Sabtu, 28 Maret 2020
Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 10:34-43
yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia dengan
Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat baik
dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai Dia. (Kis
10:38)
Pengurapan dalam Perjanjian Baru: (4) Isi
Pemberitaan Injil yang Benar
Tidak
dapat dipungkiri, pemberitaan Injil yang benar berarti pemberitaan mengenai
karya keselamatan di dalam Yesus Kristus. Jadi, apakah yang seharusnya diberitakan?
Tentu pemberitaan yang benar harus berpusat pada kehidupan Yesus Kristus yang
taat sampai mati kepada Allah Bapa hingga kematian-Nya di atas kayu salib. Jadi
semua pemberitaan Injil haruslah berpusat pada pekerjaan Yesus Kristus dan
karya keselamatan-Nya bagi umat manusia.
Konteks
bacaan Alkitab kita adalah ketika Petrus menyampaikan pemberitaan Injil kepada
Kornelius. Dalam perkembangan jemaat mula-mula pada saat itu, Kornelius dapat
dikatakan sebagai orang non-Yahudi pertama yang menerima pemberitaan Injil dari
para rasul. Sebelum Kornelius, para murid Yesus hanya memberitakan Injil kepada
bangsa Yahudi. Namun ketika Petrus diperintahkan Roh Kudus untuk memberitakan
Injil kepada Kornelius, seorang yang bukan berasal dari bangsa Yahudi, maka
mengertilah Petrus bahwa Allah tidak membeda-bedakan orang dan karya keselamatan
di dalam Yesus Kristus bukanlah sesuatu yang hanya eksklusif bagi orang Yahudi,
tetapi juga bagi semua orang yang mau percaya dan mengikut jejak hidup-Nya (ay.
34-35).
Sangat
mungkin Petrus kemudian teringat masa-masa bersama Tuhan Yesus atau perkataan
Tuhan Yesus kepadanya terkait dengan hal ini. Mungkin saja ia teringat perintah
untuk menjadikan semua bangsa sebagai murid-Nya (Mat 28:19). Mungkin saja ia juga
teringat bagaimana Tuhan Yesus menyampaikan perintah kepada murid-murid-Nya sebelum
Ia naik ke surga, agar mereka menjadi saksi, tidak hanya di Yerusalem dan
Samaria, tapi bahkan sampai ke ujung bumi (Kis 1:8). Perkataan Tuhan Yesus
mungkin saja selama ini tersembunyi, dan baru kemudian dimengerti oleh Petrus
pada saat ia harus datang ke rumah Kornelius. Tentu Petrus teringat bahwa Tuhan
Yesus menyampaikan firman yang memberitakan damai sejahtera kepada semua orang
(meskipun awalnya memang hanya kepada orang-orang Israel/Yahudi), karena Yesus
adalah Tuhan atas semua orang (ay. 36).
Jadi,
dalam pemberitaan Injil ini, apakah yang disampaikan oleh Petrus kepada
Kornelius? Apakah isi pemberitaan Injil kepada Kornelius berbeda dengan pemberitaan
Injil kepada orang lain yang dilakukan oleh Petrus sebelumnya?
Untuk
menjawab pertanyaan ini, tentu kita harus tahu bahwa teknik pemberitaan Injil
mungkin saja berbeda-beda pada kondisi yang berbeda pula. Kita dapat melihat
bagaimana Petrus berkhotbah kepada khalayak banyak pada hari Pentakosta (Kis
2:14-40), berkhotbah kepada orang banyak di Bait Allah (Kis 3:11-26), berkhotbah
dalam kelompok-kelompok kecil maupun secara personal seperti yang dilakukan
oleh Filipus kepada sida-sida dari Etiopia (Kis 8:26-40). Dapat dikatakan bahwa
metode maupun teknis pemberitaan Injil tentu saja sangat dinamis.
Namun jika
berbicara mengenai isi dari pemberitaan Injil, tentu yang harus diberitakan
adalah Injil yang benar. Apakah Injil itu? Jika kita mengerti bahwa ada
kitab-kitab Injil dalam Alkitab kita, maka itu adalah keempat kitab yang
ditulis oleh Matius, Markus, Lukas dan Yohanes. Apakah yang mereka tulis? Tentu
tak lain dan tak bukan adalah kehidupan Tuhan Yesus, sejak kelahiran-Nya, pelayanan-Nya,
penderitaan-Nya, kematian-Nya hingga kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Jadi
dapat disimpulkan bahwa Injil adalah karya keselamatan Yesus Kristus yang dari
kelahiran-Nya hingga kebangkitan-Nya (dan tentu juga termasuk kenaikan-Nya ke
surga dan kedatangan-Nya kembali suatu saat nanti).
