Jumat, 07 Oktober 2016

Tidak Mungkin Lagi Dipulihkan



Jumat, 7 Oktober 2016
Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 36:14-16
Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan. (2 Taw 36:16)


Tidak Mungkin Lagi Dipulihkan


Beberapa waktu yang lalu ketika saya datang di gereja, pendeta saya berkhotbah tentang belas kasihan Tuhan. Beliau berkhotbah tentang bagaimana Tuhan adalah Tuhan yang penuh dengan belas kasihan. Ia tidak ingin ada yang binasa, sehingga orang Kristen pun juga harus senantiasa punya belas kasihan. Jika ada orang yang jatuh, orang lain justru harus membantunya dan bukannya justru menghujatnya. Ya, demikian inti khotbah pendeta saya pada waktu itu.

Secara umum, saya pun setuju mengenai hal ini. Kita perlu mengenakan belas kasihan seperti yang dikenakan Tuhan Yesus selama hidup-Nya di dunia ini. Kita juga harus memiliki kerinduan agar semua orang bertobat dan hidup benar di hadapan Tuhan. Namun satu hal yang kita juga harus ingat, bahwa kesempatan untuk bertobat itu juga terbatas. Ada masa-masa dimana kita masih bisa berjuang untuk bertobat, tetapi jika kita tidak mau bertobat, maka kesempatan itu pun akan sirna.

Bangsa Israel dan Yehuda adalah contoh nyatanya. Dalam bacaan Alkitab kita hari ini kita akan secara khusus melihat tentang contoh dari akhir bangsa Yehuda. Alkitab menulis bahwa kehidupan bangsa Yehuda sudah sangat bobrok dan najis di pandangan Tuhan. Para pemimpin, baik pemimpin rohani (imam), maupun pemimpin rakyat (raja dan aparat lainnya) berkali-kali berubah setia dengan mengikuti kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa lain (ay. 14a). Tidak hanya itu saja, Rumah Tuhan (Bait Allah) di Yerusalem pun dinajiskan oleh mereka, yaitu ketika raja-raja Yehuda menyembah dewa-dewa lain di Rumah Tuhan tersebut (ay. 14b).

Tuhan sebenarnya adalah Tuhan yang penuh dengan belas kasihan. Tuhan tidak ingin ada manusia yang binasa. Bagaimanapun juga, di dalam diri manusia, ada gambar dan rupa Allah. Tuhan sangat sayang kepada umat-Nya dan kepada tempat kediaman-Nya (ay. 15b). Namun demikian, belas kasihan Tuhan juga tidak terpisahkan dari keadilan Tuhan. Tuhan sudah berupaya mengingatkan bangsa Yehuda agar bertobat melalui utusan-utusan yang dikirim oleh-Nya (ay. 15a). Akan tetapi karena mereka tidak pernah mau mendengarkan suara Tuhan, bahkan mengolok-olok utusan-Nya, menghina Firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya, maka Tuhan pun akhirnya murka kepada bangsa Yehuda (ay. 16a).

Tentu kita harus paham bahwa kejahatan yang dilakukan oleh bangsa Yehuda itu adalah kejahatan yang sangat besar di hadapan Tuhan. Bangsa Yehuda adalah bangsa yang diberikan hukum Taurat untuk diikuti, bangsa yang senantiasa diingatkat Tuhan melalui nabi-nabi-Nya, bangsa yang senantiasa diberikan mujizat, perlindungan ilahi, serta tanda-tanda heran, dan lain sebagainya. Pendek kata, bangsa Yehuda adalah bangsa yang “diberi banyak” oleh Tuhan. Oleh sebab itu, mereka juga dituntut banyak oleh Tuhan. Jika mereka berdosa setelah melihat penyertaan dan perlindungan Tuhan yang hebat bagi mereka, maka itu dapat diartikan bahwa mereka sudah sama sekali tidak mungkin lagi bisa dipulihkan (ay. 16b).

Aplikasi bagi kita yang hidup di masa kini, kita haru menyadari prinsip ini. Jangan sampai kita menjadi orang-orang yang sudah tidak mungkin lagi dipulihkan. Dalam hal ini, justru yang harus lebih berhati-hati adalah orang-orang yang “diberi banyak” oleh Tuhan. Mereka adalah orang-orang yang telah diberkati Tuhan secara luar biasa, orang-orang yang telah mengalami mujizat Tuhan dalam hidupnya, dan juga orang-orang yang telah diberikan karunia yang luar biasa. Mereka bisa merupakan jemaat biasa atau juga para hamba-hamba Tuhan. Apapun posisinya, satu hal yang mesti kita ingat, bahwa kita harus senantiasa menjaga diri kita dan senantiasa rendah hati jika kita salah. Segeralah bertobat jika kita salah, jangan menunda-nunda yang dapat berakibat kita sudah tidak dapat lagi bisa dipulihkan.


Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 36:14-16
36:14 Juga semua pemimpin di antara para imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan TUHAN di Yerusalem itu dinajiskan mereka.
36:15 Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.
36:16 Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.