Sabtu, 03 Februari 2018

Pornos dan Moichos (3): Jahat dan Tidak Setia



Sabtu, 3 Februari 2018
Bacaan Alkitab: Matius 12:38-40
Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus." (Mat 12:39)


Pornos dan Moichos (3): Jahat dan Tidak Setia


Jika pembahasan sebelumnya menyebutkan bahwa kata pornos dan moichos (serta kata-kata yang berasal dari akar kata tersebut) lebih merujuk kepada suatu tindakan perzinahan dan percabulan, maka hari ini kita akan melihat penggunaan kata tersebut untuk menggambarkan suatu ketidaksetiaan. Dalam ayat 39, terdapat kata tidak setia yang dalam bahasa aslinya menggunakan kata moichalis (μοιχαλίς). Sebelum kita membedah lebih lanjut kata ini, kita akan terlebih dahulu melihat konteks ucapan Tuhan Yesus dengan lebih lengkap.

Peristiwa ini terjadi ketika beberapa ahli Taurat dan orang Farisi datang berkata kepada Tuhan Yesus (ay. 38a). Sebelumnya, sempat terjadi semacam “ketegangan” antara Tuhan Yesus dengan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena murid-murid Tuhan Yesus memetik bulir gandum dan memakannya pada hari Sabat dan Tuhan Yesus sendiri menyembuhkan orang pada hari Sabat (Mat 12:1-14), serta menyembuhkan orang banyak (Mat 12:15-21). Oleh karena itu oirang Farisi itu sangat marah dan bersekongkol untuk membunuh-Nya (Mat 12:14).

Peristiwa tersebut juga diikuti dengan momen dimana Tuhan Yesus juga menyembuhkan orang bisu dan buta yang kerasukan setan (Mat 12:22). Setelah Tuhan Yesus menyembuhkan orang yang kerasukan setan tersebut, maka orang banyak bersukacita dan bahkan berkata bahwa Tuhan Yesus agaknya adalah Anak Allah (Mat 12:23). Namun demikian orang Farisi justru menghina Tuhan Yesus dengan mengatakan bahwa Tuhan Yesus mengusir setan dengan kuasa Beelzebul, penghulu setan (Mat 12:24).

Jelas bahwa orang Farisi (dan juga ahli Taurat) memang memiliki kebencian terhadap Tuhan Yesus. Ada banyak penyebab kebencian mereka kepada Tuhan Yesus. Namun secara sederhana, dapat kita katakan bahwa mereka membenci Tuhan Yesus karena seakan-akan tidak menghormati hari Sabat (dengan menyembuhkan orang di hari Sabat, dan lain sebagainya), serta karena Tuhan Yesus mengaku bahwa diri-Nya adalah Anak Allah. Orang Farisi ini sebenarnya sedang membela agamanya, yaitu agama Yahudi. Mereka tidak suka jika hari Sabat seakan-akan “dilecehkan” atau jika nama Allah (Elohim Yahweh) juga seakan-akan “dilecehkan” dengan adanya Yesus yang mengaku sebagai Anak Allah. Padahal mereka tidak mengerti tujuan Allah memberikan firman mengenai hari Sabat, serta tujuan Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia ini untuk menjadi Mesias dan Juruselamat dunia.

Dari latar belakang peristiwa tersebut, maka agak aneh juga jika orang Farisi dan ahli Taurat kemudian berkata kepada Tuhan Yesus: “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu” (ay. 38). Kata “tanda” di ayat ini dalam bahasa aslinya adalah sémeion (σημεῖον). Kata sémeion di sini dapat diterjemahkan sebagai a sign (tanda, isyarat, penunjuk arah), prodigy (keajaiban), portent (tanda yang menakjubkan). Mengapa saya katakan permintaan orang Farisi dan ahli Taurat itu aneh, karena mereka sebenarnya sudah melihat tanda-tanda yang menakjubkan sejak awal mula pelayanan Tuhan Yesus. Bahkan baru beberapa saat sebelumnya mereka melihat tanda yang nyata di depan mata mereka sendiri, yaitu bahwa ada orang bisu dan buta yang kerasukan setan, kemudian disembuhkan oleh Tuhan Yesus.

Bukankah segala apa yang diperbuat Tuhan Yesus di depan mata mereka adalah tanda yang nyata dan jelas? Bukankah segala firman yang diberitakan oleh Tuhan Yesus kepada orang banyak (termasuk kepada orang Farisi dan ahli Taurat) juga adalah tanda yang jelas? Tidak cukupkah segala hal yang dilakukan Tuhan Yesus termasuk segala mujizat yang dilakukan-Nya sehingga mereka harus meminta suatu tanda lagi dari-Nya? Bahkan dalam bahasa aslinya, kata sémeion yang digunakan bersifat singular (tunggal). Jadi atas segala hal yang telah dilakukan Tuhan Yesus di depan mereka, mereka masih meminta sebuah tanda lagi daripada-Nya.

