Kamis, 12 Juni 2014

Amin untuk Kutuk Tuhan



Jumat, 13 Juni 2014
Bacaan Alkitab: Ulangan 27:11-26
Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!  (Ul 27:26)


Amin untuk Kutuk Tuhan


Saya yakin bahwa hampir semua anak-anak Tuhan sering berkata “Amin!” ketika Firman Tuhan disampaikan di gereja atau di persekutuan. Bahkan sejak anak-anak (sekolah minggu) sekalipun, mereka sudah diajar tentang doa yang selalu diakhiri dengan kata “Amin”. Kata “Amin” sendiri secara sederhana dapat  diartikan sebagai “ya, sungguh, benar”, sehingga ketika kita mengucapkan “Amin”  terhadap Firman Tuhan, maka kita meyakini dan mengakui dengan lidah dan mulut kita bahwa Firman Tuhan yang disampaikan adalah benar adanya.

Bahkan di beberapa gereja denominasi tertentu, ada suatu kecenderungan bahwa setiap kali ibadah akan berakhir, maka pendeta atau hamba Tuhan akan mengucapkan doa berkat dan/atau menyampaikan berkat kepada jemaat, dan jemaat tersebut akan merespon dengan kata “Amin!”. Sebagai contoh: pendeta mengatakan “Diberkatilah keluargamu”, maka jemaat serentak menjawab “Amin!” dengan suara yang lantang, dan begitu seterusnya untuk setiap berkat yang diucapkan oleh si pendeta. Bahkan mungkin rasanya kurang afdol jika kata “Amin” tidak diucapkan dengan keras.

Memang mengucapkan kata “Amin” pun tidak salah karena hal tersebut tertulis di Alkitab. Tetapi apa yang menjadi renungan kita hari ini adalah apakah “Amin” itu hanya berani kita ucapkan saat Firman Tuhan yang disampaikan adalah Firman Tuhan yang berbicara tentang berkat Tuhan yang enak-enak saja? Saya mencoba mencari di dalam Alkitab, dan penyebutan kata “Amin” pertama kali dalam Alkitab terjadi dalam kitab Ulangan, yang menjadi bagian bacaan Alkitab kita pada hari ini.

Pada waktu itu Musa menyampaikan Firman Tuhan kepada segenap bangsa Israel (ay. 11). Saat itu Musa membagi 2 bangsa Israel, 1 untuk memberkati dan 1 untuk mengutuki (ay. 12-13). Saya juga masih belum terlalu paham mengapa dibagi sedemikian rupa, tetapi kita akan lebih melihat ayat-ayat berikutnya, dimana untuk pertama kalinya kata “Amin!” diucapkan oleh bangsa Israel, bahkan harus diucapkan dengan suara yang nyaring dan lantang (ay. 14). Bahkan di Alkitab kita menggunakan tanda seru untuk menggambarkan betapa lantang dan nyaring suara yang dihasilkan bangsa Israel.

Jika kita mau melihat ayat 15 s.d. 26, kita akan mengerti bahwa bangsa Israel tidak mengucapkan “Amin” bagi ayat-ayat Tuhan yang enak-enak saja atau mengandung berkat, akan tetapi mereka mengucapkan “Amin” bagi kutuk Tuhan. Ada banyak kutuk Tuhan yang disebutkan mulai ayat 15 s.d 26, antara lain kutuk Tuhan bagi orang yang membuat allah lain (ay. 15), kutuk Tuhan bagi orang yang tidak menghormati orang tuanya (ay. 16), kutuk Tuhan bagi orang yang suka berbuat kejahatan terhadap orang lain (ay. 17, 19), kutuk Tuhan bagi orang yang menyesatkan orang lain (ay. 18), kutuk Tuhan bagi orang yang melakukan penyimpangan seksual (ay. 20-23), kutuk Tuhan bagi orang yang membunuh dan menerima suap untuk membunuh (ay. 24-25), dan kutuk Tuhan bagi orang yang sudah mendengar hukum Taurat (Firman Tuhan) tetapi tidak melakukannya dalam perbuatan (ay. 26).

