Rabu, 5 Oktober 2016
Bacaan
Alkitab: Matius 5:10-12
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah
yang empunya Kerajaan Sorga. (Mat 5:10)
Dianiaya tetapi Berbahagia
Jika saat ini kita diberi pilihan,
apakah mau jadi orang Kristen tapi mengalami aniaya, atau orang Kristen yang
tidak mengalami aniaya, kira-kira pilihan apa yang akan kita pilih? Tentu
hampir semua akan memilih menjadi orang Kristen yang tidak teraniaya. Namun
demikian, ternyata Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa orang yang dianiaya karena
kebenaran, akan berbahagia. Bahkan mereka adalah yang empunya Kerajaan Surga (ay. 10). Pertanyaannya
adalah, bagi orang-orang Kristen yang saat ini merasa teraniaya, apakah aniaya
tersebut timbul karena kebenaran, atau karena kesalahannya sendiri?
Banyak orang Kristen yang merasa cukup
berpuas diri dengan merasa teraniaya, misalnya karena hidup serba
berkekurangan, padahal hal tersebut terjadi karena ia melakukan kesalahan
pengolahan keuangan. Ada pula orang Kristen yang merasa sudah dihina dan
dicela, bahkan merasa difitnah, dan itu dipandang sebagai suatu anugerah.
Padahal hinaan, celaan, bahkan fitnahan tersebut sebenarnya memang karena
kesalahan yang dilakukannya sendiri.
Tuhan Yesus berkata bahwa orang-orang
Kristen akan berbahagia jika mereka dicela dan dianiaya karena Tuhan, bukan
karena kesalahan yang dilakukan orang tersebut (ay. 11a). Bahkan mengenai kata
fitnah itu sendiri, kita harus belajar sungguh-sungguh apa artinya kata fitnah.
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan fitnah sebagai “perkataan bohong
atau tanpa berdasarkan kebenaran yang disebarkan dengan maksud menjelekkan
orang (seperti menodai nama baik, merugikan kehormatan orang)”. Artinya, fitnah
itu adalah perkataan bohong atau perkataan yang tidak benar. Jika memang orang
menghina kita karena kesalahan yang kita lakukan, itu bukanlah fitnah,
melainkan fakta. Jadi dalam hal ini kita tidak bisa mengaku bahwa kita
difitnah, melainkan memang faktanya kita melakukan segala yang jahat (ay. 11b).
Namun jika kita difitnah padahal kita
melakukan kebenaran, sama seperti Tuhan Yesus menderita dan difitnah karena
melakukan apa yang benar di hadapan Allah Bapa, maka kita patut bersukacita dan
bergembira. Alasan kita bersukacita dan berbahagia adalah karena upah kita
besar di surga (ay. 12a). Tentu dalam hal ini kita harus melihat kehidupan para
nabi di masa lalu yang telah mengalami aniaya karena memilih hidup yang benar
(ay. 12b). Kita bisa melihat bagaiamana nabi-nabi
di masa lalu seperti Elia dan Yeremia mengalami penderitaan dan sengsara karena
menyuarakan suara Tuhan yang benar meskipun berbeda dengan pendapat raja yang
berkuasa.
Oleh karena itu penting bagi kita untuk
dianiaya dengan benar. Dianiaya dengan benar ini dapat diartikan sebagai
menderita karena kebenaran. Kalaupun kita tidak sampai mengalami penderitaan
fisik karena melakukan yang benar, minimal jiwa kita akan tersiksa dan
menderita jika kita melihat orang-orang yang tidak melakukan kebenaran. Kita
mungkin tersudut jika kita tahu apa yang benar dan tetap bertahan dengan
prinsip kebenaran itu walaupun orang lain melakukan yang sebaliknya. Jika kita
setia seperti itu, maka itulah menderita karena kebenaran. Siapkah kita
menderita karena kebenaran yang sejati?
Bacaan
Alkitab: Matius 5:10-12
5:10 Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.
5:11 Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan
kepadamu difitnahkan segala yang jahat.
5:12 Bersukacita dan bergembiralah, karena upahmu besar di sorga, sebab
demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang sebelum kamu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.