Rabu, 26 Oktober 2016
Bacaan
Alkitab: Yohanes 11:49-53
Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar
pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan
untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak
Allah yang tercerai-berai. (Yoh 11:51-52)
Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru
(Bagian 6)
Dalam Alkitab kita tidak hanya melihat
tokoh-tokoh yang baik (protagonis), tetapi juga tokoh-tokoh yang jahat bahkan
sangat jahat (antagonis). Dalam bagian bacaan Alkitab kita pada hari ini, kita
melihat bahwa ada salah seorang tokoh antagonis yang disebutkan, yaitu Imam
Besar Kayafas (ay. 49). Seorang Imam Besar adalah pemimpin rohani bangsa
Yahudi. Walaupun pada waktu itu bangsa Yahudi sedang “dijajah” oleh bangsa
Romawi, yang artinya pemimpin secara politik dan ekonomi adalah raja-raja yang
ditunjuk oleh Kaisar Romawi, namun dalam hal ibadah rohani, Kekaisaran Romawi
memberikan kebebasan penuh kepada bangsa Yahudi untuk mengatur tata cara
ibadah. Sehingga kekuasaan Imam Besar pada waktu itu sangatlah besar, bahkan
dapat dikatakan hampir menyamai kekuasaan Raja Herodes.
Sebagai Imam Besar, seharusnya apa yang
keluar dari mulutnya adalah kata-kata yang penuh hikmat sesuai dengan Hukum
Taurat. Namun, sangatlah mengerikan melihat perkataan Imam Besar Kayafas yang
bisa berkata bahwa “lebih baik satu orang mati daripada seluruh bangsa binasa”
(ay. 50). Itulah sebabnya para imam, ahli Taurat dan orang Farisi memilih untuk
menyalibkan Yesus daripada orang-orang menjadi percaya kepada-Nya dan
meninggalkan adat istiadat bangsa Yahudi. Mereka lebih memilih kehilangan Yesus
daripada kehilangan jabatan dan posisi mereka di bidang keagamaan Yahudi.
Dengan kalimat tersebut, maka mulai saat itu seluruh faksi dalam kepemimpinan
agama Yahudi (para imam, ahli Taurat dan orang Farisi) bersepakat untuk
membunuh Yesus (ay. 53).
Kalimat Imam Besar Kayafas tersebut
sebenarnya adalah kalimat yang biasa, tetapi dalam konteks keselamatan, hal itu
menjadi nubuatan bahwa Yesus akan mati bagi bangsa Yahudi (ay. 51). Tuhan Yesus
yang sebenarnya adalah Raja Orang Yahudi (sebagaimana yang ditulis di atas
salib-Nya), justru mati karena diserahkan oleh orang-orang Yahudi. Tetapi
menarik melihat ayat 51 yang ternyata diakhiri dengan tanda koma dan bukannya
tanda titik. Lanjutan ayat tersebut (yaitu ayat 52) mengatakan bahwa Tuhan
Yesus mati bukan hanya untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan
dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai berai (ay. 52).
Kata anak-anak dalam ayat 52 tersebut
bukanlah kata huios atau nothos (seperti yang nanti kita akan
bahas dalam renungan-renungan selanjutnya tentang anak-anak Allah), tetapi
menggunakan kata teknon (τέκνον), yang lebih cocok diartikan
sebagai “keturunan”. Bangsa Yahudi adalah keturunan secara legal dari Abraham,
Ishak, dan Yakub (lihat silsilah Tuhan Yesus Kristus di Lukas 3). Namun
ternyata, Allah tidak hanya memandang bahwa keturunan Yakub sajalah yang
merupakan anak-anak Allah, tetapi seluruh manusia, yang berasal dari Adam,
adalah anak-anak Allah, sama seperti Adam juga adalah anak Allah. Semua manusia
adalah keturunan dari Allah, karena ada roh yang ditempatkan-Nya dalam diri
manusia.
Oleh karena itu kita harus sadar bahwa
kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib bukan hanya untuk menebus dosa bangsa
Yahudi saja, atau menebus dosa orang Kristen saja. Semua manusia adalah
anak-anak Allah (teknon), dalam
artian keturunan Allah, yang artinya semua memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi anak-anak Allah yang sah (huios).
Tuhan datang ke dunia ini sebagai Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia,
bukan dosa orang Yahudi atau orang Kristen saja. Melalui kematian Yesus, maka
Ia dapat menghakimi seisi dunia, karena Ia telah memiliki hak penuh untuk
menghapus dosa dunia. Oleh sebab itu, bagian kita adalah berjuang untuk
menjadikan seluruh keturunan Allah menjadi anak-anak Allah yang sah di hadapan
Tuhan.
Bacaan
Alkitab: Yohanes 11:49-53
11:49 Tetapi seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun
itu, berkata kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa-apa,
11:50 dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang
mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa."
11:51 Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam
Besar pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu,
11:52 dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan
mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai.
11:53 Mulai dari hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.