampir
semua buku-buku mengenai Love, Sex, and Dating (LSD) juga demikian adanya. Saya
kemudian membandingkan kata sepadan ini dengan Alkitab-alkitab terjemahan lain,
dan saya menemukan bahwa Alkitab terjemahan lama menggunakan kata “sejodoh”,
sedangkan terjemahan bahasa inggris menggunakan istilah “suitable” (New International
Version), “meet for” (King James Version), dan “comparable” (New King James
Version). Sedangkan dalam bahasa aslinya (bahasa Ibrani) digunakan kata “kenegdo”
yang dapat diartikan sebagai “didesain dan dirancang untuk menjadi teman dan partner
yang sesuai hanya untuk Adam”.
Dengan demikian, sesungguhnya sepadan itu
bukan hanya berarti selaras, sederajat, atau seimbang, tetapi ada makna yang
jauh lebih dalam daripada itu, karena kata sepadan itu adalah kata yang
diucapkan oleh Tuhan Allah sendiri, yang artinya adalah Tuhan yang berinisiatif
dan berencana untuk memberikan seorang penolong yang sepadan bagi manusia (ay.18).
Setelah inisiatif Tuhan itu, maka Tuhan memberikan binatang kepada Adam dan
Adam menamai binatang-binatang tersebut (ay. 19). Namun demikian, Adam tidak
menemukan penolong yang sepadan tersebut (ay. 20).
Hingga pada akhirnya Tuhan melakukan “operasi”
pertama di dunia, yaitu mengambil tulang rusuk Adam dan kemudian membentuk Hawa
dari tulang rusuk Adam tersebut (ay. 21-22). Jika kita coba untuk pikirkan,
mengapa Tuhan susah-susah membuat Hawa dari tulang rusuk Adam? Bukankah Tuhan
dapat menjadikan Hawa dari debu tanah sama seperti ketika Ia membuat Adam (Kej
2:7)?
Inilah kunci dari definisi atau arti sepadan
itu. Sepadan bukan hanya seimbang atau sederajat, tetapi sepadan itu adalah
memang cocok (saya lebih suka menggunakan istilah “sejodoh” seperti pada
Alkitab Terjemahan Lama). Hawa memang dibuat khusus untuk Adam, karena itulah Hawa
dibentuk dari tulang rusuk Adam. Hawa adalah tulang rusuk Adam, yaitu bagian
dari Adam itu sendiri. Sehingga ketika Adam dan Hawa bertemu, maka Adam
langsung berseru, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku.
Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki”. Artinya adalah
Adam menemukan kesempurnaan ketika ia bertemu dengan Hawa. Kodrat Hawa adalah
melengkapi Adam. Tanpa Hawa, Adam tidaklah sempurna, sama seperti halnya tanpa
Adam, Hawa pun tidak sempurna.
Oleh karena itu, salah satu dari kunci
mencari pasangan hidup yang sepadan, tidak hanya melihat dari latar belakang
keluarganya, pendidikannya, pekerjaannya, atau pelayanannya. Pasangan hidup
yang sepadan adalah pasangan hidup yang memang dibentuk Tuhan untuk hanya cocok
dengan kita. Oleh karena itu, carilah pasangan hidup yang memang benar-benar
melengkapi hidup kita, tidak hanya melihat dari kesetaraan pendidikan,
pekerjaan, dan lain sebagainya. Carilah pasangan hidup yang mampu membuat kita
menjadi lebih baik lagi, dan terutama adalah pasangan hidup yang memiliki
tujuan akhir yang sama dengan kita, yaitu untuk siap menjadi mempelai Kristus
ketika Ia datang untuk yang kedua kalinya di dunia ini (Ef 5:31-32).
Jika ada di antara kita yang saat ini belum
memiliki pasangan hidup, maka saatnya mengubah pola pikir kita agar kita tidak
terpaku hanya mencari pasangan hidup yang seimbang dengan kita, antara lain
hanya mencari di kantor kita, di sekolah atau kampus kita, atau mungkin di gereja
kita. Memang sangat mungkin pasangan hidup kita memang ada di tempat-tempat
seperti itu, akan tetapi jika kita memiliki pola pikir tentang “sepadan” yang
benar, maka kita akan mencari pasangan kita yang memang benar-benar pasangan
kita, seseorang yang memang diciptakan secara khusus dan spesial bagi kita.
Oleh karena itu, jangan andalkan diri kita sendiri, tetapi mintalah kepada Sang
Pencipta kita (dan juga Sang Pencipta pasangan kita) agar kita boleh menemukan
tulang rusuk kita yang tepat. Jangan jadikan pacaran sebagai ajang coba-coba
atau main-main, tetapi pastikan bahwa orang yang kita pacari adalah pasangan
hidup kita yang sepadan. Jangan sampai terlalu menutup mata sehingga kita pada
akhirnya menikah dengan orang yang salah.
Bacaan Alkitab: Kejadian 2:18-23
2:18 TUHAN Allah
berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan
menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
2:19 Lalu TUHAN
Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara.
Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia
menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap
makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
2:20 Manusia itu
memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada
segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang
sepadan dengan dia.
2:21 Lalu TUHAN
Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil
salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari
rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang
perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu
berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari
dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.