Kamis,
26 September 2019
Bacaan
Alkitab: Yakobus 2:24-26
Dan
bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena
perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu
di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? (Yak 2:25)
Pornos dan Moichos (42): Contoh Pertobatan dengan Iman yang
Benar
Kitab
Yakobus pernah disebut sebagai suatu “jerami kering” oleh Bapa-bapa gereja pada
zaman reformasi. Hal ini antara lain karena Yakobus tidak hanya menekankan mengenai
pentingnya iman, tetapi juga menekankan mengenai perbuatan. Tentu apa yang
ditulis oleh Yakobus tidak sejalan dengan nafas reformasi yang antara lain
menekankan slogan “sola gracia, sola
fide, sola scriptura” (hanya oleh anugerah, hanya
oleh iman, dan hanya oleh kitab suci). Walaupun demikian, harus dilihat lagi
apakah pengertian iman yang dimaksud di dalam kitab Yakobus ini sama dengan
iman di kitab lain (terutama di kitab Roma).
Jika
kita teliti membedah ayat demi ayat di dalam kitab Yakobus dan juga kitab Roma,
maka kita akan menemukan bahwa sesungguhnya definisi iman yang ada di kitab
Yakobus ini berbeda dengan iman di kitab Roma. Demikian pula halnya definisi
perbuatan yang ada di kedua kitab tersebut. Di dalam kitab Roma, definisi kata
perbuatan adalah perbuatan menurut hukum Taurat. Tidak mungkin orang dibenarkan
hanya dengan melakukan hukum Taurat. Sementara di dalam kitab Yakobus,
perbuatan yang dimaksud di sini adalah perbuatan sebagai respon kita terhadap
iman. Jadi iman tidak hanya sekedar keyakinan di dalam pikiran saja (yakin
bahwa saya beriman), tetapi harus nampak dalam kehidupan nyata orang Kristen.
Sebagai
contoh, orang yang mengaku beriman kepada Tuhan tentu tidak hanya cukup
meyakini bahwa dirinya beriman dan kemudian ia boleh hidup suka-sukanya sendiri
di dalam dosa. Orang yang mengaku beriman kepada Tuhan tidak boleh lagi masih hidup
dalam perzinahan, percabulan, korupsi, perjudian, perampokan, dan segala jenis
kejahatan lainnya. Jika demikian, maka pasti ada yang salah dengan iman
tersebut. Iman yang benar akan ditunjukkan dengan perbuatan baik yang nyata
dalam hidup seseorang. Dalam hal ini Yakobus menulis bahwa manusia dibenarkan
karena perbuatan-perbuatannya (tindakan nyata dalam hidup seseorang) dan bukan
hanya karena iman (yaitu hanya sekedar percaya dan yakin di dalam pikiran/akal
seseorang saja) (ay. 24). Hal ini juga akan nampak jelas jika kita membaca
ayat-ayat sebelumnya yang membahas mengenai iman Abraham yang nampak nyata dari
perbuatannya.
Selain
Abraham, Yakobus juga mengambil contoh lain yaitu Rahab. Kita telah membahas
Rahab dalam renungan di hari-hari sebelumnya, dimana ia sebenarnya berprofesi
sebagai seorang pelacur/perempuan sundal. Kata pelacur dalam ayat ini adalah porné (πόρνη) yang sebagaimana telah
kita bahas dalam renungan-renungan sebelumnya merupakan kata feminim untuk
pelacur atau perempuan sundal. Jadi memang Rahab adalah seorang perempuan sundal,
yaitu seseorang yang dibayar untuk memuaskan nafsu orang lain. Mengapa kemudian
ia bisa dibenarkan atau dipandang benar?
Menjadi
menarik bahwa dalam hal ini Yakobus menuliskan perbuatan-perbuatan yang menggambarkan
iman Rahab. Tidak ditulis bahwa perbuatan Rahab yang membuat ia dibenarkan adalah
profesinya sebagai pelacur. Tetapi di sini dikatakan bahwa perbuatan-perbuatan
yang membenarkannya adalah ketika ia menyembunyikan mata-mata Israel di dalam
rumahnya dan menolong mereka lolos melalui jalan yang lain (ay. 25b). Yakobus
tidak bermaksud mengatakan bahwa Rahab dibenarkan karena tindakan melacurnya.
Tetapi Yakobus hendak menyatakan bahwa imannya (yaitu kepercayaannya kepada
Allah Israel) membuat ia berani mengambil tindakan yang berisiko (bahkan
berisiko maut bagi dirinya dan keluarganya) untuk menyelamatkan mata-mata
Israel tersebut.
