Sabtu, 14 Maret 2020
Bacaan Alkitab: Lukas 4:14-21
"Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk
menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku (Luk
4:18)
Pengurapan dalam Perjanjian Baru: (2) Verifikasi
oleh Tuhan Yesus Sendiri
Setelah
kita melihat kata “pengurapan” dalam Perjanjian Baru yang pertama kali
digunakan pada waktu kelahiran Tuhan Yesus, maka kita akan melihat bagaimana
kata tersebut digunakan untuk yang kedua kalinya pada saat awal-awal pelayanan-Nya.
Jika kita melihat ayat-ayat sebelumnya, kita akan tahu bahwa peristiwa sebelumnya
adalah pembaptisan Tuhan Yesus oleh Yohanes Pembaptis dan pencobaan di padang
gurun, dimana Tuhan Yesus telah dapat melewatinya. Setelah peristiwa pencobaan
di padang gurun itu, Tuhan Yesus mulai mengajar di rumah-rumah ibadat. Dalam
hal ini, besar kemungkinan bahwa Tuhan Yesus selama masa mudanya (sejak usia 12
tahun hingga 30 tahun), Ia telah belajar hukum Taurat secara formal hingga Ia memperoleh
suatu “izin” untuk mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan juga dipanggil sebagai
“Guru/Rabi”. Tidak hanya orang biasa yang memanggil-Nya dengan sebutan “Guru”
atau “Rabi”, tetapi juga Nikodemus, seorang pengajar Farisi yang terkenal yang
juga memanggil Tuhan Yesus dengan sebutan “Rabi” (Yoh 3:2).
Hal yang
menguatkan adalah bahwa kemungkinan besar hanya orang-orang yang telah
mengenyam pendidikan agama Yahudi secara formal yang boleh berkhotbah di
rumah-rumah ibadat Yahudi. Dikatakan bahwa Tuhan Yesus kembali ke Galilea dan
mengajar di rumah-rumah ibadat (ay. 14-15). Menurut pendapat saya, sangat besar
kemungkinan Ia telah belajar pendidikan agama Yahudi secara formal dan telah
diangkat sebagai semacam “Guru” agama Yahudi yang berhak memberikan pengajaran.
Jika tidak demikian, tentu Tuhan Yesus sudah dilempari batu oleh orang Yahudi
ketika Ia mengajar, apalagi ketika ajaran-Nya sangat berbeda dengan
adat-istiadat dan tradisi Yahudi.
Dalam aktivitas
pengajaran-Nya secara berkeliling di rumah-rumah ibadat, Tuhan Yesus kemudian
kembali ke Nazaret, tempat Ia dibesarkan oleh orang tuanya (ay. 16a). Meskipun
sebenarnya Ia lahir di Betlehem, tetapi karena sejak kecil Ia tinggal di
Nazaret, maka banyak orang menyebut-Nya dengan kalimat “Yesus dari Nazaret”
atau “Yesus orang Nazaret”. Dari kata “Nazaret” inilah muncul istilah “Nasrani”
yang umum dikenakan sebagai salah satu panggilan kepada orang percaya. Karena
Tuhan Yesus lebih terkenal sebagai orang Nazaret, maka banyak orang Yahudi tidak
percaya bahwa Ia adalah Mesias, karena nubuatan kitab Suci mengatakan bahwa
Mesias lahir di kota Betlehem (yang sebenarnya sudah digenapi pada saat
kelahiran Yesus).
Kembali
ke kota Nazaret, Tuhan Yesus kemudian masuk ke dalam rumah ibadat pada hari
sabat, dan ia hendak membaca dari Alkitab (dalam hal ini adalah kitab
Perjanjian Lama sebagai kitab orang Yahudi yang berisi kitab-kitab Taurat, Mazmur,
dan kitab para nabi) (ay. 16b). Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya (yang
sangat mungkin berbentuk semacam gulungan perkamen). Ia membuka kitab tersebut
dan menemukan suatu nas yang berbunyi demikian: "Roh Tuhan ada pada-Ku,
oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada
orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan
kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk
membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan
telah datang" (ay. 17-19). Ayat yang dibaca oleh Tuhan Yesus tersebut dapat
kita temukan dalam kitab Yesaya pasal 61 ayat 1 dan 2.
Sangat
besar kemungkinan bahwa pada masa itu, mereka yang sudah memperoleh predikat
sebagai “Guru” diberikan kesempatan untuk menyampaikan pengajaran pada saat
ibadah di rumah-rumah ibadat agama Yahudi atau sinagog. Tentu logikanya tidak
semua orang diizinkan untuk mengajar di sana. Karena Tuhan Yesus sudah sah
sebagai seorang “Guru” pada masa itu, adalah hal yang wajar bagi mereka untuk
memberikan kesempatan berbicara dan mengajar di rumah ibadat tersebut. Setelah
membaca nas ayat tersebut, Tuhan Yesus mengembalikan gulungan kitab Yesaya
kepada pejabat di rumah ibadat tersebut. Ketika mata semua orang tertuju
kepada-Nya, Ia berkata dengan tegas: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu
kamu mendengarnya” (ay. 20-21).
