Selasa, 24 September 2013

Sungai yang Berguna



Rabu, 25 September 2013
Bacaan Alkitab: Yehezkiel 47:1-12
Sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.” (Yeh 47:9)


Sungai yang Berguna


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sungai-sungai yang cukup panjang. Sebut saja sungai Bengawan Solo, yang berasal dari waduk Gajah Mungkur di daerah Wonogiri. Saya sendiri beberapa kali sempat melihat bendungan di waduk tersebut dan melihat aliran sungai yang baru keluar dari bendungan tersebut, bisa dibilang sangat kecil. Beberapa kali saya pun melintasi sungai ini sejak di daerah hulu hingga hilir. Semakin ke hilir, sungai tersebut pun semakin lebar, serta semakin banyak sawah yang tergantung pada sungai tersebut.

Cerita saya di atas menjadi pengantar bagi bacaan Alkitab kita hari ini. Ayat yang kita baca hari ini berbicara tentang penglihatan yang dialami oleh nabi Yehezkiel, dimana saat itu Tuhan membawa Yehezkiel ke pintu Bait Suci dan ia melihat ada air yang keluar dari Bait Suci tersebut dan mengalir menuju ke arah timur (ay. 1). Saya tidak tahu apakah ini sebenarnya adalah hal yang benar-benar terjadi atau hanya kiasan saja, karena saya pun belum pernah mengunjungi Israel. Akan tetapi jika melihat ayat-ayat sebelumnya maka menurut pendapat saya, ini pun hanya sekedar penglihatan saja (bukan hal yang nyata), tetapi maknanya akan sangat dalam apabila kita renungkan dengan sungguh-sungguh.

Yehezkiel kemudian keluar melalui pintu gerbang, dan ia melihat air yang keluar tersebut menjadi membual (ay. 2). Yehezkiel kemudian dibawa 1.000 hasta ke arah timur dan masuk ke dalam air tersebut. Pada saat itu, dalamnya air adalah sampai di pergelangan kaki (ay. 3). Seribu hasta lagi ke arah timur, Yehezkiel masuk ke dalam air dan saat itu sudah sedalam lutut (ay. 4a). Seribu hasta lagi ke arah timur, dalamnya pun sudah sepinggang (ay. 4b). Hingga akhirnya seribu hasta lagi ke arah timur (total 4.000 hasta), air tersebut yang awalnya adalah aliran air kecil kini sudah berubah menjadi suatu sungai besar yang tidak mungkin diseberangi manusia tanpa alat bantu (ay. 5).

Akan tetapi cerita ini tidak berhenti sampai di sini saja. Tuhan pun mengajak Yehezkiel kembali menyusuri tepi sungai yaitu kembali ke arah Bait Suci (ay. 6). Sepanjang jalan, ternyata sudah banyak pohon yang tumbuh di keduatepian sungai (ay. 7). Bahkan Tuhan sendiri berkata bahwa walau sungai tersebut akan bermuara di Laut Asin (Laut Mati), tetapi air dari sungai tersebut justru membuat Laut Asin menjadi tawar (ay. 8). Air yang mengalir dari Bait Suci tersebut bukan sembarang air. Air tersebut membawa kehidupan, kemana saja air sungai itu mengalir, banyak ikan yang hodup di sepanjang sungai tersebut, antara lain ikan-ikan yang kemudian ditangkap oleh para nelayan (ay. 9-10), menjadi tempat untuk mengambil garam (ay. 11), bahkan pohon-pohon yang tumbuh di sepanjang sungai pun adalah pohon yang daunnya tidak pernah layu dan buahnya tidak pernah habis (ay. 12).

Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud oleh ayat-ayat di atas? Jika kita maju ke masa Perjanjian Baru, kita akan mengerti bahwa yang dimaksud dengan Bait Suci bukanlah hanya sekedar bangunan Bait Suci yang ada di Yerusalem (yang saat ini sudah dihancurkan oleh pasukan Romawi sekitar tahun 70 masehi). Yang dimaksud dengan Bait Suci atau Bait Allah adalah tubuh kita sendiri, yaitu orang-orang yang percaya kepada Tuhan (1 Kor 3:16). Sama dengan yang dimaksud dengan Gereja sebenarnya bukan merujuk kepada bangunan gereja tetapi lebih kepada persekutuan orang-orang percaya itu sendirilah yang disebut dengan gereja.

