Selasa,
24 September 2019
Bacaan
Alkitab: Ibrani 13:1-4
Hendaklah
kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu mencemarkan tempat
tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi Allah. (Ibr 13:4)
Pornos dan Moichos (40): Akan Dihakimi oleh Allah
Renungan
kita hari ini masih membahas ayat-ayat dari kitab Ibrani. Dalam pasal 13 ini,
penulis kitab Ibrani melanjutkan dengan contoh perbuatan kasih yang harus mampu
ditunjukkan oleh orang percaya. Hal ini tentu saja masih terkait dengan
pembahasan kita di hari sebelumnya yang juga menggunakan ayat di pasal 12,
dimana orang percaya dituntut untuk dapat hidup damai dengan semua orang. Tentu
saja, selain dengan semua orang, orang percaya harus juga memiliki kasih
persaudaraan (ay. 1). Kasih ini harus nyata terlebih lagi kepada saudara
seiman. Adalah lucu jika orang Kristen dapat terlihat lebih mengasihi orang
yang beragama lain tetapi justru kurang atau tidak mengasihi saudara-saudaranya
yang seagama.
Selain
kasih persaudaraan, penulis kitab Ibrani ini juga memberikan suatu saran
praktis, yaitu memberi tumpangan kepada orang lain yang membutuhkan (ay. 2a). Kata “memberi tumpangan” dalam ayat ini
menggunakan kata philoxenia (φιλοξενία) yang secara harafiah berarti
mengasihi orang asing. Memang mengasihi orang asing ini pada waktu itu
sangat mungkin dilakukan dengan cara
yang umum, yaitu memberikan tumpangan kepada mereka agar mereka
dapat beristirahat. Saya tidak tahu apakah ayat ini masih relevan dengan kondisi sekarang
dimana manusia semakin bertambah jahat. Namun pada dasarnya, memang kasih itu
harus ditunjukkan dengan tindakan nyata. Jika 2.000 tahun yang lalu kasih ditunjukkan
dengan memberi tumpangan, maka di masa sekarang ini, kasih dapat ditunjukkan
dengan cara lain yang lebih relevan, yaitu kepada orang asing sekalipun, tidak
hanya terbatas kepada saudara seiman.
Penulis kitab Ibrani bahkan menuliskan bahwa tanpa
disadari, mungkin saja orang yang berbuat kasih tersebut sedang menjamu
malaikat-malaikat (ay. 2b). Kata ini juga memang sulit dimengerti, apakah ada
malaikat-malaikat yang datang menyamar? Tetapi jika di Perjanjian Lama memang
banyak malaikat yang datang menemui orang-orang tertentu, dan di Perjanjian
Baru juga ada tulisan mengenai malaikat yang datang dan berbicara kepada
orang-orang kudus, maka tentu bukan suatu hal yang mustahil malaikat juga dapat
diutus Tuhan untuk menguji tingkatan kasih yang dimiliki oleh orang percaya.
Selain itu jemaat juga diingatkan untuk selalu
mengingat orang-orang hukuman, karena mereka sendiri pun sebenarnya terhitung
sebagai orang-orang hukuman (ay. 3a). Kata “orang-orang hukuman” dalam Bahasa
aslinya adalah desmios (δέσμιος) yang berarti one bound, a prisoner, a captive (orang yang terikat/terpasung, tahanan,
tawanan). Kata ini menunjukkan kondisi orang yang tidak bebas karena ditahan
oleh pemerintah Romawi pada waktu itu. Mereka sama sekali tidak ada yang
memperhatikan, dan adalah salah satu tugas orang percaya untuk memperhatikan
mereka.
Dalam terjemahan Alkitab Bahasa Indonesia
Terjemahan Baru, seakan-akan dikesankan bahwa jemaat pada waktu itu juga adalah
orang-orang hukuman. Saya mencoba mencari tahu kata yang digunakan dalam bahasa
aslinya yaitu syndedemenoi (συνδεδεμένοι) dari akar kata sundeó (συνδέω). Kata ini secara harafiah dapat diartikan
terikat bersama (to bind
together). Sehingga menurut saya,
ayat ini lebih terpat dimaknai sebagai perintah untuk mengingat orang-orang
yang menjadi tawanan atau tertindas, dan memiliki suatu “ikatan batin” dengan
mereka. Memang mungkin juga jemaat pada waktu itu mengalami penindasan dan
tekanan sehingga mereka dapat merasakan bagaimana beratnya beban yang
ditanggung oleh orang-orang hukuman tersebut. Namun menurut saya, kata tersebut
lebih tepat bermakna “turut merasakan” atau “turut sepenanggungan” dengan orang-orang
hukuman.
Selain kepada orang-orang hukuman, jemaat juga
diingatkan untuk mengingat orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang (ay.
3a). Kata ini juga dapat berarti dilukai, diperlakukan tidak adil, diperlakukan
dengan salah. Hal ini menunjuk kepada orang-orang yang tidak berdaya sama
sekali melawan ketidakadilan yang mereka terima. Bisa jadi orang ini adalah
orang-orang yang lemah secara finansial, lemah secara politik, maupun lemah
dalam hal lainnya. Jemaat diingatkan bahwa mereka masih hidup di dalam dunia,
yaitu dunia yang penuh dengan orang-orang jahat, tamak, curang, dan segala
bentuk kejahatan lainnya (ay. 3c). Sebenarnya, kita hanya sedang menunggu dunia
yang baru, dimana Tuhan Yesus menjadi Raja dalam kerajaan-Nya yang kekal, dan
tidak ada lagi dosa di dalamnya.
