Jumat, 22 Agustus
2014
Bacaan Alkitab: Galatia 6:9-10
Karena itu,
selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua
orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman. (Gal 6:10)
Selalu Berusaha
Berbuat Baik
Suatu saat, saya hendak mengisi bensin untuk
motor saya di sebuah pompa bensin. Waktu itu cukup banyak antrian di jalur
pengisian khusus untuk motor. Tiba-tiba petugas SPBU tersebut terlihat berdebat
dengan pengendara motor (seorang pria, wanita, dan anak kecil) di depan saya.
Kelihatannya petugas tersebut (seorang wanita) kesal dengan pengendara motor
tersebut walau si pengendara motor akhirnya meninggalkan SPBU tersebut. Ketika
giliran saya, saya bertanya kepada petugas SPBU, “Ada apa mbak?”. Ia menjawab,
“Itu lho, motor yang tadi saya tanya mau isi berapa, dia ngomong nggak jelas.
Terus saya tanya ‘Rp15.000?’, dia jawab ‘iya’. Ternyata pas mau bayar si
cowoknya Cuma bawa uang Rp7.000 dan katanya ga bawa uang lagi. Terus dia mau
pergi, katanya dia tadi bilang ‘Rp7.000’ gitu”. Saya hanya mengangguk tetapi
saat itu tidak terpikir untuk melakukan sesuatu hingga saya selesai mengisi
bensin dan meninggalkan SPBU tersebut.
Di jalan, saya merenung, kasihan juga petugas
SPBU tersebut. Saya yang saat itu membawa uang lebih, seharusnya membayarkan
saja selisih uang Rp8.000 tersebut, toh saya juga nggak rugi-rugi banget.
Tetapi sayangnya saat itu saya tidak terpikir dan akhirnya cukup menyesal juga
mengapa waktu itu saya tidak bilang bahwa saya akan membayar kerugian yang
disebabkan si pengendara motor yang tidak bertanggung jawab tersebut.
Jujur saja, hal itu kadang-kadang membayangi
saya dan membuat saya merasa bersalah. Memang kadang-kadang kita ingin berbuat
baik, tetapi kita merasa tidak ada kesempatan untuk berbuat baik. Di sisi lain,
ketika kesempatan itu datang, kita malah tidak melakukan kebaikan yang
seharusnya kita lakukan. Paulus dalam suratnya kepada jemaat Galatia, menulis
agar jemaat Tuhan tidak jemu-jemu berbuat baik (ay. 9a). Artinya dalam segala
hal, dalam segala kesempatan yang ada, anak-anak Tuhan harus mampu melakukan
kebaikan dalam hidupnya. Paulus mengingatkan bahwa perbuatan baik yang kita
lakukan tidak akan sia-sia. Perbuatan baik tersebut ibarat kita sedang menabur
benih, dan suatu saat kita akan menuainya, dengan catatan kita tetap setia
hingga akhir dan tidak menjadi lemah (ay. 9b).
Tentu saja kita tidak berbuat baik untuk
mendapat keselamatan atau agar kita masuk surga (Tit 3:5). Justru kita harus
membalik pola pikir kita selama ini, yaitu kita diselamatkan karena kasih
karunia Allah (Ef 2:8-9), sehingga kita harus berbuat baik kepada semua orang
(ay. 10a), terutama kepada rekan seiman kita (ay. 10b). Memang betul bahwa kita
harus berbuat baik kepada semua orang, tetapi alangkah baiknya kita juga
mendahulukan untuk berbuat baik kepada rekan-rekan seiman kita. Jangan sampai
kita terlalu banyak berbuat baik kepada
orang lain, tetapi kita lupa bahwa orang-orang di gereja kita juga membutuhkan kebaikan
kita. Bahkan mungkin keluarga kita sendiri juga membutuhkan kebaikan kita.
Berbuat baik harus menjadi suatu gaya hidup
(lifestyle) dari orang Kristen. Walaupun demikian, kita juga jangan menjadi eksklusif
dengan cara hanya berbuat baik kepada sesama orang Kristen saja. Jika demikian,
bagaimana orang di luar Kristen dapat percaya kepada Tuhan jika kita yang
adalah umat Tuhan tidak pernah menunjukkan kebaikan kita kepada mereka? Kita
harus berbuat baik, karena Tuhan juga lebih dahulu berbuat baik kepada
kita, bahkan sangat baik karena
menganugerahkan keselamatan kepada jiwa kita ketika kita percaya kepadaNya.
Oleh karena itu, selagi masih ada kesempatan, selagi kita masih hidup di dunia
ini, perbuatlah kebaikan bagi kemuliaan nama Tuhan.
Bacaan Alkitab: Galatia 6:9-10
6:9 Janganlah
kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan
menuai, jika kita tidak menjadi lemah.
6:10 Karena itu,
selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua
orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.