Senin, 12 Juni 2017

Penistaan di dalam Alkitab (17): Umat yang Meninggalkan Tuhan


Senin, 12 Juni 2017
Bacaan Alkitab: Yesaya 1:2-9
Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia. (Yes 1:4)


Penistaan di dalam Alkitab (17): Umat yang Meninggalkan Tuhan


Kitab Yesaya pasal 1 sudah cukup sering saya baca. Namun saya baru ngeh kalau ternyata terselip satu kata “nista” di dalam perikop tersebut. Kitab Yesaya pasal 1 ini berbicara mengenai salah satu Firman Tuhan yang mula-mula kepada Yesaya ketika ia diangkat menjadi nabi Tuhan untuk menyuarakan Firman Tuhan. Firman Tuhan kepada Yesaya tersebut dapat dikatakan sebagai “keluhan” Tuhan terhadap kelakuan umat-Nya, yaitu bangsa Israel dan bangsa Yehuda.

Keluhan Tuhan itu nampak dari kalimat Firman Tuhan yang kecewa terhadap “anak-anak”-Nya yaitu Israel dan Yehuda (ay. 2). Tuhan membandingkan sikap bangsa Israel dengan binatang ternak, dimana binatang ternak (lembu atau keledai) saja mengenal pemilik dan tuannya, tetapi bangsa Israel tidak (ay. 3). Ini menunjukkan bahwa bangsa Israel benar-benar memiliki moral yang sangat rendah, bahkan lebih rendah dari binatang sekalipun. Bangsa Israel tidak mau bertobat dari dosa-dosanya, kesalahannya, dan perbuatan jahatnya (ay. 4a). Mereka meninggalkan Tuhan dan membelakangi Dia, inilah yang disebut sebagai perbuatan bangsa Israel yang menista Tuhan (ay. 4b).

Sebenarnya Tuhan itu sudah sangat panjang sabar terhadap umat pilihan-Nya yaitu bangsa Israel. Ketika mereka salah, Tuhan menghajar dengan kasih dengan harapan mereka dapat bertobat. Namun ternyata hukuman Tuhan justru membuat mereka semakin bertambah murtad (ay. 5). Mereka adalah bangsa atau umat yang sakit, bukan hanya sakit secara jasmani, tetapi sakit jiwa dan sakit rohnya (ay. 6). Ini jauh lebih berbahaya daripada sakit jasmani. Bayangkan seorang yang jiwanya sudah sakit, maka ia akan melakukan tindakan-tindakan yang bisa membahayakan atau merugikan diri sendiri dan orang lain. Orang yang sakit jiwa tidak akan segan-segan melukai atau membunuh orang lain. Bayangkan jika itu terjadi di lingkungan sekitar kita atau misalnya di gereja kita, hal seburuk apa yang mungkin dapat terjadi?

Di sini, bangsa pilihan Tuhan ternyata sedang sakit jiwa dan rohnya. Israel yang seharusnya mengenal Tuhan dan dekat dengan Tuhan justru sengaja menjauhi Tuhan. Akibatnya Tuhan menghukum bangsa Israel yang menista diri-Nya. Tuhan menjadikan negeri Israel yang dahulu ramai dengan sorak sorai menjadi sunyi sepi. Kota-kota Israel habis terbakar (ay. 7a). Para penduduknya dijajah dan ditunggangbalikkan oleh bangsa asing (ay. 7b). Mereka sangat menderita oleh hukuman Tuhan karena seakan-akan ditinggalkan oleh Tuhan (ay. 8). Padahal itu adalah konsekuensi dari pelanggaran dan kesalahan yang dilakukan oleh bangsa Israel itu sendiri.

Jika mau jujur, sebenarnya hukuman atas setiap dosa dan pelanggaran adalah kematian. Alkitab sendiri berkata bahwa upah dosa adalah maut (Rm 6:23). Dalam sejarah manusia seperti yang tercatat di Alkitab, kita bisa melihat bahwa Tuhan seringkali diam terhadap dosa manusia. Tetapi sekali Tuhan murka, maka hukuman Tuhan sangat mengerikan, seperti air bah pada zaman Nuh, Sodom dan Gomora yang dimusnahkan dengan api dan belerang, dan tidak lupa bangsa Israel dan Yehuda yang dibuang dan kota-kotanya dihancurkan. Ini adalah gambaran murka Tuhan bagi mereka yang menista-Nya, sekalipun mereka adalah orang atau umat pilihan Allah sendiri (ay. 9).

Hingga hari ini, masih ada satu lagi murka Allah yaitu ketika pada hari terakhir, dunia ini akan dijadikan lautan api. Semua penista Tuhan akan dihukum dalam lautan api yang menyala-nyala dalam kekekalan. Oleh karena itu, kita juga harus waspada dan berjaga-jaga supaya jangan kita sampai kedapatan menjadi penista Tuhan. Jangan pikir karena kita sudah menjadi orang Kristen, sudah datang ke gereja setiap hari Minggu, suidah melayani di gereja, bahkan sudah menjadi pendeta sekalipun, maka kita akan bebas dari hukuman Tuhan. Jika Allah saja tidak menyayangkan umat pilihannya yaitu bangsa Israel untuk dihukum karena kesalahannya yang menista diri-Nya, maka Tuhan juga tidak akan menyayangkan orang Kristen yang tidak mau bertobat dan tetap menista Tuhan dari hukuman kekal tersebut (Mat 7:21-23).



Bacaan Alkitab: Yesaya 1:2-9
1:2 Dengarlah, hai langit, dan perhatikanlah, hai bumi, sebab TUHAN berfirman: "Aku membesarkan anak-anak dan mengasuhnya, tetapi mereka memberontak terhadap Aku.
1:3 Lembu mengenal pemiliknya, tetapi Israel tidak; keledai mengenal palungan yang disediakan tuannya, tetapi umat-Ku tidak memahaminya."
1:4 Celakalah bangsa yang berdosa, kaum yang sarat dengan kesalahan, keturunan yang jahat-jahat, anak-anak yang berlaku buruk! Mereka meninggalkan TUHAN, menista Yang Mahakudus, Allah Israel, dan berpaling membelakangi Dia.
1:5 Di mana kamu mau dipukul lagi, kamu yang bertambah murtad? Seluruh kepala sakit dan seluruh hati lemah lesu.
1:6 Dari telapak kaki sampai kepala tidak ada yang sehat: bengkak dan bilur dan luka baru, tidak dipijit dan tidak dibalut dan tidak ditaruh minyak.
1:7 Negerimu menjadi sunyi sepi, kota-kotamu habis terbakar; di depan matamu orang-orang asing memakan hasil dari tanahmu. Sunyi sepi negeri itu seolah-olah ditunggangbalikkan orang asing.
1:8 Puteri Sion tertinggal sendirian seperti pondok di kebun anggur, seperti gubuk di kebun mentimun dan seperti kota yang terkepung.
1:9 Seandainya TUHAN semesta alam tidak meninggalkan pada kita sedikit orang yang terlepas, kita sudah menjadi seperti Sodom, dan sama seperti Gomora.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.