Selasa, 25 Oktober 2016
Bacaan
Alkitab: Yohanes 1:10-13
Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya; (Yoh 1:12)
Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru
(Bagian 5)
Dalam pasal pertama dari Injil Yohanes,
Rasul Yohanes menulis mengenai doktrin Kristologi yang sangat penting. Rasul
Yohanes menulis bahwa Kristus telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan
oleh-Nya, tetapi dunia tidak mengenal-Nya (ay. 10a). Ini menunjuk bagaimana
manusia yang hidup sebelum Kristus datang sebagai manusia di dunia ini tidak
akan pernah mengenalNya, walau sebenarnya Kristuslah yang menjadikan dunia ini
(Yoh 1:1-3).
Selanjutnya, Kristus pun datang ke
dunia ini sebagai manusia, untuk mengabarkan jalan keselamatan satu-satunya
supaya manusia dapat datang kepada Bapa. Namun, ketika Ia datang ke dunia ini
kepada milik kepunyaan-Nya (dalam konteks luas adalah manusia secara umum,
namun dalam konteks sempit adalah bangsa Yahudi, yang merupakan bangsa pilihan
Allah), mereka tidak menerima kedatangan-Nya (ay. 11). Bangsa Yahudi justru
menolak Kristus dan menyalibkan serta membunuh-Nya.
Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang
yang sebenarnya adalah kepunyaan-Nya atau ciptaan-Nya justru tidak mengenal
Kristus. Namun syukur pada Tuhan bahwa di masa Perjanjian Baru, keselamatan itu
tidak hanya dianugerahkan kepada bangsa Yahudi saja, tetapi kepada semua orang
yang mau menerima-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat (ay. 12a). Mereka yang mau
menerima-Nya maka akan diberi kuasa oleh-Nya supaya menjadi anak-anak Allah
(ay. 12b).
Jadi menjadi anak-anak Allah itu tidak
otomatis, tetapi ada pilihan yaitu apakah mau menerima Tuhan Yesus Kristus atau
tidak. Kata menerima dalam teks bahasa aslinya (bahasa Yunani) adalah lambanó (λαμβάνω) yang dapat diartikan menerima secara aktif, tidak menolak,
serta taat dan mematuhi. Oleh karena itu, frasa “menerima Tuhan” tidak hanya
boleh dipahami sebagai berstatus sebagai orang Kristen dan datang ke gereja,
tetapi juga harus aktif menerima Tuhan dalam hidup kita, serta mengenakan gaya
hidup Tuhan Yesus dalam kehidupan kita, yaitu taat dan patuh terhadap segala
perintah Bapa di Surga.
Dengan taat dan patuh sepenuhnya kepada
Bapa, barulah kita memiliki kuasa untuk menjadi anak-anak Allah. Ada proses
untuk menggunakan kuasa (exousia/ἐξουσία,
yang dapat diartikan otoritas dari atas), untuk dapat mengubah status kita dari
anak-anak dunia menjadi anak-anak Allah. Kuasa sudah diberikan, artinya kita
yang sudah percaya kepada-Nya dimampukan untuk berkeadaan sebagai anak-anak
Allah. Persoalannya adalah tinggal bagaimana kita menggunakan dan memaksimalkan
kuasa tersebut untuk dapat mengerti kehendak Bapa sehingga kita bisa melakukan
kehendak-Nya dengan sempurna bagi kemuliaan Allah Bapa?
Secara daging memang kita adalah anak
bapak dan ibu kita, sehingga di dunia ini kita sah menjadi anak-anak dari orang
tua kita. Namun untuk menjadi anak-anak Allah, kita perlu memastikan bahwa kita
sudah dilahirkan dari Allah (ay.13). Lahir dari Allah sama dengan lahir baru
atau dilahirkan kembali. Ini berarti bahwa kita harus mewarisi “DNA” Allah
dalam hidup kita. Sama seperti kita mewarisi DNA (sifat/karakter/penampilan)
dari kedua orang tua kita, maka kita yang mau menjadi anak-anak Allah harus
pula memiliki DNA Allah dalam hidup kita. Ini berarti kita harus mengerti sifat
dan natur Allah, dan mengenakannya dalam kehidupan kita. Kita harus bisa hidup dengan
standar yang benar, sampai orang lain yang melihat hidup kita akan berkata “Oh,
memang orang ini adalah anak Allah, karena hidupnya sungguh luar biasa tak
bercacat tak bercela, sehingga saya bisa melihat bahwa Allahnya orang Kristen
itu benar-benar hidup dalam dirinya”. Siapkah kita menjadi anak-anak Allah?
Bacaan
Alkitab: Yohanes 1:10-13
1:10 Ia telah ada di dalam dunia dan dunia dijadikan oleh-Nya, tetapi dunia
tidak mengenal-Nya.
1:11 Ia datang kepada milik kepunyaan-Nya, tetapi orang-orang kepunyaan-Nya
itu tidak menerima-Nya.
1:12 Tetapi semua orang yang menerima-Nya diberi-Nya kuasa supaya menjadi
anak-anak Allah, yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya;
1:13 orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan
pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.