Minggu,
22 September 2019
Bacaan
Alkitab: Ibrani 11:30-31
Karena
iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama dengan
orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan
baik. (Ibr 11:31)
Pornos dan Moichos (38): Tertulis dalam Sejarah Kehidupan
Kita
tentu sudah familiar mengenai kisah Yosua ketika merebut kota Yerikho, misalnya
bagaimana tembok Yerikho runtuh setelah dikelilingi sebanyak 7 kali. Tapi di
balik kisah itu, tentu ada sosok pahlawan yang luar biasa bagi bangsa Israel (meskipun
jika mau fair,
sebenarnya orang tersebut adalah “pengkhianat” bagi orang sekotanya), yaitu
Rahab. Rahab adalah orang yang menyembunyikan mata-mata Israel di atas sotoh
rumahnya sehingga tidak tertangkap tantara Yerikho. Sebagai balasannya, Rahab sekeluarga
diselamatkan oleh bangsa Israel dan kemungkinan besar diperhitungkan untuk
masuk ke dalam kelompok orang Israel (Yos 2:1-24, Yos 6:1-27).
Menariknya
lagi, Alkitab berterus terang mengenai siapakah Rahab itu. Alkitab dengan jelas
menyatakan bahwa Rahab adalah seorang perempuan sundal (Yos 2:1). Bahkan di
ayat tersebut ditulis bahwa para pengintai tersebut tidur di situ. Kata “tidur”
di ayat tersebut adalah וַיִּשְׁכְּבוּ־ (way·yiš·kə·ḇū-) yang selain dapat
berarti berbaring (secara harafiah), juga dapat berarti lodged (tinggal). Memang masih bisa
diperdebatkan apakah para pengintai tersebut “menggunakan jasa” Rahab ataukah
hanya menyamar supaya tidak diketahui oleh tentara Yerikho. Tetapi menurut
pemahaman saya, apapun yang dilakukan oleh kedua pengintai tersebut bukanlah hal
yang mayor, tetapi justru apa pekerjaan Rahab inilah yang merupakan hal yang
mayor.
Rahab
memang berprofesi sebagai perempuan sundal. Dalam Yos 2:1 kata “perempuan
sundal” menggunakan kata zō·nāh (זוֹנָ֛ה) dari akar kata zanah (זָנָה) yang berarti “orang yang melakukan percabulan, pelacur). Dalam
kitab Ibrani, kata “perempuan sundal” menggunakan kata pornē (πόρνη) yang berarti pelacur
perempuan. Jelas bahwa Rahab memang adalah seorang pelacur atau perempuan sundal
di kota Yerikho pada waktu itu. Dalam hal ini, tindakan dan profesi Rahab sama
sekali tidak patut untuk dicontoh. Namun demikian, nama Rahab disebutkan sebanyak
8 kali dalam Alkitab (5 dalam Perjanjian Baru dan 3 dalam Perjanjian Lama).
Rahab bahkan menjadi salah satu nenek moyang dalam silsilah Yesus (Mat 1:5).
Apa yang menyebabkan Rahab menerima kehormatan seperti itu?
Dalam
konteks kitab Ibrani, khususnya di pasal 11, kita menemukan bahwa perikop ini
berbicara banyak mengenai iman. Apakah iman itu? Secara sederhannya, iman artinya
percaya terhadap sesuatu. Tetapi dari contoh-contoh yang disajikan, ternyata
iman tidak sesederhana itu. Iman tidak hanya berupa keyakinan dalam pikiran
saja, tetapi harus sampai pada tindakan yang nyata yang ditunjukkan oleh
tokoh-tokoh iman.
Dalam
bacaan Alkitab kita hari ini, kita melihat 2 contoh, bagaimana iman yang
ditunjukkan oleh orang Israel, yaitu ketika mengelilingi tembok Yerikho selama
7 hari lamanya hingga tembok tersebut runtuh (ay. 30). Namun demikian, di ayat
setelahnya, kita melihat bagaimana iman Rahab yang nyata-nyata adalah seorang
perempuan sundal di kota Yerikho. Muncul pertanyaan, “Jika demikian, apakah
Rahab beriman? Karena jelas-jelas ia telah bersundal?”
Menjawab
pertanyaan ini, kita harus melihat bahwa kehidupan Rahab dahulu memang sangat
salah. Tetapi ketika ia mendengar mengenai Allah orang Israel (karena berita
mengenai kemenangan orang Israel pastilah sudah tersebar luas di kalangan
bangsa-bangsa Kanaan), ia lalu menjadi percaya kepada Allah. Dalam hal ini,
iman Rahab awalnya memang baru iman berupa keyakinan dalam pikiran. Namun
ketika para pengintai Israel itu datang, dan Rahab menyadari bahwa kedua orang
tersebut adalah musuh bangsanya, maka ia dihadapkan pada 2 pilihan: membela
bangsanya, ataukah melakukan sesuatu bagi bangsa pilihan Allah.
Iman
Rahab nyata dan lengkap ketika ia pada akhirnya memilih untuk menyembunyikan
kedua pengintai tersebut. Jelas bahwa pada akhirnya pilihan yang diambilnya itu
tidak keliru karena ia tidak jadi ikut
binasa bersama-sama dengan orang Yerikho, tetapi justru diselamatkan karena
telah menyambut pengintai-pengintai itu dengan baik (ay. 31). Lebih lanjut
lagi, ia diterima masuk ke dalam kelompok orang Israel, menjadi istri dari
salah satu orang Israel yang pada akhirnya nanti menjadi nenek moyang Daud
hingga juga masuk ke dalam silsilah Yesus Kristus.
Namun
demikian, ingat bahwa setiap kesalahan pasti membawa konsekuensi. Rahab memang
sudah menjadi pahlawan bagi orang Israel. Ia juga menjadi salah satu contoh
pahlawan iman atau tokoh iman. Namun, sejarah tetap mencatat bahwa ia adalah
seorang perempuan sundal, suatu profesi yang mungkiin sangat memalukan dan
bahkan menjijikkan. Sampai kapanpun di dunia ini, mungkin Rahab akan tetap identic
dengan hal tersebut, kecuali mungkin setelah di surga dimana kita akan
diberikan nama yang baru oleh Tuhan.
Oleh
karena itu, perhatikanlah kehidupan kita dengan sungguh-sungguh. Jangan pernah
sekalipun melakukan tindakan yang memalukan, apalagi jika terkait dengan percabulan
dan perzinahan. Sejarah manusia akan mencatat bagaimana kehidupan kita. Apakah
kita memiliki sejarah yang baik, ataukah pernah memiliki sejarah yang kelam.
Apalagi di zaman digital seperti sekarang ini. Jangan sampai suatu saat nanti
anak cucu kita mencoba mencari tahu nama kita di mesin pencari, dan menemukan
bahwa kita pernah melakukan percabulan yang memalukan. Bahkan kalaupun tidak
ada yang mengetahui, suatu saat nanti kita semua akan telanjang di hadapan-Nya
dalam penghakiman Tuhan. Sudah siapkah kita mempertanggungjawabkan perbuatan
kita kepada-Nya?
Bacaan
Alkitab: Ibrani 11:30-31
11:30
Karena iman maka runtuhlah tembok-tembok Yerikho, setelah kota itu dikelilingi
tujuh hari lamanya.
11:31
Karena iman maka Rahab, perempuan sundal itu, tidak turut binasa bersama-sama
dengan orang-orang durhaka, karena ia telah menyambut pengintai-pengintai itu
dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.