Penulis kitab Ibrani juga mengingatkan jemaat agar
penuh hormat terhadap perkawinan dan jangan mencemarkan tempat tidur (ay. 4a).
Jelas bahwa kekudusan pernikahan adalah suatu hal yang sangat sakral dan tidak
patut untuk dinodai. Sejak masa Perjanjian Lama, perkawinan adalah sesuatu yang
sakral dan diatur dengan ketat dalam hukum Taurat. Menghormati perkawinan bukan
saja tidak berselingkuh setelah menikah, tetapi juga menjaga diri supaya tidak
melakukan apa yang tidak patut dilakukan sebelum pernikahan. Inilah pentingnya pendidikan karakter dan iman sejak dini supaya
tidak terjadi hal-hal yang tidak patut.
Satu hal yang perlu diingat adalah bahwa orang-orang sundal dan pezinah
akan dihakimi oleh Allah (ay. 4). Terdapat 2 kata yang sudah sering kita bahas
yaitu orang-orang sundal (pornos/πόρνος) dan pezinah (moichos/μοιχός).
Jelas bahwa kedua jenis percabulan itu (baik moichos apalagi pornos)
pasti akan dihakimi oleh Allah. Sebenarnya semua orang pun harus masuk ke dalam
penghakiman Allah, termasuk orang benar sekalipun. Bedanya, orang yang
melakukan pornos dan moichos berpotensi besar menerima hukuman
dari Allah, apalagi jika mereka tidak bertobat dari kesalahan mereka selama
masih hidup.
Sebenarnya setiap dosa pasti memiliki konsekuensi. Namun kematian
Tuhan Yesus di atas kayu salib telah menghapus dosa seluruh dunia. Jika
demikian, apakah semua orang bisa selamat? Tentu pertanyaan ini akan memancing
perdebatan doktrinal yang tiada henti. Namun bagi saya, jika orang sungguh-sungguh
bertobat dari dosa-dosanya, pastilah orang tersebut akan diampuni dosanya dan
masuk ke dalam surga, seperti salah satu dari orang yang disalib di sisi Tuhan
Yesus (Luk 23:43). Persoalannya adalah, dosa seksual ini (baik moichos
maupun pornos) adalah dosa yang mengikat dan menagih serta membuat
kecanduan. Sangat sulit bagi seseorang untuk dapat lepas dari dosa tersebut.
Dibutuhkan komitmen yang kuat serta tuntunan Roh Kudus setiap hari untuk dapat
mengatasi dosa ini. Jadi tanpa mengecilkan arti dosa-dosa yang lain, dosa
percabulan ini sangat rawan untuk menyeret kita kepada hukuman yang kekal dalam
pengadilan Allah nanti.
Di sini letak kesulitannya, karena kebanyakan orang akan berprinsip:
“Sekali ini saja Tuhan, setelah itu saya akan bertobat”, atau “Nanti sebelum
mati pasti saya akan bertobat”. Meskipun dosa moichos relatif lebih
mudah “ditangani” daripada dosa pornos, namun jika tidak hati-hati orang
yang sudah sering melakukan moichos juga akan bisa terikat sehingga akan
melakukan dosa pornos. Ingat bahwa cara bekerja iblis tidaklah langsung
menggoda melalui dosa besar. Iblis pasti memulai dengan dosa kecil: misalnya orang
tidak akan langsung selingkuh dengan orang lain, tetapi mulai dari sms, chat,
telepon, video call, bertemu, jalan bersama, hingga akhirnya tidur bersama.
Jika tidak segera diakhiri, maka hal itu akan menjadi semakin parah dan dapat
merusak hakekat pernikahan. Demikian juga orang yang suka datang ke tempat
prostitusi, pada awalnya mungkin suka membaca cerita-cerita jorok, menonton
film porno, kemudian mencoba datang ke panti pijat plus atau sejenisnya, dan pada
akhirnya ketagihan hingga tidak bisa lepas dari jerat prostitusi.
Ingat bahwa semua pasti ada akhirnya. Ingat bahwa hidup ini adalah
suatu anugerah dan kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan kepada Sang
Pemilik Hidup suatu saat nanti. Tuhan ingin agar kita memiliki hidup yang
berkualitas tinggi, yang memuliakan nama-Nya dan menyukakan hati-Nya. Oleh
karena itu, setiap kali kita melakukan dosa, ingatlah akan dosa kita tersebut, menyesallah
dan bertobatlah. Buatlah komitmen kepada Tuhan untuk setiap hari menjadi lebih
baik lagi dan lebih berkenan lagi di pemandangan-Nya. Tidak ada dosa yang tidak
dapat diampuni oleh Tuhan, tetapi setiap pertobatan butuh komitmen dan tindakan
nyata, bukan hanya sekedar ucapan di mulut: “Saya bertobat”, tetapi kemudian
kita terus berbuat dosa dan hidup dalam dosa itu lagi. Penghakiman Tuhan
bukanlah penghakiman manusia di dunia ini yang masih bisa dibeli dan diselewengkan. Penghakiman Tuhan
adalah penghakiman yang paling adil, dan setiap orang akan menerima apa yang
patut diterimanya dalam kekekalan, sesuai dengan apa yang dilakukannya dalam
hidup ini, entah baik maupun jahat (2 Kor 5:10).
Bacaan
Alkitab: Ibrani 13:1-4
13:1
Peliharalah kasih persaudaraan!
13:2 Jangan
kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian
beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.
13:3
Ingatlah akan orang-orang hukuman, karena kamu sendiri juga adalah orang-orang
hukuman. Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenang-wenang,
karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini.
13:4
Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah kamu
mencemarkan tempat tidur, sebab orang-orang sundal dan pezinah akan dihakimi
Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.