Kamis, 26 September 2013

Perjalanan Karir Yusuf



Jumat, 27 September 2013
Bacaan Alkitab: Kejadian 39:20-23
Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.” (Kej 39:20)


Perjalanan Karir Yusuf


Sejak saya menikah, saya dan isteri saya menulis permohonan-permohonan kami di hadapan Tuhan dan selalu mendoakannya. Salah satu yang kami minta adalah pekerjaan baru yang lebih baik bagi saya dibanding pekerjaan saya yang sekarang. Dan beberapa bulan yang lalu, saya “ditawari” oleh salah seorang bos saya untuk pindah ke instansi lain karena katanya ia mempunyai “channel” untuk pindah ke sana. Saya sih mengiyakan saja, terlebih karena saya tahu bahwa di instansi tersebut memang kesejahteraannya jauh lebih baik. Akan tetapi apa yang terjadi, bulan demi bulan, tidak ada kabar berita, dan yang ada malah instansi tersebut mengadakan rekrutmen secara umum. Saya yang tidak tahu info terbaru dari bos saya tersebut pun memutuskan untuk mendaftar lewat rekrutmen umum tersebut. Dan hasilnya, bahkan untuk seleksi administrasi pun saya tidak lolos.

Ya, itu adalah hal yang cukup membuat saya sempat down. Akan tetapi saya seakan-akan diingatkan Tuhan bahwa saya tidak boleh mengandalkan manusia tetapi harus mengandalkan Tuhan. Dan ketika saya mencoba mencari dalam Alkitab, apakah ada tokoh Alkitab yang mengalami seperti apa yang saya alami, saya justru menemukan tokoh Alkitab yang memiliki karir yang seperti saya, bahkan mungkin sempat mengalami karir yang lebih buruk lagi sebelum Tuhan mengangkat dirinya.

Ya, tokoh dalam Alkitab yang saya maksud adalah Yusuf di Perjanjian Lama. Banyak hamba Tuhan dan Pendeta yang hanya melihat Yusuf hanya dari sisi kesuksesannya saja yaitu ia mampu menjadi penguasa di Mesir (hanya setingkat di bawah Firaun) padahal ia adalah orang Ibrani. Kisah Yusuf seringkali diangkat oleh para hamba Tuhan tersebut untuk menunjukkan bahwa Tuhan akan mengangkat anak-anakNya menjadi kepala, dan bahwa anak-anak Tuhan akan selalu sukses tanpa masalah. Akan tetapi hanya sedikit hamba Tuhan dan Pendeta yang mengangkat tentang karir Yusuf yang sempat berada pada titik terendah yaitu sebagai budak dan sebagai tahanan.

Jika kita mengibaratkan Yusuf sebagai seorang pekerja karir, maka ia baru saja merintis karir sebagai “pembantu” di rumah Potifar. Ia sudah bekerja dengan sebaik-baiknya sehingga Potifar pun mempercayai  Yusuf sebagai kepala atas rumah tangganya. Jika diibaratkan dengan kondisi saat ini, maka Yusuf ini ibarat seorang pegawai yang merintis karir di suatu perusahaan dari bawah, hingga ia pun bisa menjadi seorang pimpinan puncak di perusahaan tersebut.

Akan tetapi, ketika Yusuf sedang dalam puncak karirnya, ia pun difitnah hingga akhirnya ia masuk ke dalam penjara (ay. 20). Secara manusia, ini adalah kehancuran karir Yusuf. Secara manusia, Yusuf saat ini berada di titik terendah dalam kehidupannya. Mana mungkin seorang tahanan penjara bisa bangkit lagi untuk meniti karir? Bahkan bisa keluar dari penjara pun sudah sangat disyukuri.

Walaupun demikian, ingatlah bahwa jalan Tuhan itu bukanlah seperti jalan yang dikpikirkan manusia. Tuhan punya rencana yang indah bagi Yusuf. Di dalam penjara sekalipun, Tuhan menyertai Yusuf dan membuat Yusuf menjadi kesayangan kepala penjara itu (ay. 21). Bahkan walaupun status Yusuf adalah seorang tahanan, tetapi Yusuf dipercaya untuk mengurus tahanan-tahanan yang lain dan mengurus segala urusan penjara itu (ay. 22). Alkitab juga menulis bahwa kepala penjara memberikan wewenang penuh kepada Yusuf dan tidak mencampuri apa yang dilakukan Yusuf, karena Tuhan menyertai Yusuf dan apa yang dikerjakannya dibuat Tuhan berhasil (ay. 23).

Apa yang dapat kita pelajari hari ini? Saya sendiri ketika membaca ayat-ayat ini dikuatkan Tuhan bahwa sebetulnya masalahnya bukan pada dimana kita bekerja saat ini, tetapi adalah bagaimana kita bekerja dengan sebaik-baiknya di tempat kita saat ini, dimanapun kita berada. Jika Tuhan menempatkan kita di suatu tempat, entah di suatu kantor, suatu perusahaan, suatu sekolah atau kampus, atau dimanapun kita berada, berarti ada maksud Tuhan dibalik itu semua. Tuhan ingin kita melakukan yang terbaik dimanapun kita berada. Tuhan ingin tetap menyertai kita dan membuat kita berhasil dan kita menjadi kepala di tempat kita berada saat ini.

Ingatlah apa yang terjadi selanjutnya dengan Yusuf. Tuhan pun akhirnya mengangkat Yusuf jauh lebih tinggi dari apapun juga, yaitu menjadi orang kedua di Mesir (hanya berada di bawah Firaun sebagai raja Mesir). Tuhan kita jauh lebih sanggup untuk memberi kita posisi yang tinggi. Permasalahannya, apakah kita sudah siap? Yusuf sendiri sudah terbukti tetap melakukan apa yang benar dimanapun ia berada. Dan ia pun hanya tinggal menunggu saatnya Tuhan mengangkatnya ke tempat yang lebih tinggi lagi.

Mungkin ada di antara kita yang memiliki karir tidak bagus. Mungkin pekerjaan kita saat ini merupakan “kemunduran” di mata manusia. Mungkin saat ini kita berseru kepada Tuhan, “Tuhan berikan pekerjaan baru yang lebih baik lagi, dengan gaji yang lebih besar, dan lain sebagainya”. Doa kita itu tidak salah, dan menurut saya kita juga harus mendoakan seperti itu. Tetapi jika memang masih belum waktu Tuhan, berarti kita pun masih harus besabar dan tetap harus bekerja sebaik-baiknya di tempat kita bekerja saat ini. Jika memang alasan kita untuk meminta pekerjaan baru kepada Tuhan itu adalah alasan yang benar, maka saya yakin Tuhan pun akan menjawab doa kita.

Jadilah orang seperti Yusuf yang tetap mau melakukan apa yang terbaik yang ia lakukan dimanapun ia berada, bahkan sebagai budak maupun sebagai tahanan, sehingga sikap dan karakter itu tetap  terbawa kemanapun Yusuf berada, hingga ia pun akhirnya menjadi pemimpin yang bijaksana, yang mau bekerja keras, dan menjadi orang yang berhasil dimanapun ia berada. Ingat, bukan jenis pekerjaan yang menentukan keberhasilan Yusuf. Tetapi Tuhanlah yang membuat Yusuf selalu berhasil dimanapun ia berada, bahkan ketika karirnya berada di titik terendah sekalipun.


Bacaan Alkitab: Kejadian 39:20-23
39:20 Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
39:21 Tetapi TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
39:22 Sebab itu kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
39:23 Dan kepala penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.