Minggu, 29 Maret 2020
Bacaan Alkitab: 2 Korintus 1:21-22
Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di dalam
Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi (2 Kor 1:21)
Pengurapan dalam Perjanjian Baru: (5) Allah
yang Telah Mengurapi
Kita
telah belajar bagaimana Allah Bapa telah mengurapi Allah Anak yaitu Yesus
Kristus sebagai utusan yang sah untuk melaksanakan karya penyelamatan-Nya bagi
seluruh umat manusia. Demikian pula Allah Bapa juga telah mengurapi Yesus dengan
Roh Kudus atau Roh Allah yang menyertai-Nya dalam segala pelayanan-Nya,
termasuk dalam hal mengadakan mujizat, mengajar, memberitakan kabar baik, dan
lain sebagainya. Kini, kita perlu mempersoalkan apakah orang percaya juga dapat
menerima pengurapan dari Allah Bapa atau tidak. Jika jawabannya adalah ya, kepada
siapakah pengurapan itu diberikan? Kepada semua orang ataukah hanya kepada
orang-orang tertentu saja?
Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, kita akan belajar dari bacaan Alkitab kita pada
hari ini. Dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di kota Korintus, Paulus
menyatakan bagaimana Allah berkarya dalam hidupnya dan hidup orang percaya,
yaitu dengan cara meneguhkan Paulus dan jemaat di dalam Kristus (ay. 21a).
Dalam hal ini Paulus mengatakan pula bahwa Allah yang telah meneguhkan bersama
(atau menyatukan) juga adalah Allah yang mengurapi (ay. 21b).
Sepintas
dalam bahasa Indonesia, kita melihat kalimat di bagian awal dan akhir dari ayat
21 ini adalah ayat yang sejajar. Namun jika kita melihat dalam bahasa aslinya, kata
“meneguhkan” di ayat 21 ini bersifat present
participle active sementara kata “mengurapi”
bersifat aorist participle active. Apa artinya? Kata kerja yang bersifat aorist secara
sederhana menunjukkan suatu peristiwa yang terjadi di masa lalu pada suatu
waktu tertentu yang tidak berkelanjutan. Kata kerja yang bersifat aorist juga
digunakan pada kata “memeteraikan” dan “memberikan” pada ayat 22. Sehingga
dalam terjemahan bebas khususnya terkait dengan bentuk kata kerjanya, ayat 21
dan 22 dapat dilihat sebagai: “Sebab Dia yang meneguhkan (present) kami bersama-sama dengan kamu di dalam Kristus,
adalah Allah yang telah mengurapi (aorist), telah memeteraikan (aorist) tanda milik-Nya atas kita, dan yang telah
memberikan (aorist) Roh Kudus dalam hati kita
sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk kita.
Dengan
demikian, di masa kini (present) Allah memang sedang berkarya untuk mempersatukan
orang percaya di dalam Kristus. Allah yang sama adalah Allah yang telah
mengurapi kita, yang telah memeteraikan tanda milik-Nya atas kita, dan yang
telah memberikan Roh Kudus di dalam hati kita. Ketiga hal yang disebutkan
terakhir bersifat aorist yang artinya telah terjadi pada suatu waktu di masa
lalu. Dalam hal ini, terjadinya peristiwa pengurapan yang dimaksud dalam ayat
21 ini tentu sudah terjadi di masa lampau ditinjau dari lini masa dimana surat ini
ditulis oleh Paulus.
Tentu
jika kita menyelidiki peristiwa di lini masa Perjanjian Baru, kita akan
mengerti bahwa peristiwa pengurapan yang dimaksud sangat mungkin merujuk kepada
kejadian pencurahan Roh Kudus kepada para murid pada hari Pentakosta. Kita
telah melihat dalam renungan-renungan hari sebelumnya bagaimana Allah Bapa
mengurapi Yesus Kristus dengan Roh Kudus (Roh Allah) dalam pelayanan-Nya di
dunia ini. Sama seperti pengurapan kepada Yesus Kristus, Allah Bapa juga mengurapi
orang percaya (yaitu para murid) dengan Roh Kudus pada hari Pentakosta. Kita
melihat bagaimana setelah Pentakosta, para murid dan jemaat mula-mula melakukan
pemberitaan Injil dengan berani, bahkan memiliki karunia Roh yang luar biasa
seperti membuat mujizat. Kata mengurapi di ayat 21 ini juga menggunakan akar
kata yang sama yaitu chrió (χρίω), yang juga digunakan dalam Luk 4:18, Kis
4:27, dan Kis 10:38 sebagaimana yang telah kita bahas dalam renungan
sebelumnya.
Saya
kemudian berpikir, mengapa dalam ayat ini kata “mengurapi” menggunakan jenis
kata kerja aorist? Mengapa tidak digunakan kata kerja jenis present saja?
Dalam perenungan dan pergumulan saya secara pribadi, saya menemukan jawabannya.