Jika
demikian, apakah kita bisa berkata bahwa: “Oh kalau begitu, kita berbuat dosa
dahulu sampai puas, lalu bertobat”? Tentu tidak. Dalam hal ini kita tidak tahu
latar belakang Rahab. Bisa jadi ia terpaksa menjadi pelacur karena tidak ada
pilihan lain. Mungkin saja ia atau orang tuanya memiliki hutang yang besar
sehingga Rahab harus mencari uang dan mau tidak mau menjadi seorang pelacur.
Tetapi penekanan ayat ini adalah bahwa ketika iman seseorang muncul, maka itu
akan nampak dalam perbuatan dan tindakan nyata. Mungkin saja Rahab sudah
memiliki iman bahwa Allah orang Israel adalah Allah yang benar. Tetapi ketika
mata-mata itu datang (dan tentu ia tahu bahwa mata-mata itu adalah orang Israel),
Rahab diperhadapkan pada 3 pilihan yang sama-sama berisiko.
Pilihan
pertama adalah ia langsung melaporkan mata-mata tersebut kepada tentara Yerikho,
yang akan langsung menangkap mata-mata. Rahab mungkin akan diberikan penghargaan
oleh Raja Yerikho, tetapi besar kemungkinan ia akan binasa ketika tentara Israel
menyerang Yerikho.
Pilihan
kedua adalah ia tetap menjadi pelacur, tetap melayani mata-mata itu dan
kemudian bersikap sama seperti biasa. Tetapi jika demikian, besar kemungkinan
ia juga akan binasa ketika tentara Israel menyerang Yerikho. Bahkan ada juga
risiko ia akan ditangkap oleh tentara Yerikho karena tidak memberitahukan ada
mata-mata yang datang.
Pilihan
ketiga adalah ia menyambut mata-mata Israel itu, berkata bahwa sebenarnya ia
juga percaya kepada Allah Israel (karena perbuatan-Nya yang dahsyat sejak
membawa Israel keluar dari Mesir). Dari situ Rahab berusaha untuk menyelamatkan
mata-mata tersebut dari pasukan Yerikho. Di sini tindakannya sangat berisiko,
karena jika ketahuan maka ia dan mata-mata itu akan ditangkap dan mungkin akan
dieksekusi. Namun di sini nampak kualitas iman Rahab yang luar biasa. Ia
menunjukkan bahwa dirinya memiliki iman yang teguh dan bulat untuk percaya
kepada Allah Israel.
Ketika
tentara Israel menyerbu, tentu Rahab juga berharap cemas apakah ia dan
keluarganya akan diselamatkan? Atau jangan-jangan ia lebih dahulu dibunuh oleh
tentara Yerikho. Namun kembali lagi kepada definisi iman yang nyata disertai
perbuatan, ia dbenarkan karena tindakannya yang sangat heroik bagi umat pilihan
Allah di Perjanjian Lama. Itulah sebabnya, Yakobus menulis bahwa seperti tubuh
tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati
(ay. 26). Perhatikan bagaimana Yakobus menulis kata jamak/plural yaitu “perbuatan-perbuatan”
dan bukan hanya satu “perbuatan”. Jelas bahwa iman bukanlah sesuatu yang statis.
Iman tidak hanya cukup dibuktikan dengan satu perbuatan saja, tetapi oleh
perbuatan-perbuatan yang kita lakukan terus menerus selama kita hidup. Dalam hal
ini Rahab tentu setelah diselamatkan dan dimasukkan ke dalam hitungan bangsa
Israel, ia harus hidup dalam perbuatan-perbuatan yang nyata, misalnya dahulu ia
menyembah dewa Yerikho, maka sekarang ia harus belajar tentang tata cara dan
hukum orang Israel, termasuk bagaimana ia menyembah Allah Israel.
Mungkin
satu-satunya pengecualian adalah orang yang disalib di sebelah salib Yesus.
Orang itu sudah tidak lagi memiliki kesempatan untuk melakukan perbuatan. Tetapi
ia menunjukkan imannya melalui perkataannya kepada Yesus, dan karena iman dan perkataannya
itu ia dibenarkan. Namun perlu diingat
bahwa jangan sampai kita menunggu hingga detik-detik terakhir untuk
bertobat dan beriman. Kita tidak tahu kapan akhir hidup kita. Bisa saja tahun
depan kita mati, atau bulan depan, minggu depan, bahkan hari ini. Oleh karena
itu, selagi masih ada kesempatan, mari kita menunjukkan iman kita yang benar
kepada Tuhan. Sama seperti Rahab yang bertobat dan berani mengambil risiko
untuk memiliki iman yang benar (yang disertai perbuatan nyata), beranikah kita
juga bertobat dan mengambil risiko untuk hidup di dalam iman yang benar, yang
nampak melalui perbuatan-perbuatan kita dalam hidup sehari-hari?
Bacaan
Alkitab: Yakobus 2:24-26
2:24
Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan
bukan hanya karena iman.
2:25
Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya,
ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu
menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
2:26
Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan
adalah mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.