Sabtu, 16 Agustus
2014
Bacaan Alkitab: Ayub 28:12-19
... Memiliki
hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara. (Ayb 28:18b)
Yang Lebih Baik
daripada Mutiara
Mutiara adalah salah satu benda yang cukup
berharga yang sering dijadikan perhiasan. Jika dibandingkan dengan benda berharga
lainnya seperti emas, perak, intan, atau berlian, tetap saja mutiara berbeda
dengan barang berharga lainnya. Mutiara adalah barang berharga yang berasal
dari makhluk hidup. Mutiara terjadi karena adanya debu, pasir, atau “gangguan”
yang masuk ke dalam kerang penghasil mutiara, sehingga kerang tersebut kemudian
melapisi debu atau pasir tersebut dengan lendirnya yang kemudian setelah
berlapis-lapis akan mengeras dan terbentuklah mutiara. Hal tersebut jelas
berbeda dengan intan atau emas yang memang terbentuk secara alami (karena
proses geologi) tanpa campur tangan makhluk hidup.
Tentu hal tersebut menjadikan mutiara sebagai
salah satu benda yang cukup berharga. Namun demikian, Ternyata ada hal yang
lebih berharga dan lebih baik daripada memiliki mutiara dan bahkan jika
dibandingkan dengan emas ataupun permata. Apakah hal itu? Ya, benar, hal itu
adalah hikmat. Alkitab mengatakan bahwa memiliki hikmat adalah lebih baik dari
pada [memiliki] mutiara (ay. 18b). Bahkan tidak hanya lebih baik dibandingkan
mutiara, Alkitab juga menulis bahwa hikmat tidak dapat digantikan dengan emas,
perak, maupun permata dan perhiasan yang banyak jumlahnya (ay. 15-18a, 19).
Mengapa demmikian?
Hikmat adalah sesuatu yang membuat kita untuk
dapat bertindak dengan bijaksana dalam kehidupan kita. Tentu saja hikmat tidak
akan mudah untuk diperoleh (ay. 12). Walaupun seseorang sudah bersekolah sejak
SD, SMP, SMA, bahkan mengambil kuliah D3, S1, S2, S3, bahkan hingga bergelar
Profesor sekalipun, belum tentu hal tersebut dapat membuat seseorang menjadi berhikmat. Hikmat
yang benar adalah hikmat yang berasal dari Tuhan Allah sendiri, bukan sekedar
hikmat manusia. Oleh karena itu, jalan ke sana tidak akan diketahui oleh
manusia jika ia berusaha dengan cara manusia (ay. 13). Hikmat tidak akan ditemukan
di dasar laut atau di puncak gunung (ay. 14). Hikmat sejati hanya dapat
diperoleh ketika manusia mendekatkan diri kepada Tuhan dan mau melakukan sesuai
dengan cara dan metode Tuhan.
Bacaan Alkitab kita di atas bukan ditulis
oleh Salomo, sebagai seseorang yang paling berhikmat (karena ketika Tuhan
memberi kesempatan kepada Salomo untuk meminta sesuatu kepadaNya, Salomo
meminta hikmat), atau ditulis oleh Daud sebagai seseorang yang sudah memiliki
asam garam dalam kehidupan, mulai dari menjadi gembala, buronan, hingga menjadi
raja Israel, atau ditulis oleh Musa sebagai seseorang yang berkali-kali
berhadapan muka dengan Tuhan Allah, atau dengan Abraham yang memiliki iman yang
tinggi. Ternyata bukan mereka semua yang menulis ayat-ayat ini, melainkan ini
adalah perkataan yang diucapkan Ayub, pada saat titik terendah kehidupannya. Ayub
yang dulunya sangat kaya, dengan seijin Tuhan kehilangan segala harta bendanya,
anak-anak yang harus meninggal, bahkan sakit penyakit yang sangat parah, isteri
yang nyaris meninggalkannya dan juga teman-temannya yang men-judge dirinya. Dalam
posisi yang seperti itu pun, Ayub tetap mampu mengucapkan sesuatu yang luar
biasa, yaitu hikmat dari Tuhan itu jauh lebih berharga dibandingkan emas,
permata, bahkan mutiara. Bahkan memiliki Tuhan itulah hal yang sangat berharga
melebihi apapun, termasuk kekayaan dan kesehatan.
Masalahnya, sering kali kita sibuk mencari
hal-hal yang bersifat fana, tetapi melupakan hal-hal yang bersifat kekal. Kita
sibuk mencari uang hingga larut malam, tetapi kita melalaikan persekutuan
dengan Tuhan bahkan melupakan dan meninggalkan Tuhan, sang pemberi berkat dalam
kehidupan kita. Oleh karena itu, jangan kita berjerih payah hanya untuk
mendapatkan mutiara. Jangan kita berlelah-lelah hanya untuk mencari uang
ataupun emas. Tetapi mari kita berjerih payah bagi Tuhan kita, untuk sesuatu
hal yang kekal, karena di dalam Tuhan, jerih payah kita tidak akan pernah
sia-sia (1 Kor 15:58)
Bacaan Alkitab: Ayub 28:12-19
28:12 Tetapi di
mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi?
28:13 Jalan ke
sana tidak diketahui manusia, dan tidak didapati di negeri orang hidup.
28:14 Kata
samudera raya: Ia tidak terdapat di dalamku, dan kata laut: Ia tidak ada
padaku.
28:15 Untuk gantinya
tidak dapat diberikan emas murni, dan harganya tidak dapat ditimbang dengan
perak.
28:16 Ia tidak
dapat dinilai dengan emas Ofir, ataupun dengan permata krisopras yang mahal
atau dengan permata lazurit;
28:17 tidak dapat
diimbangi oleh emas, atau kaca, ataupun ditukar dengan permata dari emas tua.
28:18 Baik
gewang, baik hablur, tidak terhitung lagi; memiliki hikmat adalah lebih baik
dari pada mutiara.
28:19 Permata
krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya, ia tidak dapat dinilai dengan emas
murni.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.