Oleh karena itu Tuhan Yesus menjawab mereka: “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam” (ay. 39-40). Tentu dalam hal ini kita dapat melihat adanya perbedaan definisi tanda yang diminta oleh ahli Taurat dan tanda yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus. Tanda yang dimaksud oleh para ahli Taurat dan orang Farisi mungkin saja adalah tanda dimana Tuhan Yesus menyatakan diri sebagai raja dan mengusir penjajah Romawi dari Yerusalem, sehingga Tuhan Yesus menjadi Raja atas Israel. Inilah konsep mesianik yang dipahami oleh orang Yahudi pada waktu itu.

Tetapi Tuhan Yesus tahu bahwa kedatangan-Nya ke dunia ini bukan untuk menjadi raja secara jasmani di dunia ini. Tuhan Yesus sadar bahwa Ia harus mati untuk menebus dosa-dosa manusia. Oleh karena itu jawaban Tuhan Yesus sangat tepat yaitu dengan berkata bahwa mereka (orang Farisi dan ahli Taurat) tidak akan diberikan tanda selain tanda selain tanda nabi Yunus (ay. 39b). Lebih lanjut lagi Tuhan Yesus berkata bahwa tanda nabi Yunus yang dimaksud adalah ketika Yunus tinggal di dalam perut ikan selama 3 hari dan 3 malam, maka Anak Manusia (yaitu Tuhan Yesus sendiri) akan tinggal di dalam rahim bumi (ay. 40). Ini adalah nubuatan bahwa Tuhan Yesus akan mati dan dikubur (tinggal di dalam bumi) selama 3 hari dan 3 malam, untuk kemudian bangkit pada hari yang ke-3.

Jadi jelaslah bahwa segala tanda yang diperbuat Tuhan Yesus itu sebenarnya hendak menunjukkan bahwa Tuhan Yesus adalah Mesias dan Juruselamat dunia. Tanda-tanda itu dimaksudkan supaya orang-orang yang melihatnya percaya kepada Tuhan Yesus dan beroleh keselamatan. Namun demikian, orang Farisi dan ahli Taurat tidak dapat mempercayai-Nya. Mengapa mereka tidak percaya kepada Tuhan Yesus?

Tuhan Yesus sendiri menyebutkan alasan mengapa orang Farisi dan ahli Taurat tidak dapat percaya kepada-Nya, meskipun mereka telah melihat tanda-tanda (tidak hanya 1 tanda tetapi begitu banyak tanda dan mujizat) yang dilakukan oleh Tuhan Yesus. Mereka juga sebenarnya adalah orang-orang pandai yang telah mengerti kebenaran di dalam kitab suci mereka, yaitu hukum Taurat serta kitab para nabi. Akan tetapi mereka seperti dibutakan karena tidak dapat melihat segala macam tanda dan mujizat yang mereka lihat dengan mata kepala mereka sendiri. Alasan mengapa mereka tidak dapat percaya karena mereka adalah angkatan yang jahat dan tidak setia (ay. 39a).

Apakah pengertian angkatan yang jahat dan tidak setia dalam ayat 39 tersebut? Ada 2 kata penting dalam hal ini yaitu “jahat” dan “tidak setia”. Kata “jahat” dalam bahasa aslinya adalah ponēra (πονηρὰ) dari akar kata ponéros (πονηρός). Kata ponéros memiliki pengertian evil (jahat), bad (buruk), wicked (jahat, keji, durjana), malicious (jahat), slothful (malas, lamban). Ini merujuk pada attitude (sikap) yang tidak baik secara etika. Hal ini dapat terlihat jelas dalam respon orang Farisi dan ahli Taurat melihat mujizat yang dilakukan Tuhan Yesus. Ketika orang banyak (yaitu mereka yang secara status sosial dan tingkat pendidikan berada di bawah orang Farisi dan ahli Taurat) melihat tanda dan mujizat yang dilakukan oleh Tuhan Yesus, mereka menerima dengan sukacita dan memuliakan Tuhan. Akan tetapi orang Farisi dan ahli Taurat terus saja mencari celah dan kesalahan yang mungkin dilakukan Tuhan Yesus. Ini menunjukkan bahwa sikap hati orang Farisi dan ahli Taurat sudah sangat buruk dan jahat.

Kata kedua yang akan kita lihat adalah kata “tidak setia”, yang dalam bahasa aslinya menggunakan kata moichalis (μοιχαλὶς). Kata moichalis sendiri adalah kata benda feminin (noun feminine) yang memiliki arti an adulteress, that is, a married woman who commits adultery (seorang pezinah, yaitu seorang wanita yang sudah menikah yang melakukan perzinahan), hebraistically: extended to those who worship any other than the true God (berdasarkan ilmu bahasa Ibrani: dapat diperluas kepada mereka yang menyembah hal lain selain Allah yang benar). Dalam renungan hari-hari sebelumnya kita telah belajar bahwa definisi adultery adalah hubungan seksual antara seorang yang sudah menikah dan orang lain yang bukan pasangannya. Jadi hal tersebut juga dapat diterapkan dalam hal rohani.

