Jumat, 27
September 2013
Bacaan Alkitab: Kejadian
39:20-23
“Lalu Yusuf ditangkap oleh tuannya dan
dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan raja dikurung. Demikianlah
Yusuf dipenjarakan di sana.” (Kej 39:20)
Perjalanan Karir
Yusuf
Sejak saya
menikah, saya dan isteri saya menulis permohonan-permohonan kami di hadapan Tuhan dan selalu mendoakannya. Salah satu
yang kami minta adalah pekerjaan baru yang lebih baik bagi saya dibanding
pekerjaan saya yang sekarang. Dan beberapa bulan yang lalu, saya “ditawari”
oleh salah seorang bos saya untuk pindah ke instansi lain karena katanya ia
mempunyai “channel” untuk pindah ke
sana. Saya sih mengiyakan saja, terlebih karena saya tahu bahwa di instansi
tersebut memang kesejahteraannya jauh lebih baik. Akan tetapi apa yang terjadi,
bulan demi bulan, tidak ada kabar berita, dan yang ada malah instansi tersebut
mengadakan rekrutmen secara umum. Saya yang tidak tahu info terbaru dari bos saya
tersebut pun memutuskan untuk mendaftar lewat rekrutmen umum tersebut. Dan
hasilnya, bahkan untuk seleksi administrasi pun saya tidak lolos.
Ya, itu adalah
hal yang cukup membuat saya sempat down.
Akan tetapi saya seakan-akan diingatkan Tuhan bahwa saya tidak boleh
mengandalkan manusia tetapi harus mengandalkan Tuhan. Dan ketika saya mencoba
mencari dalam Alkitab, apakah ada tokoh Alkitab yang mengalami seperti apa yang
saya alami, saya justru menemukan tokoh Alkitab yang memiliki karir yang
seperti saya, bahkan mungkin sempat mengalami karir yang lebih buruk lagi
sebelum Tuhan mengangkat dirinya.
Ya, tokoh dalam
Alkitab yang saya maksud adalah Yusuf di Perjanjian Lama. Banyak hamba Tuhan
dan Pendeta yang hanya melihat Yusuf hanya dari sisi kesuksesannya saja yaitu
ia mampu menjadi penguasa di Mesir (hanya setingkat di bawah Firaun) padahal ia
adalah orang Ibrani. Kisah Yusuf seringkali diangkat oleh para hamba Tuhan
tersebut untuk menunjukkan bahwa Tuhan akan mengangkat anak-anakNya menjadi
kepala, dan bahwa anak-anak Tuhan akan selalu sukses tanpa masalah. Akan tetapi
hanya sedikit hamba Tuhan dan Pendeta yang mengangkat tentang karir Yusuf yang
sempat berada pada titik terendah yaitu sebagai budak dan sebagai tahanan.
Jika kita
mengibaratkan Yusuf sebagai seorang pekerja karir, maka ia baru saja merintis
karir sebagai “pembantu” di rumah Potifar. Ia sudah bekerja dengan
sebaik-baiknya sehingga Potifar pun mempercayai
Yusuf sebagai kepala atas rumah tangganya. Jika diibaratkan dengan
kondisi saat ini, maka Yusuf ini ibarat seorang pegawai yang merintis karir di
suatu perusahaan dari bawah, hingga ia pun bisa menjadi seorang pimpinan puncak
di perusahaan tersebut.
Akan tetapi,
ketika Yusuf sedang dalam puncak karirnya, ia pun difitnah hingga akhirnya ia
masuk ke dalam penjara (ay. 20). Secara manusia, ini adalah kehancuran karir
Yusuf. Secara manusia, Yusuf saat ini berada di titik terendah dalam
kehidupannya. Mana mungkin seorang tahanan penjara bisa bangkit lagi untuk
meniti karir? Bahkan bisa keluar dari penjara pun sudah sangat disyukuri.
