Senin, 16 Juni 2014

Arti Kata Sepadan



Selasa, 17 Juni 2014
Bacaan Alkitab: Kejadian 2:18-23
TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kej 2:18)


Arti Kata Sepadan


Hampir setiap orang Kristen pasti pernah mendengar kata “sepadan”. Bahkan kata “sepadan” sepertinya pasti tidak asing bagi telinga para pemuda dan remaja, karena banyak pendeta atau hamba Tuhan yang mengingatkan para pemuda dan remaja untuk mencari pasangan hidup yang sepadan. Namun coba kita tanya kepada para pemuda dan remaja tersebut, apakah yang dimaksud dengan “sepadan” itu? Bahkan jika pertanyaan yang sama diajukan kepada kita, apakah jawaban kita? Kebanyakan dari orang Kristen termasuk kita pada umumnya akan menjawab bahwa pasangan yang sepadan itu adalah pasangan yang setara, yang sederajat, yang serasi, bahkan cukup banyak hamba Tuhan yang mengajarkan bahwa pasangan yang sepadan itu ibaratnya jika kita lulus S1, maka carilah pasangan yang sederajat juga, minimal D3, jangan yang hanya lulusan SD. Akan tetapi, pertanyaannya, benarkah demikian?

Hal tersebut menggelitik saya selama ini, karena selama ini yang saya terima dari para hamba Tuhan, bahkan dari hampir semua buku-buku mengenai Love, Sex, and Dating (LSD) juga demikian adanya. Saya kemudian membandingkan kata sepadan ini dengan Alkitab-alkitab terjemahan lain, dan saya menemukan bahwa Alkitab terjemahan lama menggunakan kata “sejodoh”, sedangkan terjemahan bahasa inggris menggunakan istilah “suitable” (New International Version), “meet for” (King James Version), dan “comparable” (New King James Version). Sedangkan dalam bahasa aslinya (bahasa Ibrani) digunakan kata “kenegdo” yang dapat diartikan sebagai “didesain dan dirancang untuk menjadi teman dan partner yang sesuai hanya untuk Adam”. 

Dengan demikian, sesungguhnya sepadan itu bukan hanya berarti selaras, sederajat, atau seimbang, tetapi ada makna yang jauh lebih dalam daripada itu, karena kata sepadan itu adalah kata yang diucapkan oleh Tuhan Allah sendiri, yang artinya adalah Tuhan yang berinisiatif dan berencana untuk memberikan seorang penolong yang sepadan bagi manusia (ay.18). Setelah inisiatif Tuhan itu, maka Tuhan memberikan binatang kepada Adam dan Adam menamai binatang-binatang tersebut (ay. 19). Namun demikian, Adam tidak menemukan penolong yang sepadan tersebut (ay. 20).

Hingga pada akhirnya Tuhan melakukan “operasi” pertama di dunia, yaitu mengambil tulang rusuk Adam dan kemudian membentuk Hawa dari tulang rusuk Adam tersebut (ay. 21-22). Jika kita coba untuk pikirkan, mengapa Tuhan susah-susah membuat Hawa dari tulang rusuk Adam? Bukankah Tuhan dapat menjadikan Hawa dari debu tanah sama seperti ketika Ia membuat Adam (Kej 2:7)? 

Inilah kunci dari definisi atau arti sepadan itu. Sepadan bukan hanya seimbang atau sederajat, tetapi sepadan itu adalah memang cocok (saya lebih suka menggunakan istilah “sejodoh” seperti pada Alkitab Terjemahan Lama). Hawa memang dibuat khusus untuk Adam, karena itulah Hawa dibentuk dari tulang rusuk Adam. Hawa adalah tulang rusuk Adam, yaitu bagian dari Adam itu sendiri. Sehingga ketika Adam dan Hawa bertemu, maka Adam langsung berseru, “Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki”. Artinya adalah Adam menemukan kesempurnaan ketika ia bertemu dengan Hawa. Kodrat Hawa adalah melengkapi Adam. Tanpa Hawa, Adam tidaklah sempurna, sama seperti halnya tanpa Adam, Hawa pun tidak sempurna. 

Oleh karena itu, salah satu dari kunci mencari pasangan hidup yang sepadan, tidak hanya melihat dari latar belakang keluarganya, pendidikannya, pekerjaannya, atau pelayanannya. Pasangan hidup yang sepadan adalah pasangan hidup yang memang dibentuk Tuhan untuk hanya cocok dengan kita. Oleh karena itu, carilah pasangan hidup yang memang benar-benar melengkapi hidup kita, tidak hanya melihat dari kesetaraan pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya. Carilah pasangan hidup yang mampu membuat kita menjadi lebih baik lagi, dan terutama adalah pasangan hidup yang memiliki tujuan akhir yang sama dengan kita, yaitu untuk siap menjadi mempelai Kristus ketika Ia datang untuk yang kedua kalinya di dunia ini (Ef 5:31-32).

Jika ada di antara kita yang saat ini belum memiliki pasangan hidup, maka saatnya mengubah pola pikir kita agar kita tidak terpaku hanya mencari pasangan hidup yang seimbang dengan kita, antara lain hanya mencari di kantor kita, di sekolah atau kampus kita, atau mungkin di gereja kita. Memang sangat mungkin pasangan hidup kita memang ada di tempat-tempat seperti itu, akan tetapi jika kita memiliki pola pikir tentang “sepadan” yang benar, maka kita akan mencari pasangan kita yang memang benar-benar pasangan kita, seseorang yang memang diciptakan secara khusus dan spesial bagi kita. Oleh karena itu, jangan andalkan diri kita sendiri, tetapi mintalah kepada Sang Pencipta kita (dan juga Sang Pencipta pasangan kita) agar kita boleh menemukan tulang rusuk kita yang tepat. Jangan jadikan pacaran sebagai ajang coba-coba atau main-main, tetapi pastikan bahwa orang yang kita pacari adalah pasangan hidup kita yang sepadan. Jangan sampai terlalu menutup mata sehingga kita pada akhirnya menikah dengan orang yang salah.


Bacaan Alkitab: Kejadian 2:18-23
2:18 TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
2:19 Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
2:20 Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging.
2:22 Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu.
2:23 Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.