Minggu, 12 Januari 2014

Menegor Saudara Seiman



Rabu, 15 Januari 2013
Bacaan Alkitab: 1 Timotius 5:1-2
Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu.” (1 Tim 5:1)


Menegor Saudara Seiman


Saya sebagai orang yang cukup muda (jika dibandingkan dengan orang lain yang lebih tua atau dengan pendeta saya yang lebih tua dan lebih senior), kadang-kadang agak minder ketika harus berdiskusi tentang Firman Tuhan (apalagi jika harus berdiskusi dengan pendeta). Kadang-kadang sebagai orang yang masih berjiwa muda, saya pun suka bersikap “sok idealis”, ketika satu hal menurut saya tidak sesuai dengan Firman Tuhan, saya beberapa kali menyampaikan protes kepada pendeta saya.

Akan tetapi, seringkali apa yang saya lakukan itu kurang tepat. Bukan Firman Tuhan yang saya sampaikan yang kurang tepat, tetapi cara saya menyampaikan Firman Tuhan tersebut yang kurang tepat. Seringkali saya memperlakukan pendeta saya seperti anak saya yang harus saya nasehati. Padahal beliau adalah guru, mentor, dan bapak rohani saya. Saya diingatkan Tuhan tentang ayat-ayat Firman Tuhan pada hari ini,  yaitu tentang bagaimana kita harus menegor saudara seiman.

Tidak dapat dipungkiri, dalam suatu jemaat gereja atau persekutuan, pasti ada orang-orang yang hidup tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Alkitab dengan jelas menekankan bahwa terhadap orang yang mungkin sudah menyimpang, kita harus menegornya dengan tujuan agar ia sadar bahwa ia sudah menyimpang dan akhirnya kembali ke jalan yang benar. Tetapi cara kita menegor pun harus kita perhatikan. Ketika kita harus menegor orang tua, kita perlu menegor tetapi tetap menegor dalam kasih. Jangan menegor secara keras tetapi menegorlah dengan penuh penghormatan, yaitu menegor sebagai bapa kita (ay. 1a). Sementara itu kepada orang yang lebih muda, kita pun perlu menegor dengan penuh ketegasan, tetapi juga dengan penuh kelemahlembutan sebagai saudara kita (ay. 1b).

Kepada para wanita, Paulus juga memberikan saran agar kita menghormati para wanita. Dalam kekristenan, wanita memiliki posisi yang sederajat dengan pria, walaupun dalam beberapa hal memang Paulus menyarankan wanita agar dapat menahan diri. Tetapi ketika saudara seiman kita yaitu para wanita yang tua melakukan kesalahan, kita pun harus menegor, tetapi menegor dalam kasih dan penghormatan, yaitu memperlakukannya sebagai ibu kita, dan perempuan muda sebagai adik kita (ay. 2a). Intinya ketika kita menegor, kita harus menegor dengan motivasi dan hati yang murni (ay. 2b). Bukan hanya sekedar menegor dan menyatakan bahwa mereka salah, tetapi harus dengan motivasi yang benar.

Perlakukanlah saudara seiman kita dengan benar, seperti bagaimana kita ingin diperlakukan oleh saudara seiman kita juga. Jika kita tidak ingin ditegor dengan kasar, kita pun perlu menegor dengan halus, tetapi tetap dalam kebenaran. Artinya jangan sampai ketika kita menegor namun justru tegoran kita tidak masuk ke hatinya. Tegoran yang baik adalah tegoran yang pelan namun “menusuk hati” sehingga orang yang kita tegor sadar akan kesalahannya dan mau berubah menjadi lebih baik lagi. Bukankah itu yang diinginkan Tuhan, yaitu agar anak-anak Tuhan semakin hidup  benar di hadapan Tuhan dan meninggalkan dosa-dosanya serta mengikut Tuhan dengan lebih sungguh-sungguh?

Bacaan Alkitab: 1 Timotius 5:1-2
5:1 Janganlah engkau keras terhadap orang yang tua, melainkan tegorlah dia sebagai bapa. Tegorlah orang-orang muda sebagai saudaramu,
5:2 perempuan-perempuan tua sebagai ibu dan perempuan-perempuan muda sebagai adikmu dengan penuh kemurnian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.