Walaupun
demikian, ingatlah bahwa jalan Tuhan itu bukanlah seperti jalan yang
dikpikirkan manusia. Tuhan punya rencana yang indah bagi Yusuf. Di dalam
penjara sekalipun, Tuhan menyertai Yusuf dan membuat Yusuf menjadi kesayangan
kepala penjara itu (ay. 21). Bahkan walaupun status Yusuf adalah seorang
tahanan, tetapi Yusuf dipercaya untuk mengurus tahanan-tahanan yang lain dan
mengurus segala urusan penjara itu (ay. 22). Alkitab juga menulis bahwa kepala
penjara memberikan wewenang penuh kepada Yusuf dan tidak mencampuri apa yang
dilakukan Yusuf, karena Tuhan menyertai Yusuf dan apa yang dikerjakannya dibuat
Tuhan berhasil (ay. 23).
Apa yang dapat
kita pelajari hari ini? Saya sendiri ketika membaca ayat-ayat ini dikuatkan
Tuhan bahwa sebetulnya masalahnya bukan pada dimana kita bekerja saat ini,
tetapi adalah bagaimana kita bekerja dengan sebaik-baiknya di tempat kita saat
ini, dimanapun kita berada. Jika Tuhan menempatkan kita di suatu tempat, entah
di suatu kantor, suatu perusahaan, suatu sekolah atau kampus, atau dimanapun
kita berada, berarti ada maksud Tuhan dibalik itu semua. Tuhan ingin kita
melakukan yang terbaik dimanapun kita berada. Tuhan ingin tetap menyertai kita
dan membuat kita berhasil dan kita menjadi kepala di tempat kita berada saat
ini.
Ingatlah apa yang
terjadi selanjutnya dengan Yusuf. Tuhan pun akhirnya mengangkat Yusuf jauh
lebih tinggi dari apapun juga, yaitu menjadi orang kedua di Mesir (hanya berada
di bawah Firaun sebagai raja Mesir). Tuhan kita jauh lebih sanggup untuk memberi
kita posisi yang tinggi. Permasalahannya, apakah kita sudah siap? Yusuf sendiri
sudah terbukti tetap melakukan apa yang benar dimanapun ia berada. Dan ia pun
hanya tinggal menunggu saatnya Tuhan mengangkatnya ke tempat yang lebih tinggi
lagi.
Mungkin ada di
antara kita yang memiliki karir tidak bagus. Mungkin pekerjaan kita saat ini merupakan
“kemunduran” di mata manusia. Mungkin saat ini kita berseru kepada Tuhan, “Tuhan
berikan pekerjaan baru yang lebih baik lagi, dengan gaji yang lebih besar, dan lain
sebagainya”. Doa kita itu tidak salah, dan menurut saya kita juga harus
mendoakan seperti itu. Tetapi jika memang masih belum waktu Tuhan, berarti kita
pun masih harus besabar dan tetap harus bekerja sebaik-baiknya di tempat kita
bekerja saat ini. Jika memang alasan kita untuk meminta pekerjaan baru kepada Tuhan
itu adalah alasan yang benar, maka saya yakin Tuhan pun akan menjawab doa kita.
Jadilah orang seperti
Yusuf yang tetap mau melakukan apa yang terbaik yang ia lakukan dimanapun ia
berada, bahkan sebagai budak maupun sebagai tahanan, sehingga sikap dan
karakter itu tetap terbawa kemanapun
Yusuf berada, hingga ia pun akhirnya menjadi pemimpin yang bijaksana, yang mau
bekerja keras, dan menjadi orang yang berhasil dimanapun ia berada. Ingat,
bukan jenis pekerjaan yang menentukan keberhasilan Yusuf. Tetapi Tuhanlah yang
membuat Yusuf selalu berhasil dimanapun ia berada, bahkan ketika karirnya berada
di titik terendah sekalipun.
Bacaan Alkitab: Kejadian
39:20-23
39:20 Lalu Yusuf
ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara, tempat tahanan-tahanan
raja dikurung. Demikianlah Yusuf dipenjarakan di sana.
39:21 Tetapi
TUHAN menyertai Yusuf dan melimpahkan kasih setia-Nya kepadanya, dan membuat
Yusuf kesayangan bagi kepala penjara itu.
39:22 Sebab itu
kepala penjara mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan
segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.
39:23 Dan kepala
penjara tidak mencampuri segala yang dipercayakannya kepada Yusuf, karena TUHAN
menyertai dia dan apa yang dikerjakannya dibuat TUHAN berhasil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.