Senin, 3 Oktober 2016
Bacaan
Alkitab: Yeremia 8:8-11
Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana, dan kami mempunyai Taurat
TUHAN? Sesungguhnya, pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong. (Yer 8:8)
Pena Palsu Penyurat
Dalam Alkitab Istilah “pena palsu” juga
hanya disebutkan satu kali dalam Alkitab. Akan tetapi, hal ini ternyata sangat
penting bagi orang-orang yang sungguh rindu hidup benar di hadapan Tuhan.
Firman Tuhan seperti ini tidak akan ada artinya bagi mereka yang masih
mencintai dunia, tetapi bagi mereka yang bersedia meninggalkan dunia untuk
hidup berkenan di hadapan Tuhan, maka Firman Tuhan seperti ini akan sangat
berharga.
Bagian bacaan Alkitab kita hari ini
berbicara tentang Yeremia yang mengucapkan Firman Tuhan kepada para
pemimpin-pemimpin rohani bangsa Israel. Yeremia menantang mereka yang berkata
bahwa mereka bijaksana dan mempunyai Taurat Tuhan (ay. 8a). Yeremia menantang
mereka yang secara posisi adalah para imam dan pemimpin rohani. Ya, Yeremia
tidak takut kepada mereka, karena walaupun mereka berkata bahwa mereka memiliki
Taurat Tuhan yang benar, tetapi jika yang menyampaikan adalah pendusta, maka
sesungguhnya pena palsu penyurat (yaitu para pengkhotbah atau pemberita
Firman) telah membuat Taurat tersebut
menjadi suatu kebohongan (ay. 8b).
Sesungguhnya kebohongan itu akan
membuat mereka yang mengaku bijaksana akan menjadi malu (ay. 9a). Hal ini
didasarkan pada fakta atau kenyataan bahwa mereka sebenarnya adalah orang-orang
yang telah menolak Firman Tuhan. Hal ini membuat Yeremia bertanya kepada
mereka, “Kebijaksanaan apakah yang masih ada pada mereka?” (ay. 9b). Tentu
orang-orang ini masih memiliki bisa berkata-kata dengan penuh “kebijaksanaan”, walau
sebenarnya itu adalah semacam kata-kata yang sama dengan para motivator dunia.
Hikmat yang mereka miliki bukanlah hikmat dari Tuhan, tetapi adalah hikmat
manusia semata.
Sebagai hukumannya, pada akhirnya
kerajaan Yehuda pun dicerai-beraikan oleh Tuhan. Bangsa Yehuda dibuang ke dalam
pembuangan ke Babel. Mereka dibuang dengan tidak membawa apa-apa. Ada yang
mengalami isterinya diberikan kepada orang lain (karena para prianya sudah
terbunuh dalam pertempuran), tanah dan ladang yang dimiliki pun dikuasai orang
lain, dan lain sebagainya (ay. 10a). Tuhan menghukum mereka karena semuanya
tidak mencari Tuhan, tetapi hanya mengejar untung semata (ay. 10b). Bahkan yang
lebih menakutkan lagi, Tuhan berkata bahwa para nabi (palsu) dan imam (palsu)
yang ada di seluruh kerajaan Yehuda adalah tukang tipu (ay. 10c).
Tukang tipu di sini dapat diartikan
sebagai orang-orang yang hanya mengucapkan perkataan dusta dan bukan Firman
Tuhan. Nabi dan imam seharusnya menyampaikan suara Tuhan kepada para rakyat.
Mereka seharusnya mengajarkan mengenai hukum dan perintah Tuhan supaya ditaati
oleh segenap rakyat. Mereka seharusnya mengajarkan apa yang benar menurut Firman
Tuhan, sehingga rakyat tidak salah melangkah. Salah satu ciri pengajaran yang
tidak benar adalah dengan cara menyuarakan “damai sejahtera” yang tidak
proporsional (ay. 11). Saya setuju bahwa Tuhan akan memberikan damai sejahtera
kepada umat-Nya. Akan tetapi jika umat Tuhan masih hidup di dalam dosa dan
kesalahan, Tuhan juga adalah Tuhan yang adil. Tidak akan ada damai sejahtera
sebelum adanya pemberesan dosa di hadapan Tuhan. Jikalau pun ada, itu hanyalah
“damai sejahtera” yang semu dan palsu, sama seperti para nabi dan imam di masa
Yeremia hidup yang bertindak seperti pena palsu penyurat.
Bacaan
Alkitab: Yeremia 8:8-11
8:8 Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana, dan kami mempunyai
Taurat TUHAN? Sesungguhnya, pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi
bohong.
8:9 Orang-orang bijaksana akan menjadi malu, akan terkejut dan tertangkap.
Sesungguhnya, mereka telah menolak firman TUHAN, maka kebijaksanaan apakah yang
masih ada pada mereka?
8:10 Sebab itu Aku akan memberikan isteri-isteri mereka kepada orang lain,
ladang-ladang mereka kepada penjajah. Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang
besar, semuanya mengejar untung; baik nabi maupun imam, semuanya melakukan
tipu.
8:11 Mereka mengobati luka puteri umat-Ku dengan memandangnya ringan,
katanya: Damai sejahtera! Damai sejahtera!, tetapi tidak ada damai sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.