Rabu, 6 Agustus 2014
Bacaan Alkitab: Kejadian 3:1-7
Adapun ular ialah
yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN
Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman:
Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (Kej 3:1)
Perkataan Iblis
yang Tercatat dalam Alkitab (1): Iblis dan Hawa
Alkitab yang kita baca selama ini,
sesungguhnya adalah Firman Allah yang diberikan Allah kepada kita sehingga kita
dapat mengerti isi hati Allah dan apa yang Allah mau kita lakukan bagiNya. Akan
tetapi, mungkin tidak banyak orang Kristen yang tahu bahwa Alkitab sesungguhnya
tidak hanya berisi tentang perkataan atau ucapan Allah dan Tuhan Yesus sendiri.
Ada pula sejarah, nyanyian pujian (seperti kitab Mazmur), perkataan-perkataan manusia,
bahkan ada pula perkataan Iblis yang tercatat dalam Alkitab. Tentu dalam hal
ini kita tidak boleh menganggap bahwa Alkitab bukan 100% Firman Allah, karena
apapun yang tertulis dalam Alkitab, semua diilhamkan Allah untuk tujuan yang
baik, yaitu agar kita dapat belajar dari Firman Allah tersebut.
Bahkan, dalam 4 hari ke depan, saya akan
menulis tentang perkataan Iblis yang tercatat dalam Alkitab, dan bagaimana kita
dapat belajar dari Iblis. Ya, tanpa kita sadari, Iblis pun dapat kita jadikan
sebagai bahan pembelajaran, tentu bukan dalam artian kita meniru apa yang
dilakukan oleh Iblis, tetapi bagaimana kita belajar untuk mengantisipasi dan
melawan Iblis dari apa yang tertulis dalam Alkitab.
Bacaan Kitab Suci kita hari ini berbicara
tentang bagaimana Iblis (dalam bentuk ular) mendatangi Hawa di Taman Eden (ay.
1a). Kita dapat membaca bahwa Iblis tidak mendatangi Adam, tetapi mendatangi
Hawa. Mengapa demikian? Jika kita baca ayat-ayat sebelumnya, kita akan melihat
bagaimana Tuhan memberikan perintah untuk tidak memakan buah dari pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, hanya kepada Adam, karena waktu
itu Hawa belum diciptakan (Kej 2:16-17). Nah, Iblis ternyata memanfaatkan
kesempatan sekecil apapun untuk dapat mendekati manusia (dalam hal ini Hawa).
Bahkan Iblis mengawali dengan pertanyaan yang sangat menarik, yaitu “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam
taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (ay. 1b).
Jika ditanya seperti itu, Hawa yang mungkin
pernah “mendengar” sepenggal cerita mengenai pohon-pohon di Taman Eden dari
Adam, merasa harus menjawab Iblis (ay. 2-3). Hal ini adalah hal yang sangat
salah. Jangan pernah mengajak komunikasi dengan Iblis, karena Iblis sangat tahu
bagaimana cara memancing kita untuk memutarbalikkan kebenaran. Hal ini terbukti
dari jawaban Hawa yang ternyata kurang tepat, karena mengenai buah pohon
pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (yang terletak di tengah-tengah
taman), Hawa menjawab bahwa Tuhan melarangnya untuk memakan atau meraba buah
tersebut, karena nanti ia bisa mati (ay. 3). Padahal larangan Tuhan kepada Adam
adalah untuk tidak memakan buah tersebut.
Dari kesalahan jawaban Hawa yang sangat kecil
tersebut, Iblis pun mulai masuk lebih dalam lagi. Iblis memancing bahwa
perintah atau larangan Allah itu salah. Jika Hawa mau memakannya, ia tidak akan
mati tetapi justru matanya akan terbuka dan akan menjadi seperti Allah (ay.
4-5). Hal tersebut adalah suatu tawaran yang sangat menggiurkan. Dari zaman
Adam dan Hawa, hingga saat ini, banyak orang berusaha menjadi seperti Allah.
Lihat saja bagaimana manusia mencoba membangun menara Babel untuk mencoba
mencapai Allah, atau bagaimana di zaman sekarang ini, manusia yang memerintah
negara adidaya bertindak semena-mena menyerang negara lain dan membunuh orang lain
karena merasa bahwa adalah sudah tanggung jawabnya untuk menjaga kedamaian
dunia, atau bagaimana manusia mencoba menemukan cara agar manusia tidak perlu
mati, bahkan bagaimana manusia mencoba menjadi seperti Allah dengan cara
menciptakan kloning manusia. Bukankah itu adalah gambaran yang sangat jelas
tentang bagaimana manusia mencoba untuk menyamai Allah?
Kembali kepada Iblis dan Hawa, sangat
disayangkan Hawa justru mengikuti ajakan Iblis untuk tidak menaati Allah.
Bahkan lebih parah lagi, Hawa juga memberikan buah tersebut kepada Adam untuk
dimakan bersama-sama (ay. 6), hingga akhirnya mata mereka terbuka dan tahu
bahwa mereka telah telanjang (ay. 7).
Menarik bahwa Iblis sangat tahu cara untuk
membuat manusia jatuh ke dalam dosa. Iblis dapat menggunakan celah sekecil
apapun untuk dapat menjatuhkan Adam dan Hawa. Mulai dari mendatangi Hawa yang
sedang sendirian, memanfaatkan kesalahan jawaban (atau ketidakmengertian) Hawa
tentang perintah Allah, hingga menawarkan sesuatu yang menarik kepada Hawa.
Lalu, bagaimana kita dapat berjaga-jaga dari Iblis? Salah satu caranya adalah
dengan tidak memberikan kesempatan kepada Iblis, sekecil apapun kesempatan itu
(Ef 4:27). Terjemahan New International Version (NIV) menggunakan istilah
“foothold” sebagai kesempatan, sehingga juga dapat dikatakan agar kita tidak
memberikan Iblis suatu “tempat berpijak” sekecil apapun dalam hidup kita. Karena
jika Iblis sudah mendapatkan tempat berpijak sekecil apapun dalam hidup kita,
ia akan mulai untuk menggoda kita dan membuat kita jatuh jika kita tidak
berhati-hati (lihat contoh Hawa di atas).
Oleh karena itu, dalam segala hal, biasakan
untuk tidak membuka celah sedikitpun bagi Iblis, yaitu dengan meminta Tuhan
untuk mengisi seluruh hati kita, pikiran kita, serta hidup kita. Biarlah dalam hidup
kita sepenuhnya kita izinkan Tuhan untuk bertahta, sehingga Iblis tidak akan
sanggup masuk ke dalam hidup kita. Tentu hal ini juga harus menjadi bagian kita
setiap hari bahkan setiap saat, dan kita juga harus berjaga-jaga agar kita
tidak membuka celah sedikitpun. Pepatah mengatakan bahwa orang tidak akan jatuh
karena batu besar, tetapi justru kerikil kecil yang sering menyebabkan orang
jatuh. Artinya adalah jangan menganggap sepele celah yang terlihat kecil, karena
melalui celah itu, Iblis dapat masuk dan kita dapat jatuh hanya karena kita tidak
pernah mau menutup celah kecil tersebut.
Bacaan Alkitab: Kejadian 3:1-7
3:1 Adapun ular
ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh
TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah
berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut
perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh
kami makan,
3:3 tetapi
tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan
kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular
itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah
mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan
menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
3:6 Perempuan itu
melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang
bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
3:7 Maka
terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu
mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.