Jumat, 03 April 2020

Pengurapan dalam Perjanjian Baru: (7) Bertentangan dan Berlawanan dengan Spirit Antikristus


Jumat, 03 April 2020
Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 2:18-21
Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya. (1 Yoh 2:20)


Pengurapan dalam Perjanjian Baru: (7) Bertentangan dan Berlawanan dengan Spirit Antikristus


Jika kita renungkan, pengurapan yang dilakukan oleh Allah tentu bersifat kudus, karena sifat atau natur Allah yang juga adalah kudus. Kekudusan berbicara mengenai kesucian hidup yang berbeda dengan apa yang dilakukan oleh kebanyakan orang di dunia ini. Kekudusan tentu berbicara tentang keadaan yang tidak berdosa semaksimal mungkin. Orang yang hidup kudus memang masih dapat hidup dalam dosa, akan tetapi ia akan berjuang untuk tidak jatuh dalam dosa. Orang yang hidup kudus akan berusaha setiap hari memeriksa hidupnya apakah ia masih hidup dalam dosa, ataukah ada hal-hal kecil yang merupakan dosa. Jika dosa bagi kebanyakan orang adalah mencuri, berzinah, berdusta, maka bisa jadi bagi orang yang berjuang untuk hidup kudus, dosa yang dipersoalkan bukan lagi dosa-dosa dalam hal pelanggaran moral umum, tetapi sudah masuk kepada level selanjutnya, semisal: kesombongan yang tersembunyi, perasaan ingin dihormati dan dihargai, serta keangkuhan hidup. Semua hal itu mungkin adalah hal yang wajar di mata dunia, tetapi bagi orang yang sudah mencapai level ini, ia akan mulai dapat membedakan manakah sikap hati yang meleset dari apa yang Tuhan inginkan.

Perlu dipahami bahwa kondisi zaman dimana kita hidup saat ini dapat dikatakan sudah semakin dekat menuju akhir zaman. Memang masa akhir zaman sudah dimulai sejak kenaikan Yesus ke surga. Namun dengan melihat tanda-tanda zaman, kita akan mengetahui bahwa kita sudah berada di ujung dari akhir zaman tersebut. Rasul Yohanes menulis kepada anak-anak rohaninya bahwa waktu ini (yaitu waktu dimana Rasul Yohanes hidup, kemungkinan sekitar tahun 60-90 masehi) adalah waktu yang terakhir (ay. 18a). Dapat kita bayangkan jika sekitar 2.000 tahun yang lalu Rasul Yohanes sudah berkata bahwa pada waktu itu sudah termasuk waktu yang terakhir (atau dalam terjemahan bebas: “jam yang terakhir”, jika dibandingkan dalam konteks durasi selama satu hari), maka tentu hari-hari ini benar-benar adalah hari yang semakin dekat kepada akhir perjalanan dunia ini.

Tentu apa yang disampaikan oleh Rasul Yohanes bukan tanpa alasan. Terdapat salah satu tanda yang tidak dapat dipungkiri merujuk kepada dimulainya akhir zaman. Rasul Yohanes berkata bahwa seorang antikristus akan datang (ay. 18b). Perhatikan konteks dimana tulisan ini ditulis, yaitu pada abad ke-1 masehi, dimana dikatakan bahwa seorang antikristus akan datang. Tentu hal ini tidak dapat dikatakan bahwa di abad 21 masehi ini antikristus tersebut belum juga datang. Antikristus dalam ayat 20 ini ada 2 macam, yaitu yang bersifat tunggal (yang akan datang dalam konteks abad ke-1 masehi) dan yang bersifat jamak (yang sudah datang pada konteks abad ke-1 masehi).

Sebenarnya, kata “akan datang” dalam ayat 18b tersebut dalam bahasa aslinya adalah erchetai (ἔρχεται), sebuah kata kerja yang bersifat present indicative middle/passive. Dalam beberapa terjemahan bahasa Inggris kata ini ditulis dengan kata “is coming” (sedang datang), namun ada juga beberapa terjemahan yang menggunakan kata “was to come” atau “shall come” (akan datang). Ini dapat berarti bahwa antikristus itu sudah bergerak di masa Rasul Yohanes hidup, namun bisa juga baru akan nampak nyata di masa yang akan datang. Ada banyak tokoh-tokoh tunggal yang dapat dipandang sebagai antikristus, misalnya saja Kaisar Nero yang menganiaya orang Kristen dengan sangat hebat. Namun, terkait dengan antikristus tunggal ini, kita harus melihat ciri-cirinya. Ciri yang pertama bahwa sesuai dengan Namanya, antikristus pasti akan menolak pribadi Kristus sebagai anak Allah, sebagai utusan Allah, dan bahkan menolak karya keselamatan Kristus melalui kematian-Nya di atas kayu salib. Ciri yang kedua adalah bahwa antikristus pasti akan memusuhi orang percaya atau gereja Tuhan sebagai umat pilihan Allah yang benar. Mengingat bangsa Israel juga adalah umat pilihan Allah di Perjanjian Lama, maka ciri yang ketiga adalah besar kemungkinan bahwa antikristus juga akan memusuhi dan memerangi bangsa Israel atau bangsa Yahudi.