Dengan kata lain, yang dimaksudkan ayat-ayat di kitab Yehezkiel ini adalah bahwa kita selaku Bait Tuhan, harus mampu mengalirkan air keluar. Maksudnya adalah kita sebagai anak-anak Tuhan harus dapat memberi dampak atau pengaruh kepada lingkungan sekitar kita dan orang-orang yang ada di sekitar kita. Ingat, bahwa dampak yang kita berikan haruslah dampak yang positif, bukan dampak negatif. Percuma kita mengaku sebagai orang Kristen jika justru kehidupan kita menjadi cibiran bagi tetangga-tetangga kita. Jangan sampai tetangga kita malah berkata, “Ih, katanya orang Kristen tapi kok setiap hari kerjanya berantem terus...” atau “Setiap Minggu pergi ke gereja tapi senin sampai sabtu kerjanya Cuma main togel saja...”. Bukankah itu sama saja dengan menjelek-jelekkan nama Tuhan kita?

Ingat bahwa Kristen berarti pengikut Kristus. Jangan korbankan nama Kristus dengan perilaku kita yang jelek dan memalukan nama Tuhan kita. Tetapi justru kita harus berbuat sebaik-baiknya untuk memuliakan nama Tuhan. Jadilah orang-orang yang berdampak positif, sehingga kehadiran kita tidak dihujat, tetapi disyukuri.

Marilah kita menjadi orang-orang yang seperti itu. Kehadiran kita memberi dampak positif bagi orang di sekitar kita. Menjadi berkat bagi mereka yang ada di sekeliling kita, bahkan membuat orang lain diberkati melalui kehadiran dan kehidupan kita, seperti sungai yang memberi kehidupan di sepanjang alirannya, sehingga pohon-pohon yang berada di sekitarnya pun menjadi hidup dan bahkan memberi buah sepanjang waktu.


Bacaan Alkitab: Yehezkiel 47:1-12
47:1 Kemudian ia membawa aku kembali ke pintu Bait Suci, dan sungguh, ada air keluar dari bawah ambang pintu Bait Suci itu dan mengalir menuju ke timur; sebab Bait Suci juga menghadap ke timur; dan air itu mengalir dari bawah bagian samping kanan dari Bait Suci itu, sebelah selatan mezbah.
47:2 Lalu diiringnya aku ke luar melalui pintu gerbang utara dan dibawanya aku berkeliling dari luar menuju pintu gerbang luar yang menghadap ke timur, sungguh, air itu membual dari sebelah selatan.
47:3 Sedang orang itu pergi ke arah timur dan memegang tali pengukur di tangannya, ia mengukur seribu hasta dan menyuruh aku masuk dalam air itu, maka dalamnya sampai di pergelangan kaki.
47:4 Ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku masuk sekali lagi dalam air itu, sekarang sudah sampai di lutut; kemudian ia mengukur seribu hasta lagi dan menyuruh aku ketiga kalinya masuk ke dalam air itu, sekarang sudah sampai di pinggang.
47:5 Sekali lagi ia mengukur seribu hasta lagi, sekarang air itu sudah menjadi sungai, di mana aku tidak dapat berjalan lagi, sebab air itu sudah meninggi sehingga orang dapat berenang, suatu sungai yang tidak dapat diseberangi lagi.
47:6 Lalu ia berkata kepadaku: "Sudahkah engkau lihat, hai anak manusia?" Kemudian ia membawa aku kembali menyusur tepi sungai.
47:7 Dalam perjalanan pulang, sungguh, sepanjang tepi sungai itu ada amat banyak pohon, di sebelah sini dan di sebelah sana.
47:8 Ia berkata kepadaku: "Sungai ini mengalir menuju wilayah timur, dan menurun ke Araba-Yordan, dan bermuara di Laut Asin, air yang mengandung banyak garam dan air itu menjadi tawar,
47:9 sehingga ke mana saja sungai itu mengalir, segala makhluk hidup yang berkeriapan di sana akan hidup. Ikan-ikan akan menjadi sangat banyak, sebab ke mana saja air itu sampai, air laut di situ menjadi tawar dan ke mana saja sungai itu mengalir, semuanya di sana hidup.
47:10 Maka penangkap-penangkap ikan penuh sepanjang tepinya mulai dari En-Gedi sampai En-Eglaim; daerah itu menjadi penjemuran pukat dan di sungai itu ada berjenis-jenis ikan, seperti ikan-ikan di laut besar, sangat banyak.
47:11 Tetapi rawa-rawanya dan paya-payanya tidak menjadi tawar, itu menjadi tempat mengambil garam.
47:12 Pada kedua tepi sungai itu tumbuh bermacam-macam pohon buah-buahan, yang daunnya tidak layu dan buahnya tidak habis-habis; tiap bulan ada lagi buahnya yang baru, sebab pohon-pohon itu mendapat air dari tempat kudus itu. Buahnya menjadi makanan dan daunnya menjadi obat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.