Jumat, 17 Januari 2013
Bacaan Alkitab: Yohanes 15:1-8
“Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yoh 15:5)
Ranting Anggur
Saya sendiri belum pernah melihat tumbuhan
atau tanaman anggur secara langsung, sehingga saya kurang mengetahui bagaimana
sistem perkebunan anggur. Saya juga kurang memahami istilah-istilah “pokok
anggur” dan “ranting anggur” atau “carang anggur”. Walaupun demikian, Yesus
pasti tidak sembarangan memilih gambaran mengenai tanaman anggur ini ketika Ia
menyampaikan Firman yang luar biasa kepada murid-muridNya dalam perjamuan
terakhir sebelum Ia disalibkan.
Dalam Firman Tuhan tersebut, Yesus
pertama-tama mengatakan bahwa Yesuslah pokok anggur yang benar, dan Bapa adalah
pengusahanya (ay. 1). Yesus pertama-tama menekankan bahwa Ia adalah pokok
anggur yang benar. Apa artinya? Saya berpendapat bahwa ada banyak pokok anggur
di dunia ini, tetapi hanya ada 1 pokok anggur yang benar, yaitu pokok anggur
yang diusahakan oleh Bapa di surga. Pokok anggur itu adalah Yesus. Orang lain
yang mengaku sebagai pokok anggur namun tidak diusahakan oleh Bapa, berarti ia bukanlah
pokok anggur yang benar. Orang tersebut hanyalah pokok anggur yang palsu.
Oleh karena itu, hanya ada 1 pokok anggur
yang benar. Hamba-hamba Tuhan yang sangat besar sekalipun, yang dapat
berkhotbah di depan 1 juta jiwa sekaligus, bukanlah pokok anggur. Mereka (dan
juga termasuk kita semua) hanyalah ranting-ranting anggur semata. Tugas kita
sebagai ranting anggur adalah berbuah (ay. 2). Dan bagaimana kita dapat berbuah
banyak? Satu-satunya cara agar kita dapat berbuah banyak adalah dengan menempel
pada pokok anggur yang benar, yaitu Yesus Kristus (ay. 4-5).
Jadi, sebenarnya itulah tugas utama kita yaitu berbuah bagi kemuliaan Bapa di surga, yaitu pengusaha kita (ay. 8). Seseorang yang telah mengaku sebagai pengikut Tuhan harus berbuah, bahkan berbuah dengan lebat, karena seharusnya ia telah menempel pada pokok anggur yang benar. Justru orang-orang yang mengaku dirinya sebagai orang Kristen namun tidak ada buahnya, maka patut dipertanyakan, kepada siapa ia menempel? Jangan-jangan ia hanya seperti ranting anggur saja, yang mungkin terlihat hidup, namun sebenarnya ia hanya ranting yang mati karena ia tidak menempel pada pokok anggur yang benar tersebut.
Jangan kita menjadi ranting-ranting yang
mati. Bapa kita di surga adalah pengusaha kita. Jika kita mau menempel pada
pokok anggur yang benar, maka kita akan dirawat dan dibersihkan Tuhan, sehingga
kita akan semakin lebih banyak lagi berbuah (ay. 2b & 3). Tetapi
ranting-ranting yang mati, yang tidak mau menempel pada pokok anggur yang
benar, maka nantinya ia akan dikumpulkan dan dibakar, karena tidak ada gunanya
lagi selain dibakar (ay. 6).
Oleh sebab itu, perhatikanlah bagaimana kita
hidup. Sudahkah hidup kita berbuah lebat? Sudahkah buah-buah kehidupan kita itu
menjadi buah yang memuliakan Tuhan? Banyak orang Kristen merasa dirinya sudah
berbuah, tetapi pada kenyataannya buah itu tidak mencerminkan kemuliaan Tuhan. Buah
yang mereka hasilkan hanyalah buah bagi kemuliaan mereka sendiri.
Salah satu contohnya adalah ketika banyak para
pendeta yang ketika mengadakan KKR, memasang spanduk yang besar di mana-mana.
Isi spanduk itu, justru lebih menonjolkan nama atau foto si pendeta daripada
nama atau foto Yesus. Bahkan mungkin saja tidak ada kata “Tuhan Yesus” dalam
spanduk tersebut. Lalu apa bedanya dengan spanduk calon legislatif yang bertebaran
di mana-mana menjelang Pemilihan Umum? Bukankah Yesus harus semakin bertambah
dan kita semakin berkurang?
Jadi, sekali lagi saya mencoba mengingatkan
agar kita sekali-kali tidak melupakan status kita. Kita hanyalah ranting
anggur, yang harus menempel pada pokok anggur yang benar agar kita bisa
berbuah. Tanpa pokok anggur, kita tidak akan dapat berbuah. Oleh karena itu,
dalam kehidupan kita, sudah semestinya kita senantiasa menyadari bahwa
buah-buah kita haruslah kita persembahkan kepada pokok anggur yang benar dan
pengusaha kita, yaitu Tuhan Yesus dan Bapa di surga. Muliakan Tuhan dalam
kehidupan kita. Jangan pernah sekalipun kita mencuri kemuliaan Tuhan, jika kita
tidak mau dicap sebagai ranting-ranting yang kurang ajar.
Bacaan Alkitab: Yohanes 15:1-8
15:1 "Akulah pokok anggur yang benar dan
Bapa-Kulah pengusahanya.
15:2 Setiap ranting pada-Ku yang tidak
berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan-Nya, supaya
ia lebih banyak berbuah.
15:3 Kamu memang sudah bersih karena firman
yang telah Kukatakan kepadamu.
15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam
kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia
tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu
tidak tinggal di dalam Aku.
15:5 Akulah pokok anggur dan kamulah
ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia
berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.
15:6 Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku,
ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan
orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar.
15:7 Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan
firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan
kamu akan menerimanya.
15:8 Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan,
yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah
murid-murid-Ku."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.