Minggu, 05 April 2020

Pengurapan dalam Perjanjian Baru: (9) Terkait dengan Pemerintahan Kerajaan Allah


Minggu, 05 April 2020
Bacaan Alkitab: Wahyu 11:15-18
Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya." (Why 11:15)


Pengurapan dalam Perjanjian Baru: (9) Terkait dengan Pemerintahan Kerajaan Allah


Tentu bukan tanpa alasan bahwa Allah memberikan pengurapan kepada Yesus Kristus ketika ia menjadi manusia. Sebutan Mesias yang berarti “Yang Diurapi” menunjuk bahwa pribadi Mesias ini adalah tokoh sentral dalam tatanan kerajaan Allah. Dalam hal ini, pengurapan Allah tentu juga terkait pada apa yang dilakukan dalam Perjanjian Lama, dimana pengurapan hanya dilakukan bagi para imam dan raja. Jadi Mesias adalah gambaran pribadi yang menjalankan peran sebagai Imam dan Raja. Jika di masa Perjanjian Lama, kedua jabatan tersebut dipisah (khususnya sejak bangsa Israel memiliki raja pertama yaitu raja Saul), maka di dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus sendiri adalah Sang Mesias itu, yang menyatukan kembali peranannya sebagai Imam Besar dan juga Raja yang Kekal.

Dalam bacaan Alkitab kita hari ini, konteks ayat-ayat bacaan kita hari ini adalah ketika malaikat meniup sangkakala yang ketujuh, yaitu yang terakhir dari ketujuh sangkakala. Jika kita melihat ayat-ayat sebelumnya, lima sangkakala sebelumnya berbicara mengenai bencana yang akan terjadi di dunia ini, dan sangkakala keenam berbicara mengenai bangkitnya dua saksi Allah. Ketika sangkakala ketujuh ditiup, dikatakan bahwa terdengar suara nyaring di dalam surga (ay. 15a). Suara itu menyatakan bahwa pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya (ay. 15b).

Kalimat di ayat 15 ini cukup sulit untuk dimengerti, mengingat dalam terjemahan bahasa Indonesia, seakan-akan ada 2 pribadi: Tuhan kita (pribadi pertama yaitu Yesus Kristus), dan Dia yang diurapi-Nya (pribadi kedua). Jika kita tidak teliti membaca, maka seakan-akan pribadi kedua ini adalah pribadi yang diurapi oleh Tuhan Yesus (pribadi pertama). Lalu siapakah pribadi kedua ini? Siapakah dari kedua pribadi ini yang dikatakan akan memerintah menjadi raja selama-lamanya?

Untuk dapat memahami hal ini, mari kita melihat dalam bahasa aslinya yang diterjemahkan sebagai berikut: Egeneto (telah menjadi) hē basileia (kerajaan) tou kosmou (dunia/kosmos) tou Kyriou (Tuhan/Tuan) hēmōn (bagi kita) kai (dan) tou Christou (Kristus/Mesias) autou (bagi Dia) kai basileusei (memerintah) eis (kepada/untuk/hingga) tous aiōnas (masa/zaman) tōn aiōnōn (masa/zaman). Dalam hal ini kita dapat melihat sebenarnya tidak ada kata “pengurapan” maupun “diurapi” dalam ayat ini seperti di 1 Yoh 2 misalnya. Kata yang digunakan adalah kata Christou (Χριστοῦ) dari akar kata Christos (Χριστός) yang dapat diterjemahkan Kristus atau Mesias. Tentu kata Mesias memang juga bermakna: “Yang Diurapi”. Namun dengan melihat bahasa aslinya, kita akan tahu bahwa sebenarnya ayat 15 ini berbicara mengenai pribadi yang sama, yang kita kenal sebagai Kurios (Tuhan/Tuan) dan juga Kristus (Mesias/Yang Diurapi [oleh Allah Bapa]).

