Rabu, 13 Agustus 2014

Yang Lebih Baik daripada Mutiara



Sabtu, 16 Agustus 2014
Bacaan Alkitab: Ayub 28:12-19
... Memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara. (Ayb 28:18b)


Yang Lebih Baik daripada Mutiara


Mutiara adalah salah satu benda yang cukup berharga yang sering dijadikan perhiasan. Jika dibandingkan dengan benda berharga lainnya seperti emas, perak, intan, atau berlian, tetap saja mutiara berbeda dengan barang berharga lainnya. Mutiara adalah barang berharga yang berasal dari makhluk hidup. Mutiara terjadi karena adanya debu, pasir, atau “gangguan” yang masuk ke dalam kerang penghasil mutiara, sehingga kerang tersebut kemudian melapisi debu atau pasir tersebut dengan lendirnya yang kemudian setelah berlapis-lapis akan mengeras dan terbentuklah mutiara. Hal tersebut jelas berbeda dengan intan atau emas yang memang terbentuk secara alami (karena proses geologi) tanpa campur tangan makhluk hidup.

Tentu hal tersebut menjadikan mutiara sebagai salah satu benda yang cukup berharga. Namun demikian, Ternyata ada hal yang lebih berharga dan lebih baik daripada memiliki mutiara dan bahkan jika dibandingkan dengan emas ataupun permata. Apakah hal itu? Ya, benar, hal itu adalah hikmat. Alkitab mengatakan bahwa memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada [memiliki] mutiara (ay. 18b). Bahkan tidak hanya lebih baik dibandingkan mutiara, Alkitab juga menulis bahwa hikmat tidak dapat digantikan dengan emas, perak, maupun permata dan perhiasan yang banyak jumlahnya (ay. 15-18a, 19). Mengapa demmikian?

Hikmat adalah sesuatu yang membuat kita untuk dapat bertindak dengan bijaksana dalam kehidupan kita. Tentu saja hikmat tidak akan mudah untuk diperoleh (ay. 12). Walaupun seseorang sudah bersekolah sejak SD, SMP, SMA, bahkan mengambil kuliah D3, S1, S2, S3, bahkan hingga bergelar Profesor sekalipun, belum tentu hal tersebut dapat  membuat seseorang menjadi berhikmat. Hikmat yang benar adalah hikmat yang berasal dari Tuhan Allah sendiri, bukan sekedar hikmat manusia. Oleh karena itu, jalan ke sana tidak akan diketahui oleh manusia jika ia berusaha dengan cara manusia (ay. 13). Hikmat tidak akan ditemukan di dasar laut atau di puncak gunung (ay. 14). Hikmat sejati hanya dapat diperoleh ketika manusia mendekatkan diri kepada Tuhan dan mau melakukan sesuai dengan cara dan metode Tuhan. 

Bacaan Alkitab kita di atas bukan ditulis oleh Salomo, sebagai seseorang yang paling berhikmat (karena ketika Tuhan memberi kesempatan kepada Salomo untuk meminta sesuatu kepadaNya, Salomo meminta hikmat), atau ditulis oleh Daud sebagai seseorang yang sudah memiliki asam garam dalam kehidupan, mulai dari menjadi gembala, buronan, hingga menjadi raja Israel, atau ditulis oleh Musa sebagai seseorang yang berkali-kali berhadapan muka dengan Tuhan Allah, atau dengan Abraham yang memiliki iman yang tinggi. Ternyata bukan mereka semua yang menulis ayat-ayat ini, melainkan ini adalah perkataan yang diucapkan Ayub, pada saat titik terendah kehidupannya. Ayub yang dulunya sangat kaya, dengan seijin Tuhan kehilangan segala harta bendanya, anak-anak yang harus meninggal, bahkan sakit penyakit yang sangat parah, isteri yang nyaris meninggalkannya dan juga teman-temannya yang men-judge dirinya. Dalam posisi yang seperti itu pun, Ayub tetap mampu mengucapkan sesuatu yang luar biasa, yaitu hikmat dari Tuhan itu jauh lebih berharga dibandingkan emas, permata, bahkan mutiara. Bahkan memiliki Tuhan itulah hal yang sangat berharga melebihi apapun, termasuk kekayaan dan kesehatan. 

Masalahnya, sering kali kita sibuk mencari hal-hal yang bersifat fana, tetapi melupakan hal-hal yang bersifat kekal. Kita sibuk mencari uang hingga larut malam, tetapi kita melalaikan persekutuan dengan Tuhan bahkan melupakan dan meninggalkan Tuhan, sang pemberi berkat dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, jangan kita berjerih payah hanya untuk mendapatkan mutiara. Jangan kita berlelah-lelah hanya untuk mencari uang ataupun emas. Tetapi mari kita berjerih payah bagi Tuhan kita, untuk sesuatu hal yang kekal, karena di dalam Tuhan, jerih payah kita tidak akan pernah sia-sia (1 Kor 15:58)


Bacaan Alkitab: Ayub 28:12-19
28:12 Tetapi di mana hikmat dapat diperoleh, di mana tempat akal budi?
28:13 Jalan ke sana tidak diketahui manusia, dan tidak didapati di negeri orang hidup.
28:14 Kata samudera raya: Ia tidak terdapat di dalamku, dan kata laut: Ia tidak ada padaku.
28:15 Untuk gantinya tidak dapat diberikan emas murni, dan harganya tidak dapat ditimbang dengan perak.
28:16 Ia tidak dapat dinilai dengan emas Ofir, ataupun dengan permata krisopras yang mahal atau dengan permata lazurit;
28:17 tidak dapat diimbangi oleh emas, atau kaca, ataupun ditukar dengan permata dari emas tua.
28:18 Baik gewang, baik hablur, tidak terhitung lagi; memiliki hikmat adalah lebih baik dari pada mutiara.
28:19 Permata krisolit Etiopia tidak dapat mengimbanginya, ia tidak dapat dinilai dengan emas murni.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.