Minggu, 12 Januari 2013
Bacaan Alkitab: Ibrani 12:5-6
“Karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak.” (Ibr 12:6)
Ketika Tuhan
Menghajar Kita
Sebenarnya saya agak malu untuk menulis
kembali renungan ini. Jujur saja, karena kesibukan dan juga kemalasan saya,
saya agak vakum menulis renungan ini. Dan entah mengapa tiba-tiba hari ini saat
saya sedang di luar kota, saya justru mendengar kabar ayah saya masuk rumah
sakit dan harus masuk ke ruang ICU. Jujur, ketika mendengar kabar tersebut,
saya seperti diingatkan Tuhan bahwa ada banyak hal yang harusnya saya kerjakan,
justru saya abaikan.
Oleh karena itu, mungkin tidak heran jika belakangan
ini hidup saya penuh dengan pergumulan. Memang setiap orang penuh dengan
pergumulan hidup, akan tetapi saya secara pribadi merasa bahwa saya sedang
ditegur Tuhan, agar saya kembali lebih sungguh-sungguh kepada Tuhan. Ketika
saya agak melupakan Tuhan, maka Tuhan memberi saya masalah agar saya kembali
mengingat Tuhan. Akan tetapi ketika saya masih “membandel juga”, maka Tuhan pun
tidak akan segan-segan menghajar saya hingga saya akhirnya “menyerah” dan
bertobat kembali kepadaNya.
Saya diingatkan Tuhan tentang ayat dalam
Alkitab yang bunyinya pendek saja, seperti yang saya tulis di atas. Ketika
Tuhan mendidik kita, Tuhan tidak akan mendidik kita dengan cara yang enak
secara duniawi. Semakin tinggi tingkat kedewasaan rohani kita, maka Tuhan pun
tidak akan segan-segan mengingatkan kita dengan lebih keras lagi (ay. 5). Saya
rasa, memang tipe Tuhan itu seperti ini. Apa yang diinginkan Tuhan sebenarnya
sederhana, yaitu agar kita sebagai anak-anakNya mau dengar-dengaran suara
Tuhan, mau menurut akan kehendak Tuhan. Nah, justru hal itu yang sering kita
abaikan. Ketika Tuhan memanggil kita, justru kita tidak dengar-dengaran kepada
suara Tuhan. Bahkan mungkin kita mendengar tetapi sesungguhnya kita mengabaikan
suara Tuhan dan pura-pura tidak mendengar.
Oleh karena itu, jangan heran ketika Tuhan
sudah memanggil kita dengan suara yang lembut tetapi selama ini kita abaikan,
Tuhan akan memanggil kita dengan suara yang lebih keras lagi. Ketika kita tidak
mau mendengarkan suara Tuhan walaupun Ia telah memanggil kita dengan keras,
maka Tuhan tidak akan segan-segan menghajar kita. Ia tidak menghajar dengan
membabi buta, tetapi Tuhan akan menghajar kita dengan penuh kasih, yaitu agar
kita sadar akan kesalahan kita dan mau bertobat serta berbalik kepadaNya.
Kita sebagai anak-anak Tuhan, harus mau
dididik dengan cara Tuhan (ay. 6). Kita harus mau mengikuti pola didikan Tuhan,
dan bukan bertindak semau kita sendiri. Tuhan mendidik kita dalam kebenaran,
oleh karena itu, taatilah didikan Tuhan dengan penuh sukacita. Ketika masalah
datang silih berganti dalam hidup kita, coba tanyakan kepada diri kita sendiri,
apakah kita sudah sungguh-sungguh hidup menurut cara Tuhan? Atau jangan-jangan
kita selama ini sudah hidup sangat jauh dari Tuhan.
Ingatlah bahwa Tuhan tidak akan begitu saja
menghajar kita tanpa alasan yang jelas. Didikan dan hajaran Tuhan bagi kita
pasti ada alasannya, dan semua itu adalah untuk kebaikan kita sendiri. Jika
saat ini Tuhan sedang menghajar saya, dan juga mungkin ada di antara kita yang
sedang dihajar oleh Tuhan, ingat bahwa mungkin saja Tuhan sedang mencari “perhatian”
dari kita, sehingga apa yang selama ini kita telah salah lakukan, dapat kita
perbaiki sehingga hidup kita dapat lebih berkenan kepadaNya.
Bacaan Alkitab: Ibrani 12:5-6
12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang
berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: "Hai anakku, janganlah
anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau
diperingatkan-Nya;
12:6 karena Tuhan menghajar orang yang
dikasihi-Nya, dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.