Jumat, 15 Agustus
2014
Bacaan Alkitab: Kejadian 27:27-29
Bangsa-bangsa
akan takluk kepadamu [Yakub], dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu; jadilah
tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu. Siapa
yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau,
diberkatilah ia. (Kej 27:29)
Bolehkah
Mengutuki Bangsa Israel?
Saat tulisan ini saya buat, konflik antara
Israel dan Palestina kembali meletus dan menimbulkan banyak korban jiwa dan
luka-luka. Tidak terhitung berapa banyak kerugian yang diderita (khususnya dari
pihak Palestina). Indonesia sebagai negara dengan penduduk beragama Islam
terbesar di dunia, bereaksi keras dengan mengecam serangan Israel ke Palestina
(Jalur Gaza). Bahkan sejumlah individu maupun kelompok Muslim sampai mengutuk Israel
yang menyerang Palestina. Pertanyaan yang muncul adalah, bagaimana sikap yang
seharusnya dilakukan orang Kristen terkait konflik ini?
Memang banyak pendapat yang berbeda-beda dari
orang-orang, termasuk dari para hamba Tuhan. Tetapi saya ingin menekankan bahwa
orang Kristen seharusnya tidak boleh mengutuki bangsa Israel. Lho, kok bisa
begitu? Bukankah Israel sudah menindas bangsa Palestina dan juga bangsa-bangsa
lain? Memang benar. Saya sendiri tidak setuju dengan apa yang dilakukan oleh
Israel kepada Palestina. Tetapi jangan hal tersebut dijadikan alasan bagi kita
orang Kristen untuk mengutuki bangsa Israel.
Bacaan Alkitab hari ini berkata bahwa Yakub (yang
kemudian disebut Israel), mendapatkan berkat dari Ishak, ayahnya, walaupun dilakukan
dengan cara yang tidak benar, yaitu menipu ayahnya sendiri (ay. 27). Walaupun
demikian, Ishak tetap memberkati dengan penuh kelimpahan kepada Yakub (ay.
28-29a), dan bahkan ditambahkan sebuah kalimat “sakti”, yaitu “Siapa yang
mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah
ia” (ay. 29a).
Ayat ini masih menjadi ayat yang
kontroversial. Sebagian hamba Tuhan berpendapat bahwa ayat tersebut seharusnya
sudah tidak berlaku lagi, karena jika Israel tetap melakukan pelanggaran dan
bertindak sewenang-wenang, maka kita sebagai umat Tuhan harus tetap mengecam
bahkan mengutuk. Di sisi lain, sebagian hamba Tuhan (termasuk saya) percaya
bahwa ayat dalam Alkitab (meskipun di Perjanjian Lama) tetap berlaku juga,
bahkan hingga saat ini.
Saya sendiri melihat minimal ada dua alasan mengapa
kita tidak boleh mengutuk bangsa Israel. Pertama karena ayat 29a tersebut, kita
tidak boleh mengutuk agar kita juga tidak mendapatkan kutuk. Dan yang kedua
adalah karena memang seharusnya orang Kristen tidak boleh mengutuk orang lain.
Ingat bahwa lidah kita seharusnya kita gunakan untuk memberkati orang lain,
untuk memuji dan memuliakan Tuhan, dan bukan untuk mengucapkan kutuk (Yak
3:9-10).
Sebenarnya, orang Kristen seharusnya menjadi
orang yang paling membenci apa yang dilakukan oleh bangsa Israel atau bangsa
Yahudi. Mengapa demikian? Karena yang menyalibkan Yesus adalah para imam-imam
kepala, ahli Taurat dan orang Farisi yang jelas-jelas adalah orang Yahudi juga.
Bahkan di masa-masa jemaat mula-mula, orang Yahudi sangat gencar menganiaya
orang Kristen. Walaupun demikian, ingat perintah Yesus untuk tetap mengasihi
musuh kita (Mat 5:44), sehingga ditambah dengan alasan sebelumnya, kita tetap
tidak boleh mengutuki bangsa Israel. Jangankan bangsa Israel, orang lain yang
tidak seiman pun atau orang lain yang menganiaya kita pun tidak boleh kita
kutuki, tetapi justru kita harus tetap mendoakan bahkan memberkati mereka.
Memang hal ini akan menyebabkan orang Kristen
seakan-akan tidak memiliki prinsip. Atau gereja Tuhan seperti diam dan tidak berani menyatakan pendapat atau tidak
menyampaikan suara keprihatinan terhadap krisis Israel dan Palestina. Akan
tetapi, saya melihat bahwa gereja harus lebih berhati-hati, bahkan jemaat Tuhan
juga harus lebih berhati-hati agar jangan sampai “tergoda” untuk ikut-ikutan
mengutuk Israel. Kita boleh ikut dalam aksi keprihatinan yang diadakan
teman-teman kita, tetapi dalam aksi tersebut, jangan sampai kita mengucapkan
kata kutuk kepada bangsa Israel. Lebih baik kita membantu melalui aksi sosial
atau aksi kemanusiaan dalam bentuk
bantuan kepada pengungsi Palestina (ingat bahwa di Palestina pun tidak hanya
ada orang Muslim tetapi juga ada orang Kristen, dan mereka juga menderita
akibat agresi Israel), atau yang paling penting adalah kita mendoakan
pihak-pihak yang bertikai. Doa adalah salah satu “senjata” terhebat di dunia
ini. Dengan doa, kita dapat meminta kedamaian dan berdoa agar pihak-pihak yang
bertikai juga dapat mengenal kasih Tuhan. Sekali lagi, mohon diingat agar kita
jangan sampai mengutuki atau terpancing untuk mengutuki bangsa Israel. Bukanlah
mendoakan atau memberkati jauh lebih baik daripada mengutuki?
Bacaan Alkitab: Kejadian 27:27-29
27:27 Lalu
datanglah Yakub dekat-dekat dan diciumnyalah ayahnya. Ketika Ishak mencium bau
pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: "Sesungguhnya bau anakku
adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN.
27:28 Allah akan
memberikan kepadamu embun yang dari langit dan tanah-tanah gemuk di bumi dan
gandum serta anggur berlimpah-limpah.
27:29
Bangsa-bangsa akan takluk kepadamu, dan suku-suku bangsa akan sujud kepadamu;
jadilah tuan atas saudara-saudaramu, dan anak-anak ibumu akan sujud kepadamu.
Siapa yang mengutuk engkau, terkutuklah ia, dan siapa yang memberkati engkau, diberkatilah
ia."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.