Jadi tentu antikristus dapat dikatakan sudah datang (di masa lalu), sedang datang (di masa sekarang), dan akan semakin nyata lagi pada akhir zaman (di masa depan). Kita tidak perlu terlalu memusingkan siapakah sosok antikristus yang dimaksud di dalam Alkitab. Tetapi orang percaya yang sungguh-sungguh hidup benar akan dapat mengidentifikasi siapa antikristus (khususnya yang tunggal) yang dimaksud berdasarkan ciri-ciri yang telah disebutkan di atas. Namun demikian, spirit antikristus (yaitu antikristus jamak) juga akan semakin bermunculan menjelang akhir zaman. Itu akan menjadi tanda bahwa memang waktunya sudah mendekati waktu yang terakhir (ay. 18d). Spirit antikristus tidak hanya berarti aniaya secara fisik, namun spirit apapun yang mencoba menjauhkan orang percaya dari Tuhan dan kerajaan-Nya (termasuk misalnya: materialisme dan percintaan dunia) juga dapat dikatakan sebagai spirit antikristus. Apa buktinya?

Dalam ayat selanjutnya Rasul Yohanes juga menulis bahwa mereka (antikristus jamak) berasal dari golongan orang percaya, namun mereka tidak sungguh-sungguh tetap bersama-sama dengan orang percaya yang benar (ay. 19a). Dengan bahasa yang lain, para antikristus (jamak) ini awalnya adalah termasuk dalam golongan orang-orang percaya. Namun karena mereka tidak tetap bersama-sama dengan kebenaran (tidak terus bertumbuh), pada akhirnya mereka kemudian menjadi antikristus (jamak) atau terbawa oleh spirit antikristus tersebut. Hal ini tentu akan menjadi nyata sebagai bukti manakan orang percaya yang benar dan manakah orang percaya yang “semu” (ay. 19b). Dalam hal ini nyata bahwa penampian di dalam gereja Tuhan memang benar-benar terjadi (1 Ptr 4:17), serta orang jahat akan menjadi jahat dan orang benar akan menjadi semakin benar (Why 22:11).

Tentu mendengar tentang apa yang akan terjadi dalam jemaat, tentu ada sebagian orang percaya yang menjadi kuatir. Namun Rasul Yohanes mengingatkan bahwa pada diri orang percaya yang benar (yaitu mereka yang berusaha sungguh-sungguh hidup dalam kebenaran serta berusaha untuk hidup tidak bercacat dan tidak bercela), bahwa mereka telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus (ay. 21). Kata pengurapan dalam ayat 21 ini menggunakan kata chrisma (χρίσμα) yang merupakan kata benda dari kata kerja chrió (χρίω) sebagaimana telah kita bahas dalam renungan hari-hari sebelumnya.

Jelas bahwa pengurapan memang diberikan Allah kepada orang percaya yang memperlengkapi mereka untuk dapat menjadi pribadi yang berkenan di hadapan-Nya. Namun di sisi lain, ada pula spirit antikristus yang selalu berusaha untuk menentang Kristus (dalam hal ini pribadi-Nya dan kerajaan-Nya). Kedua sisi ini selalu bertolak belakang dan berlawanan. Alkitab jelas menyatakan bahwa persahabatan dengan dunia (belum sampai ke percintaan, baru kepada persahabatan saja) sudah membuat seseorang menjadi musuh Allah (Yak 4:4). Rasul Yohanes juga menulis bahwa orang yang mengasihi dunia tidak memiliki kasih kepada Bapa (1 Yoh 2:15). Jelaslah bahwa memang kita harus memilih kepada siapa kita harus mengabdi, karena kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan (Mat 6:24).

Mereka yang masuk kepada kelompok orang percaya (dalam hal ini menjadi anggota jemaat) memang harus membuktikan apakah mereka masuk kepada kelompok yang benar atau kelompok yang tidak benar. Namun bagi mereka yang sungguh-sungguh hidup mengabdi kepada Tuhan (yaitu mereka yang tidak termasuk dalam kelompok antikristus), kepada merekalah dikatakan bahwa mereka beroleh pengurapan dari Yang Kudus (ay. 20). Tidak dikatakan bahwa orang yang beragama Kristen yang lain (yang tidak hidup sungguh-sungguh) juga menerima pengurapan. Jelas bahwa pengurapan di sini berbicara mengenai Roh Kudus. Allah memang telah mencurahkan Roh Kudus kepada manusia pada hari Pentakosta. Artinya, sejak hari Pentakosta itu, Roh Kudus dimungkinkan untuk diam secara permanen dalam diri manusia. Roh Kudus inilah yang akan menuntun manusia kepada kebenaran, untuk mengerti kehendak Bapa supaya manusia dapat berjuang melakukan kehendak Bapa dalam hidupnya. Hal ini nantinya yang akan menjadi ukuran penghakiman manusia, yaitu apakah manusia melakukan kehendak Bapa atau tidak dalam hidupnya (Mat 7:21-23).