Pada masa itu,
berita mengenai apa yang terjadi pada Yesus Kristus tentu sudah diketahui oleh
khalayak banyak. Tidak terkecuali oleh Kornelius, seorang kepala pasukan Romawi
(atau pasukan Italia) yang tinggal di kota Kaisarea (ay. 37). Petrus kemudian
menyampaikan bagaimana karya keselamatan Yesus Kristus dimulai sejak Yohanes mengajak
orang-orang untuk dibaptis, serta karya pelayanan Yesus dari Nazaret termasuk semua
perbuatan yang dilakukan-Nya dan mujizat-mujizat-Nya (ay. 38). Perhatikan di
sini bahwa ada suatu kata “mengurapi” dalam ayat 38. Oleh karena itu kita akan
mencoba melihat makna kata tersebut dalam konteks pemberitaan Injil yang
dilakukan oleh Petrus.
Kata “mengurapi” dalam ayat ini menggunakan kata kerja echrisen (ἔχρισέν)
yang juga digunakan dalam Luk 4:18. Kata echrisen berasal dari akar
kata chrió (χρίω) yang berarti mengurapi, dengan cara menggosokkan atau
menuangkan minyak zaitun kepada seseorang. Jika kita melihat hubungan ayat 38
ini dengan Luk 4:18, jelaslah bahwa pengurapan Allah Bapa kepada Yesus Kristus dimaksudkan
untuk memberikan legitimasi melalui pengurapan Roh Kudus (Roh Allah) terhadap pemberitaan
Injil (kabar baik) yang dilakukan oleh Yesus Kristus dalam pelayanan-Nya.
Bagaimana bentuk dari pemberitaan Injil yang dilakukan oleh Tuhan Yesus?
Mengingat pengurapan juga dapat dimaknai sebagai penunjukan seseorang
sebagai utusan yang sah, maka tentu saja Allah mengurapi Yesus Kristus dengan
Roh Kudus (Roh Allah) supaya Ia dapat melakukan karya pelayanan-Nya melalui
setiap perbuatan dan mujizat-mujizat yang dilakukan-Nya. Ingat bahwa mujizat
adalah bagian dari perbuatan (yang ditulis sebagai perbuatan baik) yang
dilakukan oleh Yesus Kristus. Dalam hal ini mujizat tidak dapat dipisahkan dari
perbuatan baik. Adalah sangat aneh jika ada orang yang bisa punya karunia
mujizat yang luar biasa tetapi ia tidak memiliki karakter yang baik dalam
hidupnya (yang tercermin melalui perkataan dan perbuatannya). Mujizat memang
penting, khususnya dalam pemberitaan Injil kepada orang non Kristen (seperti
yang dilakukan oleh Tuhan Yesus dan para murid di awal masa-masa jemaat
mula-mula). Namun mengingat mujizat adalah bagian dari perbuatan baik (atau
karakter ilahi yang harus dimiliki orang percaya), maka seiring pertumbuhan
rohani, orang percaya harus mulai beralih dari mujizat kepada perbuatan baik,
yaitu karakter seperti yang dimiliki oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Selain pengurapan Yesus Kristus serta segala karya dan perbuatan baik
yang dilakukan oleh Yesus Kristus, isi dari pemberitaan Injil yang benar juga
haruslah mencakup penderitaan dan kematian-Nya di atas kayu salib (ay. 39) dan
kebangkitan-Nya (ay. 40-41). Tentu kita harus paham bahwa konteks peristiwa
dalam perikop ini adalah ketika para saksi mata yang menyaksikan kematian dan
kebangkitan Tuhan (termasuk kenaikan-Nya ke surga) masih hidup. Mereka inilah
(termasuk Petrus di dalamnya) adalah orang-orang yang melihat dengan mata
mereka sendiri bagaimana Yesus mati, bangkit, menampakkan diri, dan naik ke
surga. Mereka ini adalah saksi mata otentik dari karya keselamatan Yesus
Kristus. Oleh karena itu, mereka tentu adalah orang-orang yang sangat legitimate
untuk menyampaikan pemberitaan Injil tersebut.
Namun kita perlu melihat bahwa pemberitaan Injil tersebut tidak hanya
berfokus pada apa yang sudah Yesus lakukan selama hidup-Nya di dunia
ini. Pemberitaan Injil yang benar juga berbicara
mengenai apa yang akan Yesus lakukan di masa yang
akan datang. Dalam hal ini, Petrus tidak lupa menyampaikan pemberitaan mengenai
Yesus Kristus yang akan menjadi Hakim yang adil, yang akan mengadili semua orang,
baik yang hidup maupun yang sudah mati pada saat hari penghakiman kelak (ay.
