Rabu, 25 September 2019

Pornos dan Moichos (42): Contoh Pertobatan dengan Iman yang Benar


Kamis, 26 September 2019
Bacaan Alkitab: Yakobus 2:24-26
Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain? (Yak 2:25)


Pornos dan Moichos (42): Contoh Pertobatan dengan Iman yang Benar


Kitab Yakobus pernah disebut sebagai suatu “jerami kering” oleh Bapa-bapa gereja pada zaman reformasi. Hal ini antara lain karena Yakobus tidak hanya menekankan mengenai pentingnya iman, tetapi juga menekankan mengenai perbuatan. Tentu apa yang ditulis oleh Yakobus tidak sejalan dengan nafas reformasi yang antara lain menekankan slogan “sola gracia, sola fide, sola scriptura” (hanya oleh anugerah, hanya oleh iman, dan hanya oleh kitab suci). Walaupun demikian, harus dilihat lagi apakah pengertian iman yang dimaksud di dalam kitab Yakobus ini sama dengan iman di kitab lain (terutama di kitab Roma).

Jika kita teliti membedah ayat demi ayat di dalam kitab Yakobus dan juga kitab Roma, maka kita akan menemukan bahwa sesungguhnya definisi iman yang ada di kitab Yakobus ini berbeda dengan iman di kitab Roma. Demikian pula halnya definisi perbuatan yang ada di kedua kitab tersebut. Di dalam kitab Roma, definisi kata perbuatan adalah perbuatan menurut hukum Taurat. Tidak mungkin orang dibenarkan hanya dengan melakukan hukum Taurat. Sementara di dalam kitab Yakobus, perbuatan yang dimaksud di sini adalah perbuatan sebagai respon kita terhadap iman. Jadi iman tidak hanya sekedar keyakinan di dalam pikiran saja (yakin bahwa saya beriman), tetapi harus nampak dalam kehidupan nyata orang Kristen.

Sebagai contoh, orang yang mengaku beriman kepada Tuhan tentu tidak hanya cukup meyakini bahwa dirinya beriman dan kemudian ia boleh hidup suka-sukanya sendiri di dalam dosa. Orang yang mengaku beriman kepada Tuhan tidak boleh lagi masih hidup dalam perzinahan, percabulan, korupsi, perjudian, perampokan, dan segala jenis kejahatan lainnya. Jika demikian, maka pasti ada yang salah dengan iman tersebut. Iman yang benar akan ditunjukkan dengan perbuatan baik yang nyata dalam hidup seseorang. Dalam hal ini Yakobus menulis bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya (tindakan nyata dalam hidup seseorang) dan bukan hanya karena iman (yaitu hanya sekedar percaya dan yakin di dalam pikiran/akal seseorang saja) (ay. 24). Hal ini juga akan nampak jelas jika kita membaca ayat-ayat sebelumnya yang membahas mengenai iman Abraham yang nampak nyata dari perbuatannya.

Selain Abraham, Yakobus juga mengambil contoh lain yaitu Rahab. Kita telah membahas Rahab dalam renungan di hari-hari sebelumnya, dimana ia sebenarnya berprofesi sebagai seorang pelacur/perempuan sundal. Kata pelacur dalam ayat ini adalah porné (πόρνη) yang sebagaimana telah kita bahas dalam renungan-renungan sebelumnya merupakan kata feminim untuk pelacur atau perempuan sundal. Jadi memang Rahab adalah seorang perempuan sundal, yaitu seseorang yang dibayar untuk memuaskan nafsu orang lain. Mengapa kemudian ia bisa dibenarkan atau dipandang benar?

Menjadi menarik bahwa dalam hal ini Yakobus menuliskan perbuatan-perbuatan yang menggambarkan iman Rahab. Tidak ditulis bahwa perbuatan Rahab yang membuat ia dibenarkan adalah profesinya sebagai pelacur. Tetapi di sini dikatakan bahwa perbuatan-perbuatan yang membenarkannya adalah ketika ia menyembunyikan mata-mata Israel di dalam rumahnya dan menolong mereka lolos melalui jalan yang lain (ay. 25b). Yakobus tidak bermaksud mengatakan bahwa Rahab dibenarkan karena tindakan melacurnya. Tetapi Yakobus hendak menyatakan bahwa imannya (yaitu kepercayaannya kepada Allah Israel) membuat ia berani mengambil tindakan yang berisiko (bahkan berisiko maut bagi dirinya dan keluarganya) untuk menyelamatkan mata-mata Israel tersebut.