Apakah
yang dimaksud dengan Tuhan Yesus bahwa nas dari kitab Yesaya tersebut telah
digenapi? Tentu kita harus melihat ayat atau nas yang dikutip oleh Tuhan Yesus
tersebut. Dalam bagian awal dikatakan bahwa: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab
Ia telah mengurapi Aku” (ay, 18a). Jika kita melihat bahwa nas yang dikutip
oleh Tuhan Yesus adalah sebuat nubuatan mengenai keselamatan bagi Sion. Kata “Sion”
ini tidak hanya berarti bukit Sion atau kota Yerusalem, melainkan juga dapat
melambangkan bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah dalam Perjanjian Lama. Inilah
nubuatan yang dirindukan oleh segenap bangsa Yahudi pada waktu itu, dimana mereka
berharap akan ada Mesias yang datang dan memulihkan kerajaan Israel kembali seperti
pada zaman Daud. Padahal keselamatan yang dimaksudkan oleh Allah tidak hanya
bersifat jasmani, tetapi lebih bersifat rohani yaitu terkait pemulihan manusia
menjadi anak-anak Allah.
Dalam
ayat aslinya di Perjanjian Lama, digunakan juga kata “mengurapi”. Pasal 61 dari
kitab Yesaya masuk ke dalam bagian kedua, yang lebih banyak merupakan nubuatan setelah
masa Yesaya hidup. Tentu kata “mengurapi” yang digunakan di Yesaya 61:1
tersebut bisa ditujukan kepada Yesaya sendiri (karena bosa jadi Allah telah
mengurapi-Nya sebagai nabi yang menyampaikan suara Tuhan, meskipun sebenarnya
konteks pengurapan lebih kepada para imam dan raja), dan juga bisa dipandang dalam
konteks penggenapan keselamatan yang digenapi oleh Yesus Kristus. Namun mengingat
ayat ini diucapkan langsung oleh Tuhan Yesus Kristus, maka kita dapat melihat
bagaimana Ia melakukan verifikasi terhadap nubuatan nabi Yesaya ini. Dengan
kata lain, Tuhan Yesus memverifikasi bahwa Ia adalah “Yang Diurapi Allah” atau
Mesias itu sendiri. Mengapa demikian? Setidaknya sejumlah kalimat selanjutnya
juga telah digenapi oleh Tuhan Yesus sendiri.
Sebagai
contoh, Tuhan Yesus menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, yaitu
orang-orang yang tertindas. Dalam konteks nabi Yesaya, mungkin yang dimaksud
dengan orang miskin adalah bangsa Yehuda yang dikalahkan oleh musuh mereka dan
dibuang ke Babel sehingga menjadi miskin. Namun dalam konteks Perjanjian Baru, Tuhan
Yesus datang untuk semua orang, termasuk orang yang miskin secara jasmani (yang
sering terabaikan oleh para pemuka agama) dan juga mereka yang miskin di
hadapan Allah (Mat 5:3). Tuhan Yesus juga jelas merupakan utusan dari Allah
Bapa, yang membawa hidup kekal bagi mereka yang percaya (Yoh 17:3).
Oleh
karena itu, berbicara tentang pengurapan Allah dalam Perjanjian Baru, memang tidak
bisa dilepaskan dari Tuhan Yesus sebagai pribadi yang diurapi oleh Allah. Tuhan
Yesus adalah penggenapan dari segala nubuatan mengenai pengurapan di Perjanjian
Lama. Jika di dalam Perjanjian Lama hanya imam dan raja yang diurapi, maka di
Perjanjian Baru, Tuhan Yesus adalah penggenapannya, karena Ia adalah Imam
(bandingkan dengan Ibr 2:17, 3:1, 4:14, 5:10, dan lain sebagainya) dan juga sebagai
Raja. Melalui Tuhan Yesuslah maka jabatan imam dan raja kembali “disatukan”,
dan akan dinyatakan dengan mutlak pada hari terakhir, dimana kerajaan Allah
akan datang dengan Tuhan Yesus sebagai Raja dan sekaligus sebagai Imam Besar
kita.
Bacaan Alkitab: Lukas 4:14-21
4:14 Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar
tentang Dia di seluruh daerah itu.
4:15 Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua
orang memuji Dia.
4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut
kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak
membaca dari Alkitab.
4:17 Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia
menemukan nas, di mana ada tertulis:
4:18 "Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus
Aku
4:19 untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan
penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang
tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang."
4:20 Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada
pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju
kepada-Nya.
4:21 Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: "Pada hari ini
genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.