Namun ternyata ada juga orang-orang yang tidak peduli mengenai pengurapan ini (dalam hal ini pemberian Roh Kudus dalam diri manusia secara permanen). Mereka tentu hidup suka-suka mereka sendiri dan tidak pernah memperkarakan apa kehendak Allah dalam hidupnya. Dalam jangka panjang, jika kondisi ini tidak disadari dan tidak segera diperbaiki, mereka akan sampai pada tahap mendukakan dan mematikan Roh Kudus. Ini sama saja dengan menolak pengurapan yang dari Allah. Pengurapan dari Allah bersifat kudus, tentu orang yang benar-benar meresponi pengurapan tersebut dengan benar pasti terlihat dari kualitas hidupnya yang semakin kudus dan tidak bercacat cela di hadapan Allah Bapa.

Jelas bahwa tulisan Rasul Yohanes dalam perikop ini bukan ditujukan kepada orang-orang di luar jemaat, tetapi justru kepada mereka yang berada di dalam jemaat. Hal ini semakin jelas dari tulisan Rasul Yohanes yang menyatakan bahwa sesungguhnya mereka (orang-orang yang dimaksud oleh Rasul Yohanes) bukanlah mereka yang tidak mengerti tentang kebenaran. Mereka adalah orang-orang yang sudah tahu, mengerti, dan mengenal kebenaran tersebut (ay. 21a). Kata kebenaran dalam ayat ini adalah alétheia (ἀλήθεια) yang merujuk kepada pribadi Yesus Kristus yang adalah kebenaran itu sendiri (Yoh 14:6). Oleh karena itu Rasul Yohanes mengingatkan mereka yang telah percaya kepada Kristus untuk menyadari pengurapan yang telah mereka terima, dan supaya mereka tidak menyia-nyiakan pengurapan tersebut.

Dalam bagian terakhir, kita melihat bagaimana Rasul Yohanes mengingatkan bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran (ay. 21b). Kata dusta di sini adalah pseudos (ψεῦδος) yang selain bermakna lie (dusta) juga dapat bermakna falsehood (kebohongan, ketidakjujuran), untruth (ketidakbenaran, kebenaran yang tidak benar). Kata pseudo juga dapat menggambarkan keadaan yang semu, pura-pura, atau palsu. Dengan demikian, jemaat yang hidup dalam kepura-puraan, dusta, kebohongan, dan ketidakbenaran sesungguhnya tidak mungkin berasal dari kebenaran yang sejati. Mereka pasti adalah orang-orang yang tidak mengabdi kepada Kristus dan menjadikan Kristus sebagai tuan atau majikan mereka. Dengan kata lain, orang-orang yang hidup dalam ketidakbenaran dapat dikatakan sebagai antikristus-antikristus, atau jika sedikit lebih halus: orang-orang yang telah memiliki spirit antikristus.

Dalam hal ini jelas bahwa Kristus pasti bertentangan dengan antikristus. Kebenaran pasti bertentangan dengan kebohongan/dusta/ketidakbenaran. Roh Kudus pasti bertentangan dengan spirit antikristus. Pengurapan yang berasal dari Yang Maha Kudus tentu pasti bertentangan dengan dosa dan kenajisan. Oleh karena itu, ada baiknya hari ini kita memeriksa diri kita sendiri. Apakah hidup kita saat ini sudah mencerminkan pengurapan Roh Kudus dalam diri kita? Orang yang kudus pasti akan berjuang untuk semakin kudus. Jika tidak, barangkali ada yang salah dengan diri kita. Mungkin selama ini kita hidup dalam kepalsuan. Di luar kita seakan-akan adalah pribadi yang kudus, namun di dalamnya kita masih hidup berkubang dalam dosa dan kejahatan. Jika demikian, berhati-hatilah karena bisa jadi kita adalah antikristus-antikristus yang dimaksud dalam Alkitab. Marilah kita senantiasa bertobat selama masih ada kesempatan, supaya kita tidak sampai ditolak masuk ke dalam kerajaan Allah pada hari penghakiman nanti.



Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 2:18-21
2:18 Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu yang terakhir.
2:19 Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh termasuk pada kita.
2:20 Tetapi kamu telah beroleh pengurapan dari Yang Kudus, dan dengan demikian kamu semua mengetahuinya.
2:21 Aku menulis kepadamu, bukan karena kamu tidak mengetahui kebenaran, tetapi justru karena kamu mengetahuinya dan karena kamu juga mengetahui, bahwa tidak ada dusta yang berasal dari kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.