Menurut pendapat saya, Allah Bapa sudah mengurapi umat-Nya dengan memberikan
Roh Kudus pada hari Pentakosta. Sejak saat itu, jemaat adalah bait Roh Kudus,
tempat Roh Allah berdiam di dalam diri manusia. Artinya, setiap orang yang
percaya kepada Allah dimungkinkan untuk memiliki kehidupan seperti hidup yang
Tuhan Yesus miliki selama mengenakan tubuh daging di dunia ini.
Hal ini
berarti bahwa, jika Tuhan Yesus mampu melakukan perbuatan baik sepanjang
hidupnya, melakukan pekerjaan yang menjadi bagian-Nya, dan mampu memiliki
ketaatan yang sempurna hingga kematian-Nya, maka kita yang telah percaya kepada-Nya
juga dimungkinkan untuk memiliki hidup seperti Tuhan Yesus hidup. Memang
tingkat kesempurnaan kita tentu berbeda dengan tingkat kesempurnaan Tuhan
Yesus. Akan tetapi, menarik bahwa pada hari terakhir, kita akan dihakimi
berdasarkan apa yang kita lakukan dalam hidup ini, yaitu apakah kita sudah
melakukan kehendak Bapa dalam hidup kita (Mat 7:21-23). Oleh karena itu, pengurapan
yang Allah berikan tentu bertujuan untuk memampukan kita mengerti kehendak Bapa
dan juga untuk melakukan-Nya.
Namun
demikian, keputusan untuk memilih melakukan kehendak Bapa atau memilih untuk
melakukan keinginan kita ada di tangan kita masing-masing. Di situlah kita
harus memilih, mau masuk melalui pintu yang lebar atau masuk melalui pintu yang
sempit. Kita harus memilih apakah kita bersedia hidup untuk kepentingan Tuhan
dan kerajaan-Nya ataukah hidup untuk kepentingan diri kita sendiri dan
membangun kerajaan kita sendiri. Setiap pilihan dan keputusan yang kita ambil
itulah yang harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan ketika suatu saat
kita menutup mata.
Dalam hal
ini saya tidak mengerdilkan peran Roh Kudus dalam hidup orang percaya. Harus
diakui ada saat-saat tertentu dimana Roh Kudus memberikan karunia-Nya kepada
orang percaya yang dapat dilihat oleh orang lain, seperti berkata-kata dengan
bahasa roh, bernubuat, membuat mujizat, dan lain sebagainya (1 Kor 12:1-11).
Namun karunia Roh yang nampak tersebut tidak dapat dimaknai sebagai pengurapan
yang terjadi berkali-kali. Menurut pemahaman yang saya miliki, sama seperti para
imam dan raja di Perjanjian Lama cukup diurapi satu kali, dan Tuhan Yesus juga
diurapi satu kali (yaitu setelah peristiwa pembaptisan, dimana Roh Allah turun kepada-Nya
(Mat 3:16-17, Mrk 1:10, Luk 3:22, Yoh 1:32)), maka sebenarnya sejak hari
Pentakosta Allah sudah memberikan pengurapan kepada manusia yang percaya
kepada-Nya melalui Tuhan Yesus Kristus. Manifestasi-manifestasi terkait dengan
karunia Roh sebaiknya tidak disamakan dengan pengurapan, karena ketika kita bertobat
dan mengaku percaya kepada Yesus Kristus (dan mulai belajar menjadi murid-Nya
dengan cara mengenakan hidup-Nya), di situ kita sudah diurapi dan diberikan Roh
Kudus dalam hidup kita.
Demikian
pula pengurapan dalam Perjanjian Baru tidak dapat dilihat sebagai suatu peristiwa
yang hanya terjadi kepada orang-orang tertentu. Setiap orang percaya adalah
anak-anak Allah, yang tentu berhak menerima pengurapan Allah sebagai anak-Nya. Tentu
tidak dapat dipungkiri bahwa ada orang-orang tertentu yang diberikan karunia
lebih banyak dengan tanggung jawab yang lebih besar pula seperti Paulus,
Petrus, dan banyak lagi hamba-hamba Tuhan dan pemimpin jemaat dari masa jemaat
mula-mula hingga saat ini. Namun demikian, karunia yang lebih banyak dari yang
lain sebenarnya tidak terkait langsung dengan pengurapan dalam konteks kata chrió tersebut.
Karunia Roh yang diberikan kepada seseorang tentu saja terkait dengan pelayanan
atau tanggung jawab yang harus dipikul orang tersebut. Para pemimpin jemaat
atau para pengkhotbah/pembicara tentu membutuhkan karunia Roh yang lebih dari jemaat
awam misalnya, namun hal tersebut bukan berarti ia lebih diurapi daripada jemaat
yang mendengarkan.
Bacaan Alkitab: 2 Korintus 1:21-22
1:21 Sebab Dia yang telah meneguhkan kami bersama-sama dengan kamu di
dalam Kristus, adalah Allah yang telah mengurapi,
1:22 memeteraikan tanda milik-Nya atas kita dan yang memberikan Roh
Kudus di dalam hati kita sebagai jaminan dari semua yang telah disediakan untuk
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.