Rabu, 25 September
2013
Bacaan Alkitab:
Yehezkiel 47:1-12
“Sehingga ke mana saja sungai itu mengalir,
segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan
menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ
menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.” (Yeh
47:9)
Sungai yang
Berguna
Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki sungai-sungai yang cukup panjang.
Sebut saja sungai Bengawan Solo, yang berasal dari waduk Gajah Mungkur di
daerah Wonogiri. Saya sendiri beberapa kali sempat melihat bendungan di waduk
tersebut dan melihat aliran sungai yang baru keluar dari bendungan tersebut,
bisa dibilang sangat kecil. Beberapa kali saya pun melintasi sungai ini sejak
di daerah hulu hingga hilir. Semakin ke hilir, sungai tersebut pun semakin
lebar, serta semakin banyak sawah yang tergantung pada sungai tersebut.
Cerita saya di
atas menjadi pengantar bagi bacaan Alkitab kita hari ini. Ayat yang kita baca
hari ini berbicara tentang penglihatan yang dialami oleh nabi Yehezkiel, dimana
saat itu Tuhan membawa Yehezkiel ke pintu Bait Suci dan ia melihat ada air yang
keluar dari Bait Suci tersebut dan mengalir menuju ke arah timur (ay. 1). Saya
tidak tahu apakah ini sebenarnya adalah hal yang benar-benar terjadi atau hanya
kiasan saja, karena saya pun belum pernah mengunjungi Israel. Akan tetapi jika
melihat ayat-ayat sebelumnya maka menurut pendapat saya, ini pun hanya sekedar
penglihatan saja (bukan hal yang nyata), tetapi maknanya akan sangat dalam
apabila kita renungkan dengan sungguh-sungguh.
Yehezkiel
kemudian keluar melalui pintu gerbang, dan ia melihat air yang keluar tersebut
menjadi membual (ay. 2). Yehezkiel kemudian dibawa 1.000 hasta ke arah timur
dan masuk ke dalam air tersebut. Pada saat itu, dalamnya air adalah sampai di
pergelangan kaki (ay. 3). Seribu hasta lagi ke arah timur, Yehezkiel masuk ke
dalam air dan saat itu sudah sedalam lutut (ay. 4a). Seribu hasta lagi ke arah
timur, dalamnya pun sudah sepinggang (ay. 4b). Hingga akhirnya seribu hasta
lagi ke arah timur (total 4.000 hasta), air tersebut yang awalnya adalah aliran
air kecil kini sudah berubah menjadi suatu sungai besar yang tidak mungkin
diseberangi manusia tanpa alat bantu (ay. 5).
Akan tetapi
cerita ini tidak berhenti sampai di sini saja. Tuhan pun mengajak Yehezkiel
kembali menyusuri tepi sungai yaitu kembali ke arah Bait Suci (ay. 6). Sepanjang
jalan, ternyata sudah banyak pohon yang tumbuh di keduatepian sungai (ay. 7).
Bahkan Tuhan sendiri berkata bahwa walau sungai tersebut akan bermuara di Laut
Asin (Laut Mati), tetapi air dari sungai tersebut justru membuat Laut Asin
menjadi tawar (ay. 8). Air yang mengalir dari Bait Suci tersebut bukan
sembarang air. Air tersebut membawa kehidupan, kemana saja air sungai itu
mengalir, banyak ikan yang hodup di sepanjang sungai tersebut, antara lain
ikan-ikan yang kemudian ditangkap oleh para nelayan (ay. 9-10), menjadi tempat
untuk mengambil garam (ay. 11), bahkan pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang
sungai pun adalah pohon yang daunnya tidak pernah layu dan buahnya tidak pernah
habis (ay. 12).
Jadi, apa sebenarnya
yang dimaksud oleh ayat-ayat di atas? Jika kita maju ke masa Perjanjian Baru,
kita akan mengerti bahwa yang dimaksud dengan Bait Suci bukanlah hanya sekedar
bangunan Bait Suci yang ada di Yerusalem (yang saat ini sudah dihancurkan oleh
pasukan Romawi sekitar tahun 70 masehi). Yang dimaksud dengan Bait Suci atau
Bait Allah adalah tubuh kita sendiri, yaitu orang-orang yang percaya kepada
Tuhan (1 Kor 3:16). Sama dengan yang dimaksud dengan Gereja sebenarnya bukan
merujuk kepada bangunan gereja tetapi lebih kepada persekutuan orang-orang
percaya itu sendirilah yang disebut dengan gereja.
Dengan kata lain,
yang dimaksudkan ayat-ayat di kitab Yehezkiel ini adalah bahwa kita selaku Bait
Tuhan, harus mampu mengalirkan air keluar. Maksudnya adalah kita sebagai
anak-anak Tuhan harus dapat memberi dampak atau pengaruh kepada lingkungan
sekitar kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Ingat, bahwa dampak yang
kita berikan haruslah dampak yang positif, bukan dampak negatif. Percuma kita
mengaku sebagai orang Kristen jika justru kehidupan kita menjadi cibiran bagi
tetangga-tetangga kita. Jangan sampai tetangga kita malah berkata, “Ih, katanya
orang Kristen tapi kok setiap hari kerjanya berantem terus...” atau “Setiap
Minggu pergi ke gereja tapi senin sampai sabtu kerjanya Cuma main togel saja...”.
Bukankah itu sama saja dengan menjelek-jelekkan nama Tuhan kita?
Ingat bahwa
Kristen berarti pengikut Kristus. Jangan korbankan nama Kristus dengan perilaku
kita yang jelek dan memalukan nama Tuhan kita. Tetapi justru kita harus berbuat
sebaik-baiknya untuk memuliakan nama Tuhan. Jadilah orang-orang yang berdampak
positif, sehingga kehadiran kita tidak dihujat, tetapi disyukuri.
Marilah kita
menjadi orang-orang yang seperti itu. Kehadiran kita memberi dampak positif
bagi orang di sekitar kita. Menjadi berkat bagi mereka yang ada di sekeliling
kita, bahkan membuat orang lain diberkati melalui kehadiran dan kehidupan kita,
seperti sungai yang memberi kehidupan di sepanjang alirannya, sehingga
pohon-pohon yang berada di sekitarnya pun menjadi hidup dan bahkan memberi buah
sepanjang waktu.
Bacaan Alkitab:
Yehezkiel 47:1-12
47:1 Kemudian ia
membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah
ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga
menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari
Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.
47:2 Lalu
diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku
berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur,
sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
47:3 Sedang orang
itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur
seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di
pergelangan kaki.
47:4 Ia mengukur
seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang
sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku
ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
47:5 Sekali lagi
ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana
aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang
dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
47:6 Lalu ia
berkata kepadaku: "Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?" Kemudian
ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai.
47:7 Dalam
perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di
sebelah sini dan di sebelah sana.
47:8 Ia berkata
kepadaku: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke
Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan
air itu menjadi tawar,
47:9 sehingga ke
mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana
akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu
sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir,
semuanya di sana hidup.
47:10 Maka
penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai
En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada
berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak.
47:11 Tetapi
rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil
garam.
47:12 Pada kedua
tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak
layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru,
sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi
makanan dan daunnya menjadi obat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.