42). Jelas bahwa pemberitaan Injil harus diisi dengan berita Injil yang benar
dan proporsional, yaitu dalam hal ini tidak hanya menekankan pada salah satu
sisi saja dan melupakan hal yang lain.
Adalah tidak bijak jika misalnya pemberitaan Injil saat ini hanya
menekankan pada mujizat yang dilakukan oleh Tuhan, tanpa menekankan pada
perubahan karakter manusia. Adalah tidak bijak juga jika pemberitaan Injil saat
ini hanya menekankan pada urapan Roh Kudus (dalam konteks urapan kepada orang-orang
tertentu dalam gereja yang dikesankan memiliki posisi khusus dan spesial) dan tidak
menekankan pada urapan Roh Kudus dalam diri Tuhan Yesus yang nampak dalam karya
penyelamatan-Nya. Adalah tidak bijak juga jika pemberitaan Injil saat ini hanya
menekankan mujizat yang dilakukan Yesus tapi tidak memberitakan kedatangan-Nya
kelak, dan apa yang harus manusia persiapkan supaya layak berdiri di hadapan-Nya
pada saat hari penghakiman nanti.
Memang dalam hal ini, kita harus memberitakan bahwa tidak ada pengampunan
dosa di luar Kristus (ay. 43). Artinya tidak ada keselamatan di luar Kristus.
Namun hal tersebut bukan berarti bahwa kita harus mnejelek-jelekkan orang yang
beragama lain. Ingat bahwa Kristus mati untuk semua orang, Ia adalah Anak Allah
yang menghapus (mengangkat) dosa dunia (Yoh 1:29). Bagian kita adalah
memberitakan Injil kepada semua orang, selain melalui perkataan kita, tetapi lebih
penting lagi melalui sikap dan perbuatan hidup kita yang nyata dalam hidup
keseharian kita. Akan sangat sulit jika kita memberitakan Injil melalui
perkataan kita tetapi hidup kita tidak menjadi teladan bagi orang lain. Pemberitaan Injil yang benar haruslah berfokus pada pribadi Yesus
Kristus yang diurapi oleh Allah, dimana kita juga meneladani hidup-Nya dalam
tindakan nyata di hidup kita
masing-masing. Jangan sampai kita merasa sudah memberitakan Injil, padahal “injil”
yang diberitakan sebenarnya bukanlah Injil yang benar. Bagaimana kita akan
mempertanggungjawabkan hal tersebut di hadapan pengadilan Tuhan nanti?
Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 10:34-43
10:34 Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku
telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang.
10:35 Setiap orang dari bangsa mana pun yang takut akan Dia dan yang
mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.
10:36 Itulah firman yang Ia suruh sampaikan kepada orang-orang Israel,
yaitu firman yang memberitakan damai sejahtera oleh Yesus Kristus, yang adalah
Tuhan dari semua orang.
10:37 Kamu tahu tentang segala sesuatu yang terjadi di seluruh tanah
Yudea, mulai dari Galilea, sesudah baptisan yang diberitakan oleh Yohanes,
10:38 yaitu tentang Yesus dari Nazaret: bagaimana Allah mengurapi Dia
dengan Roh Kudus dan kuat kuasa, Dia, yang berjalan berkeliling sambil berbuat
baik dan menyembuhkan semua orang yang dikuasai Iblis, sebab Allah menyertai
Dia.
10:39 Dan kami adalah saksi dari segala sesuatu yang diperbuat-Nya di
tanah Yudea maupun di Yerusalem; dan mereka telah membunuh Dia dan menggantung
Dia pada kayu salib.
10:40 Yesus itu telah dibangkitkan Allah pada hari yang ketiga, dan
Allah berkenan, bahwa Ia menampakkan diri,
10:41 bukan kepada seluruh bangsa, tetapi kepada saksi-saksi, yang
sebelumnya telah ditunjuk oleh Allah, yaitu kepada kami yang telah makan dan
minum bersama-sama dengan Dia, setelah Ia bangkit dari antara orang mati.
10:42 Dan Ia telah menugaskan kami memberitakan kepada seluruh bangsa
dan bersaksi, bahwa Dialah yang ditentukan Allah menjadi Hakim atas orang-orang
hidup dan orang-orang mati.
10:43 Tentang Dialah semua nabi bersaksi, bahwa barangsiapa percaya
kepada-Nya, ia akan mendapat pengampunan dosa oleh karena nama-Nya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.