Kamis, 22 Agustus
2013
Bacaan Alkitab: Titus
2:1-5
“Laki-laki yang tua hendaklah hidup sederhana,
terhormat, bijaksana, sehat dalam iman, dalam kasih dan dalam ketekunan.” (Tit
2:2)
Nasehat bagi
Orang yang Lebih Tua
Alkitab baik
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, ditulis dalam konteks budaya orang Israel
atau orang Yahudi. Dalam hal ini, orang Yahudi hampir mirip dengan orang
Indonesia atau orang Asia, yaitu menghargai senioritas. Inti dari budaya
tersebut sebenarnya sangat sederhana: orang yang muda harus tunduk kepada orang
yang lebih tua dan menghargai serta menghormati mereka. Budaya ini memang
adalah budaya yang sangat baik jika dibandingkan dengan budaya bebas atau
budaya liberal yang ada di negara-negara barat. Namun sayangnya, budaya ini
juga mengandung beberapa kelemahan, yaitu orang yang lebih tua umumnya enggan
untuk dinasehati oleh orang yang lebih muda. Orang yang lebih tua merasa bahwa
mereka lebih banyak tahu dibandingkan orang yang lebih muda sehingga jika generasi
tua ini melakukan hal yang salah, dampaknya akan dengan mudah menurun kepada
generasi muda.
Hal yang sama
terjadi kepada bangsa Israel atau bangsa Yahudi. Ketika satu generasi tidak
taat kepada Tuhan, biasanya generasi di bawahnya juga akan tidak taat kepada Tuhan.
Oleh karena itu dalam suratnya kepada Titus, Paulus memberi suatu nasehat
kepada Titus, yaitu suatu ajaran yang sehat yang harus disampaikan Titus kepada
jemaat yang dipimpinnya (ay. 1). Isi dari nasehat Paulus itu sebenarnya adalah
hal yang biasa saja, yaitu:
Pertama, orang (laki-laki)
yang lebih tua harus hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman,
dalam kasih, dan dalam ketekunan (ay. 2). Ayat 2 ini sebenarnya jika mau
dibahas satu persatu dan mendalam akan sangat luar biasa. Tetapi karena di
renungan ini saya tidak memiliki banyak tempat untuk menjelaskan semuanya, saya
menyimpulkan ayat 2 ini dengan satu kalimat sederhana: orang (laki-laki) yang
lebih tua harus mampu hidup dengan memberi teladan yang benar, yaitu teladan
Kristus. Mengapa Paulus menulis ayat 2 ini untuk terutama untuk laki-laki?
Karena laki-laki yang tua pada umumnya adalah para ayah. Mereka menjadi
pemimpin bagi keluarganya. Salah satu tugas dan tanggung jawab seorang pemimpin
adalah memimpin para anggotanya ke arah yang benar. Sama seperti Kristus telah
memimpin jemaat dan memberikan teladan yang benar, maka laki-laki tua juga harus
bertindak yang demikian. Cara hidup mereka harus mencerminkan cara hidup yang
benar, jika memungkinkan tanpa cela sedikitpun, sehingga generasi di bawahnya
dapat mencontoh kehidupan mereka.
Kedua, orang
(perempuan) yang lebih tua, selain harus hidup sebagai orang yang beribadah,
tidak memfitnah, hidup bijaksana dan suci, rajin, baik hati, dan lain
sebagainya, tetapi juga harus cakap mengajar hal-hal yang baik kepada generasi
muda (ay. 3 & 5). Mengapa Paulus menulis ayat 3 ini terutama untuk para
perempuan? Karena dalam kebudayaan Israel atau Yahudi, perempuan umumnya
tinggal di rumah dan mendidik anak-anak mereka. Pendidikan iman Kristiani yang
paling penting bukanlah pendidikan agama Kristen di sekolah, bukanlah ibadah
sekolah minggu di gereja-gereja, tetapi adalah pendidikan secara informal oleh
orang tua (baca: ibu) kepada anak-anaknya, bahkan si anak masih berusia dini
sekalipun. Oleh karena itu, seorang perempuan yang lebih tua tidak hanya
dituntut untuk hidup benar, tetapi juga untuk cakap mengajarkan kebenaran
tersebut. Hal ini diperkuat juga bahwa tugas perempuan yang lebih tua adalah
untuk mendidik perempuan-perempuan muda agar hidup dalam kasih (ay. 4).
Ini adalah suatu
nasehat dari Paulus yang luar biasa, mengingat Paulus sendiri tidak pernah
menikah. Walaupun demikian, Paulus mampu memberikan nasehat yang sangat
bijaksana, dan pertama-tama ditujukan kepada orang-orang yang lebih tua. Orang
yang lebih tua harus dapat memberi teladan dan juga mendidik orang yang lebih
muda agar hidup dalam jalan kebenaran Firman Tuhan. Tentunya semua itu harus
dilakukan dengan motivasi yang benar, yaitu agar nama Tuhan tidak dihujat orang
(karena hidup kita tidak sesuai dengan Firman Tuhan dan kita justru menjadi
batu sandungan bagi orang lain), tetapi justru agar nama Tuhan dimuliakan lewat
hidup kita.
Bagaimana dengan
kita? Seberapapun mudanya usia kita, pasti ada generasi di bawah kita yang harus kita
didik bukan? Walaupun kita belum memiliki anak sekalipun, ada adik-adik kita,
atau orang-orang yang lebih muda dari kita. Merekalah tanggung jawab kita. Kita
harus hidup benar sehingga mereka juga
dapat mencontoh kehidupan kita. Terlebih kita yang diberi tanggung jawab berupa
anak dari Tuhan. Kita pun perlu mendidik anak kita dalam kebenaran Firman Tuhan
sedari kecil. Sudahkah kita melakukannya?
Bacaan Alkitab: Titus
2:1-5
2:1 Tetapi
engkau, beritakanlah apa yang sesuai dengan ajaran yang sehat:
2:2 Laki-laki
yang tua hendaklah hidup sederhana, terhormat, bijaksana, sehat dalam iman,
dalam kasih dan dalam ketekunan.
2:3 Demikian juga
perempuan-perempuan yang tua, hendaklah mereka hidup sebagai orang-orang
beribadah, jangan memfitnah, jangan menjadi hamba anggur, tetapi cakap
mengajarkan hal-hal yang baik
2:4 dan dengan
demikian mendidik perempuan-perempuan muda mengasihi suami dan anak-anaknya,
2:5 hidup
bijaksana dan suci, rajin mengatur rumah tangganya, baik hati dan taat kepada
suaminya, agar Firman Allah jangan dihujat orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.