Sejak zaman Perjanjian Lama, Allah sendiri menyatakan bahwa hubungan antara diri-Nya dengan umat pilihan-Nya (yang pada waktu itu diwakili oleh bangsa Israel) ibarat hubungan pernikahan/perkawinan, yaitu hubungan antara suami dengan istri (sebagai contoh: Yeh 16:1-14, Hos 2:15-22). Perjanjian yang diikat antara Allah dengan umat pilihan-Nya (yaitu Israel di Perjanjian Lama) ibarat suatu perjanjian pernikahan. Jadi kata moichalis di ayat 39 ini bisa menunjuk sikap bangsa Israel yang sebenarnya telah terikat perjanjian dengan Allah (Elohim Yahweh) namun kemudian memilih untuk berselingkuh dan berzinah atau melakukan adultery. Padahal status bangsa Israel adalah umat pilihan Allah yang masih terikat perjanjian dengan Allah.

Itulah mengapa Tuhan Yesus berkata bahwa mereka adalah angkatan/bangsa yang moichalis. Dalam beberapa terjemahan Alkitab bahasa Indonesia juga digunakan angkatan yang berzinah, sementara itu dalam terjemahan Alkitab bahasa Inggris hampir semua menggunakan kata adulterous generation. Ketidaksetiaan atau perzinahan bangsa Israel ini terlihat dari sikapnya yang tidak menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya tujuan penyembahan mereka. Mereka memang beribadah kepada Tuhan, tetapi mereka juga menyembah dewa-dewa lain, bahkan menjadikan “liturgi”, tradisi dan tata cara ibadat menjadi suatu hal yang penting, bahkan jauh lebih penting daripada Tuhan yang mereka sembah. Itulah sebabnya mereka sangat menolak keras ketika Tuhan Yesus datang dan melakukan apa yang tidak sesuai dengan tradisi dan tata cara ibadat yang selama ini mereka lakukan. Mereka menganggap Yesus sesat padahal Tuhan Yesus hendak mengembalikan bangsa Yahudi kepada kebenaran yang sejati.

Apa implikasinya bagi kita? Kita harus paham bahwa hubungan pernikahan antara suami dan istri juga menggambarkan hubungan Tuhan dengan umat-Nya. Hal ini juga terlihat jelas dalam Perjanjian Baru sebagaimana yang disampaikan oleh Paulus (Ef 5:32). Oleh karena itu, penting bagi kita untuk tetap menjadi umat yang setia. Belajarlah dari kesalahan yang dilakukan oleh bangsa Yahudi ketika mereka terjebak pada tradisi turun-temurun hingga tidak menyadari bahwa mereka menyimpang dari jalan Tuhan. Kesetiaan harus dapat dilihat ketika kita menjadikan Tuhan sebagai satu-satunya objek penyembahan kita, satu-satunya yang bernilai dalam hidup kita, dan yang lain kita pandang rugi (Flp 3:7-8).

Dalam hal ini kita dapat mengerti mengapa Tuhan menggunakan kata moichalis untuk menggambarkan ketidaksetiaan bangsa Israel/Yahudi dan bukannya kata pornos/porneia. Kata moichalis menunjukkan bahwa bangsa Yahudi (khususnya para ahli Taurat dan orang Farisi) memang masih menyembah Allah tetapi mereka tidak sungguh-sungguh menyembah dengan benar atau tidak sungguh-sungguh menjadikan Allah sebagai satu-satunya objek penyembahan mereka. Dalam hal ini mereka tentu belum masuk kategori pornos karena mereka masih dapat diperbaiki. Namun demikian jangan merasa aman jika kita sudah melakukan moichalis dan berdalih “Kan saya masih moichalis, belum pornos, jadi tidak berdosa dong?”. Sikap ini adalah sikap yang berbahaya. Ingat bahwa kaoandisi moichalis atau moichos yang tidak segera disikapi dengan pertobatan yang benar, dapat membawa seseorang ke kondisi pornos/porneia. Tentulah orang yang sudah sampai pada taraf pornos tidak mungkin tiba-tiba menjadi sangat jahat, melainkan mulai dari hal-hal kecil ia melakukan hal yang jahat (moichos), mematikan suara hati dan suara Roh Kudus, dan hingga pada akhirnya ia masuk ke dalam level pornos dan menjadi orang yang sudah tidak dapat bertobat lagi. Bertobatlah selagi ada kesempatan!



Bacaan Alkitab: Matius 12:38-40
12:38 Pada waktu itu berkatalah beberapa ahli Taurat dan orang Farisi kepada Yesus: "Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu."
12:39 Tetapi jawab-Nya kepada mereka: "Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus.
12:40 Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.