Selasa, 20 Agustus 2013

Menjadi “Pelari Jarak Jauh”

Rabu, 21 Agustus 2013
Bacaan Alkitab: Yeremia 12:1-5
Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?” (Yer 12:5)


Menjadi “Pelari Jarak Jauh”


Ada suatu perbedaan yang besar antara pelari jarak jauh (maraton) dan juga pelari jarak dekat (sprint). Pelari jarak jauh tidak akan menghabiskan energinya untuk berlari cepat, karena ia tahu bahwa jarak yang harus ditempuh cukup jauh dan percuma jika ia menghabiskan energinya hanya untuk memimpin di awal perlombaan tetapi akhirnya kehabisan stamina di akhir (atau bahkan tidak mampu mencapai garis akhir). Sementara itu pelari jarak dekat akan menggunakan seluruh energinya untuk dapat mencapai garis akhir secepat-cepatnya. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, tetapi kira-kira, gambaran mana yang  paling cocok dengan hidup anak-anak Tuhan?

Bacaan Alkitab kita hari ini berbicara tentang Yeremia yang bercakap-cakap dengan Tuhan. Awalnya Yeremia mengeluh kepada Tuhan tentang keadilan di negeri Israel dan Yehuda. Ia melihat bahwa hidup orang-orang fasik dan orang-orang yang tidak setia justru menjadi mujur (ay. 1). Yeremia melihat juga bahwa orang-orang fasik justru tumbuh subur dan berakar, bahkan berbuah lebat (ay. 2).

Hal itu membuat nabi Yeremia gusar. Ia ingin berbantah dengan Tuhan. Ia protes kepada Tuhan, “Mengapa justru orang fasik tidak langsung dihukum tetapi malah sepertinya dibiarkan dan bahkan diberkati oleh Tuhan?”. Yeremia pun menceritakan kondisi dirinya kepada Tuhan bahwa selama ini ia telah memiliki hati yang luar biasa kepada Tuhan (ay. 3a). Yeremia bahkan meminta Tuhan untuk segera memusnahkan orang-orang fasik di negerinya, dan berharap justru orang-orang yang baik (seperti Yeremia) itulah yang akan disisakan Tuhan di negerinya (ay. 3b-4).

Saya sebelumnya pernah menulis renungan tentang ini juga, tetapi berhenti di ayat 4. Saat saya membaca jawaban Tuhan di ayat 5, saya justru semakin kagum dengan jawaban Tuhan tersebut (Ketika saya membaca ayat 5, walaupun tidak disebutkan dengan jelas bahwa itu adalah suara Tuhan, tetapi saya membaca bahwa ayat 5 tersebut bukanlah suara Yeremia, tetapi jawaban Tuhan kepada Yeremia). Di saat Yeremia sepertinya mengeluh tentang kondisinya dan membandingkan dengan kondisi orang fasik, di situ Tuhan menjawab dengan tegas, “Jika engkau telah berlari dengan orang yang berjalan kaki dan engkau sudah lelah, bagaimana engkau hendak berpacu melawan kuda?” (ay. 5).

Ayat 5 ini sangat menarik, karena di situ Tuhan menjelaskan suatu kebenaran yang luar biasa kepada Yeremia. Dalam bahasa sederhana, sebenarnya Tuhan ingin berkata demikian, “Yeremia, untuk apa kamu menyusahkan dirimu dengan melihat dan membanding-bandingkan hidupmu dengan orang fasik. Itu sama saja kamu menghabiskan energimu untuk berkeluh kesah tentang hal-hal kecil, padahal ada banyak hal-hal besar menanti di depanmu”. Dan jujur saja, ayat ini juga sangat mengingatkan saya, bahwa seringkali saya menghabiskan energi saya untuk hal-hal yang sepele, yang sebenarnya tidak perlu saya pikirkan terlalu dalam.

Seringkali ketika kita mau melakukan hal besar yang Tuhan ingin kita lakukan, kita justru disibukkan dengan hal-hal kecil yang mengganggu stamina iman kita. Ingat kisah Maria dan Marta? Marta disibukkan dengan hal-hal kecil yang menguras “stamina” Marta. Akibatnya Marta tidak bisa melihat bahwa dekat dengan Tuhan itu adalah hal yang penting yang harus ia lakukan. Ia kehilangan prioritas yang seharusnya ia lakukan terlebih dahulu.

Bagaimana dengan kita? Ingat bahwa Tuhan menjadikan kita anak-anakNya sebagai seorang “pelari jarak jauh”. Oleh karena itu penting untuk menjaga dan juga meningkatkan “stamina rohani” kita alias iman kita. Seorang pelari jarak jauh mungkin tidak berlari secepat pelari sprinter, tetapi umumnya mereka berlari dengan kecepatan yang konstan dan “mengatur strategi” agar tidak kehabisan stamina sebelum mencapai garis akhir. Itulah juga yang Allah ingin kita lakukan. Orang yang selamat bukanlah orang yang bertobat kemudian tiba-tiba murtad dan berbalik menolak Yesus. Orang-orang murtad semacam ini akan binasa (Ibr 6:6). Tetapi orang yang selamat adalah orang yang mampu memelihara imannya hingga garis akhir (2 Tim 4:7).

Oleh karena itu, latihlah diri kita beribadah (1 Tim 4:7-8). Jangan biarkan hal-hal kecil mengurangi stamina rohani kita atau malah justru membuat kita kehabisan stamina rohani sebelum waktunya. Ketika kita mulai berjemaat di gereja, atau mulai melayani Tuhan di gereja, kita akan melihat banyak hal-hal kecil yang mungkin secara tidak sadar menghabiskan stamina rohani kita. Kita terjebak dengan membicarakan kejelekan orang lain, atau terlalu sibuk mengurusi segala macam tetek bengek yang sebenarnya tidak perlu kita urusi. Biarkan kita melakukan bagian kita yang seharusnya, dan mempercayakan bagian orang lain kepada orang lain yang memang bertugas untuk itu. Jangan habiskan stamina kita hanya untuk hal-hal sepele yang tidak penting. Tetapi fokuslah kepada Tuhan, sehingga kita mampu berlari dan menempuh jarak jauh guna mencapai garis akhir kehidupan kita.


Bacaan Alkitab: Yeremia 12:1-5
12:1 Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia?
12:2 Engkau membuat mereka tumbuh, dan mereka pun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati mereka.
12:3 Ya TUHAN, Engkau mengenal aku, Engkau melihat aku, dan Engkau menguji bagaimana hatiku terhadap Engkau. Tariklah mereka ke luar seperti domba-domba sembelihan, dan khususkanlah mereka untuk hari penyembelihan. --
12:4 Berapa lama lagi negeri ini menjadi kering, dan rumput di segenap padang menjadi layu? Karena kejahatan penduduknya binatang-binatang dan burung-burung habis lenyap, sebab mereka telah mengira: "Ia tidak akan melihat tingkah langkah kita!"
12:5 "Jika engkau telah berlari dengan orang berjalan kaki, dan engkau telah dilelahkan, bagaimanakah engkau hendak berpacu melawan kuda? Dan jika di negeri yang damai engkau tidak merasa tenteram, apakah yang akan engkau perbuat di hutan belukar sungai Yordan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.