Penerjemahan kata Christos di ayat 15 dengan kata “yang diurapi” ini hampir mirip dengan yang terjadi pada Luk 2:26. Sebagaimana yang telah kita bahas dalam renungan pertama dari seri renungan kita ini, kita melihat bahwa ada sedikit ketidakkonsistenan dalam penerjemahan kata Christos yang pada umumnya diterjemahkan sebagai Kristus, namun dalam beberapa ayat (seperti di ayat 15 ini) kata tersebut diterjemahkan sebagai “yang diurapi”. Tentu kita dapat memahami bahwa kemungkinan karena dalam satu ayat digunakan kata Kurios dan Christos, sehingga perlu diberikan tambahan penjelasan untuk kata Christos yang akhirnya diterjemahkan sebagai “yang diurapi”. Namun kita juga melihat ada ayat-ayat lain yang menggunakan kata Kurios dan Christos dalam ayat yang sama namun tetap diterjemahkan sebagai “Tuhan dan Kristus” (misal: Kis 2:36).

Kemungkinan lain adalah karena penggunaan kata autou di belakang kata Christos. Kata autou sendiri adalah kata personal pronoun yang jika merujuk kepada orang ketiga tunggal maskulin (dalam bahasa inggris: he), maka kata auton ini dapat diterjemahkan sebagai “himself, him, of him”. Saya mencoba melihat terjemahan bahasa Inggris untuk kata Christou auton dalam ayat 15 ini dan menemukan bahwa sebagian besar terjemahan menerjemahkan kata tersebut dengan “of His Christ” atau “of His Messiah”. Jika digabungkan dengan kata-kata sebelumnya, sebagian besar terjemahan bahasa Inggris menulis dengan “The kingdom of the world has become the kingdom of our Lord and of His Christ” (Kerajaan dunia ini telah menjadi kerajaan Tuhan kita dan Kristus/Mesias yang berasal dari-Nya (atau yang adalah diri-Nya/Dia sendiri).

Dari pembahasan tersebut, jelas bahwa kata “diurapi” di sini tidak menggunakan kata chrisma atau chrió, melainkan merupakan penjelasan lebih lanjut dari kata Mesias yang memang bermakna “yang diurapi”. Namun pribadi Tuhan dan Mesias/yang diurapi sebenarnya adalah pribadi yang sama yaitu pribadi Yesus Kristus sebagai Anak Allah. Dari pembahasan renungan kita di hari-hari sebelumnya, jelas bahwa Yesus Kristus adalah pribadi yang diurapi oleh Allah Bapa. Dialah yang akan memerintah sebagai Raja (dan sebenarnya juga sebagai Imam) selama-lamanya (ay. 15b).

Memang menjadi pertanyaan juga, bukankah Tuhan Yesus memang sudah memerintah sebagai Raja sejak dahulu kala? Tentu jawabannya adalah ya. Namun semenjak pemberontakan Lusifer dan juga kejatuhan manusia, maka dunia telah berada di bawah kekuasaan Iblis (atau Lusifer yang telah dibuang ke bumi). Tidak heran Iblis berani menawarkan dunia dengan segala keindahannya kepada Tuhan Yesus ketika Ia dicobai di padang gurun (Mat 4:8-9). Perhatikan bahwa Tuhan Yesus tidak menghardik Iblis dan berkata: “Kamu tidak berhak atas kerajaan dunia”. Artinya memang sejak kejatuhan manusia, dunia ini ada di bawah kekuasaan iblis. Manusia di-setting oleh Iblis untuk hidup nyaman di dunia dengan segala kelimpahan, kemewahan, dan keindahannya.

Barulah sejak Yesus mati dan bangkit, maka kuasa Iblis dikalahkan. Ia kembali memegang kendali atas pemerintahan dunia ini. Tentu Tuhan Yesus adalah Raja yang memerintah dalam kerajaan Allah. Namun kematian dan kebangkitan-Nya menjadi bukti nyata bahwa dunia ini kembali berada di bawah pemerintahan Allah atau menjadi bagian dari kerajaan Allah kembali. Inilah yang dimaksud dengan kalimat yang umum kita dengar bahwa “Iblis telah dikalahkan oleh Yesus Kristus”. Ketaatan-Nya yang sempurna hingga mati di atas kayu salib membuat kemenangan atas kuasa Iblis di dunia ini.