Jika kita membaca ayat-ayat di atas tentang kutuk Tuhan, kita mungkin merasa bahwa kutuk Tuhan itu sangat keras. Tetapi jika kita mau membandingkan dengan sepuluh hukum Taurat yang diberikan Tuhan kepada bangsa Israel, sesungguhnya ayat-ayat di sini hampir sama dengan apa yang menjadi isi kesepuluh hukum Taurat tersebut. Akan tetapi jika dalam Keluaran 20 hanya disampaikan tentang kesepuluh perintah Tuhan, maka di dalam Ulangan 27 ini ditambahkan dengan kata “terkutuklah” yang menunjukkan bahwa  hal tersebut adalah hal yang serius dan membutuhkan komitmen tinggi bangsa Israel untuk menaati Firman Tuhan tersebut.

Walaupun mungkin hal ini adalah hal yang cukup keras, bahkan bagi kita yang hidup di masa sekarang ini, saya percaya bahwa bacaan Alkitab kita hari ini mengingatkan kita bahwa Alkitab tidak hanya mengandung ayat-ayat yang berbicara tentang berkat saja. Alkitab juga berbicara tentang standar Tuhan yang harus kita lakukan dalam kehidupan kita setiap hari. Ayat-ayat di atas adalah ayat pendahulu sebelum janji berkat diberikan kepada bangsa Israel. Jika bangsa Israel baik-baik mendengarkan suara Tuhan dan melakukannya, maka Tuhan akan memberkati bangsa Israel secara luar biasa (Ul 28:1). Janji tersebut pun berlaku juga bagi Tuhan. Tuhan itu adalah Tuhan yang adil. Dia memberikan janji berkat kepada orang yang mau mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan, dan janji kutuk jika orang tersebut tidak mau mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan. Kata “Amin” pun berlaku baik untuk Firman Tuhan yang “enak” maupun Firman Tuhan yang “keras”, dan kita seharusnya tidak hanya berkata “Amin” atas hal-hal yang enak saja.


Bacaan Alkitab: Ulangan 27:11-26
27:11 Pada hari itu Musa memberi perintah kepada bangsa itu:
27:12 "Sesudah kamu menyeberangi sungai Yordan, maka mereka inilah yang harus berdiri di gunung Gerizim untuk memberkati bangsa itu, yakni suku Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar, Yusuf dan Benyamin.
27:13 Dan mereka inilah yang harus berdiri di gunung Ebal untuk mengutuki, yakni suku Ruben, Gad, Asyer, Zebulon, Dan serta Naftali.
27:14 Maka haruslah orang-orang Lewi mulai bicara dan mengatakan kepada seluruh orang Israel dengan suara nyaring:
27:15 Terkutuklah orang yang membuat patung pahatan atau patung tuangan, suatu kekejian bagi TUHAN, buatan tangan seorang tukang, dan yang mendirikannya dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah menjawab: Amin!
27:16 Terkutuklah orang yang memandang rendah ibu dan bapanya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:17 Terkutuklah orang yang menggeser batas tanah sesamanya manusia. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:18 Terkutuklah orang yang membawa seorang buta ke jalan yang sesat. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:19 Terkutuklah orang yang memperkosa hak orang asing, anak yatim dan janda. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:20 Terkutuklah orang yang tidur dengan isteri ayahnya, sebab ia telah menyingkapkan punca kain ayahnya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:21 Terkutuklah orang yang tidur dengan binatang apa pun. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:22 Terkutuklah orang yang tidur dengan saudaranya perempuan, anak ayah atau anak ibunya. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:23 Terkutuklah orang yang tidur dengan mertuanya perempuan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:24 Terkutuklah orang yang membunuh sesamanya manusia dengan tersembunyi. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!
27:25 Terkutuklah orang yang menerima suap untuk membunuh seseorang yang tidak bersalah. Dan seluruh bangsa itu harus berkata: Amin!
27:26 Terkutuklah orang yang tidak menepati perkataan hukum Taurat ini dengan perbuatan. Dan seluruh bangsa itu haruslah berkata: Amin!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.