Jika demikian, apakah kita bisa berkata bahwa: “Oh kalau begitu, kita berbuat dosa dahulu sampai puas, lalu bertobat”? Tentu tidak. Dalam hal ini kita tidak tahu latar belakang Rahab. Bisa jadi ia terpaksa menjadi pelacur karena tidak ada pilihan lain. Mungkin saja ia atau orang tuanya memiliki hutang yang besar sehingga Rahab harus mencari uang dan mau tidak mau menjadi seorang pelacur. Tetapi penekanan ayat ini adalah bahwa ketika iman seseorang muncul, maka itu akan nampak dalam perbuatan dan tindakan nyata. Mungkin saja Rahab sudah memiliki iman bahwa Allah orang Israel adalah Allah yang benar. Tetapi ketika mata-mata itu datang (dan tentu ia tahu bahwa mata-mata itu adalah orang Israel), Rahab diperhadapkan pada 3 pilihan yang sama-sama berisiko.

Pilihan pertama adalah ia langsung melaporkan mata-mata tersebut kepada tentara Yerikho, yang akan langsung menangkap mata-mata. Rahab mungkin akan diberikan penghargaan oleh Raja Yerikho, tetapi besar kemungkinan ia akan binasa ketika tentara Israel menyerang Yerikho.

Pilihan kedua adalah ia tetap menjadi pelacur, tetap melayani mata-mata itu dan kemudian bersikap sama seperti biasa. Tetapi jika demikian, besar kemungkinan ia juga akan binasa ketika tentara Israel menyerang Yerikho. Bahkan ada juga risiko ia akan ditangkap oleh tentara Yerikho karena tidak memberitahukan ada mata-mata yang datang.

Pilihan ketiga adalah ia menyambut mata-mata Israel itu, berkata bahwa sebenarnya ia juga percaya kepada Allah Israel (karena perbuatan-Nya yang dahsyat sejak membawa Israel keluar dari Mesir). Dari situ Rahab berusaha untuk menyelamatkan mata-mata tersebut dari pasukan Yerikho. Di sini tindakannya sangat berisiko, karena jika ketahuan maka ia dan mata-mata itu akan ditangkap dan mungkin akan dieksekusi. Namun di sini nampak kualitas iman Rahab yang luar biasa. Ia menunjukkan bahwa dirinya memiliki iman yang teguh dan bulat untuk percaya kepada Allah Israel.

Ketika tentara Israel menyerbu, tentu Rahab juga berharap cemas apakah ia dan keluarganya akan diselamatkan? Atau jangan-jangan ia lebih dahulu dibunuh oleh tentara Yerikho. Namun kembali lagi kepada definisi iman yang nyata disertai perbuatan, ia dbenarkan karena tindakannya yang sangat heroik bagi umat pilihan Allah di Perjanjian Lama. Itulah sebabnya, Yakobus menulis bahwa seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian juga iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati (ay. 26). Perhatikan bagaimana Yakobus menulis kata jamak/plural yaitu “perbuatan-perbuatan” dan bukan hanya satu “perbuatan”. Jelas bahwa iman bukanlah sesuatu yang statis. Iman tidak hanya cukup dibuktikan dengan satu perbuatan saja, tetapi oleh perbuatan-perbuatan yang kita lakukan terus menerus selama kita hidup. Dalam hal ini Rahab tentu setelah diselamatkan dan dimasukkan ke dalam hitungan bangsa Israel, ia harus hidup dalam perbuatan-perbuatan yang nyata, misalnya dahulu ia menyembah dewa Yerikho, maka sekarang ia harus belajar tentang tata cara dan hukum orang Israel, termasuk bagaimana ia menyembah Allah Israel.

Mungkin satu-satunya pengecualian adalah orang yang disalib di sebelah salib Yesus. Orang itu sudah tidak lagi memiliki kesempatan untuk melakukan perbuatan. Tetapi ia menunjukkan imannya melalui perkataannya kepada Yesus, dan karena iman dan perkataannya itu ia dibenarkan. Namun perlu diingat  bahwa jangan sampai kita menunggu hingga detik-detik terakhir untuk bertobat dan beriman. Kita tidak tahu kapan akhir hidup kita. Bisa saja tahun depan kita mati, atau bulan depan, minggu depan, bahkan hari ini. Oleh karena itu, selagi masih ada kesempatan, mari kita menunjukkan iman kita yang benar kepada Tuhan. Sama seperti Rahab yang bertobat dan berani mengambil risiko untuk memiliki iman yang benar (yang disertai perbuatan nyata), beranikah kita juga bertobat dan mengambil risiko untuk hidup di dalam iman yang benar, yang nampak melalui perbuatan-perbuatan kita dalam hidup sehari-hari?



Bacaan Alkitab: Yakobus 2:24-26
2:24 Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman.
2:25 Dan bukankah demikian juga Rahab, pelacur itu, dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya, ketika ia menyembunyikan orang-orang yang disuruh itu di dalam rumahnya, lalu menolong mereka lolos melalui jalan yang lain?
2:26 Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.