Dapat dilihat bahwa para tua-tua di dalam kerajaan surga juga menyatakan hal yang sama, yaitu bahwa Tuhan telah memangku kuasa yang besar dan mulai memerintah sebagai raja (ay. 16-17). Tentu ini tidak merujuk pada masa lalu (sebelum dunia dijadikan), tetapi lebih merujuk pada kemenangan Kristus yang membuat-Nya menjadi Raja atas langit dan bumi. Artinya, sejak kematian dan kebangkitan Kristus, dunia ini ada di dalam pemerintahan Allah secara mutlak. Sejak saat itu, Tuhan pun men-setting dunia ini kepada masa yang akan semakin sukar menuju akhir zaman. Memang kondisi itu harus terjadi, karena sesungguhnya Tuhan akan melenyapkan langit dan bumi yang sekarang ini, dan menyediakan suatu langit yang baru dan bumi yang baru bagi orang-orang benar. Jadi segala macam pergolakan dunia, perang, wabah penyakit, resesi ekonomi, dan kondisi-kondisi sulit lainnya harus kita pandang sebagai “peringatan Tuhan” kepada manusia bahwa dunia ini akan berakhir, namun Ia telah menyiapkan suatu dunia yang baru, yang kekal, dimana tidak ada lagi air mata di sana. Namun tentu, hanya orang-orang benar sajalah yang diperkenankan masuk kedalam dunia yang akan datang tersebut.

Kedatangan kerajaan Allah dalam dunia ini tentu disambut dengan sukacita oleh orang-orang benar. Dikatakan bahwa hamba-hamba Tuhan, para nabi, orang kudus, dan semua orang yang takut kepada Tuhan akan bersukacita dan menerima upahnya. Di sisi lain, bangsa-bangsa yang tidak mengenal Tuhan justru akan bersikap sebaliknya. Mereka tidak akan bersukacita atas pemerintahan Tuhan Yesus tetapi justru marah. Namun demikian, akan tiba waktunya dimana amarah atau murka Tuhan akan dinyatakan kepada bangsa-bangsa yang marah tersebut, yang mungkin selama ini telah membunuh orang-orang benar, para nabi dan hamba-hamba Tuhan. Dalam hal ini Tuhan akan membinasakan orang-orang jahat namun akan menyelamatkan orang-orang yang hidup benar (ay. 18).

Dalam hal ini jelas bahwa pengurapan Allah erat kaitannya dengan pemerintahan Allah. Yesus Kristus sebagai Mesias (atau yang diurapi oleh Allah Bapa), adalah pribadi yang berhak memerintah dalam kerajaan Allah. Jika dikaitkan dengan pengurapan yang diberikan Allah Bapa kepada orang percaya, maka hal itu dapat diartikan sebagai hak untuk memerintah pula dalam kerajaan Allah. Tentu tingkatan pemerintahan kita pasti berbeda dengan pemerintahan Tuhan Yesus. Tuhan Yesus memerintah sebagai Raja, sementara kita juga akan memerintah bersama-sama dengan-Nya, ibarat hulubalang-hulubalang di sekitar Sang Raja tersebut (2 Tim 2:12). Bukankah itu adalah suatu kehormatan yang luar biasa tinggi jika kita dapat memerintah bersama-sama dengan Sang Raja Agung dalam Kerajaan Allah yang kekal?



Bacaan Alkitab: Wahyu 11:15-18
11:15 Lalu malaikat yang ketujuh meniup sangkakalanya, dan terdengarlah suara-suara nyaring di dalam sorga, katanya: "Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan Ia akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya."
11:16 Dan kedua puluh empat tua-tua, yang duduk di hadapan Allah di atas takhta mereka, tersungkur dan menyembah Allah,
11:17 sambil berkata: "Kami mengucap syukur kepada-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, yang ada dan yang sudah ada, karena Engkau telah memangku kuasa-Mu yang besar dan telah mulai memerintah sebagai raja
11:18 dan semua bangsa telah marah, tetapi amarah-Mu telah datang dan saat bagi orang-orang mati untuk dihakimi dan untuk memberi upah kepada hamba-hamba-Mu, nabi-nabi dan orang-orang kudus dan kepada mereka yang takut akan nama-Mu, kepada orang-orang kecil dan orang-orang besar dan untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.