Selasa, 05 Agustus 2014

Perkataan Iblis yang Tercatat dalam Alkitab (1): Iblis dan Hawa



Rabu, 6 Agustus 2014
Bacaan Alkitab: Kejadian 3:1-7
Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" (Kej 3:1)


Perkataan Iblis yang Tercatat dalam Alkitab (1): Iblis dan Hawa


Alkitab yang kita baca selama ini, sesungguhnya adalah Firman Allah yang diberikan Allah kepada kita sehingga kita dapat mengerti isi hati Allah dan apa yang Allah mau kita lakukan bagiNya. Akan tetapi, mungkin tidak banyak orang Kristen yang tahu bahwa Alkitab sesungguhnya tidak hanya berisi tentang perkataan atau ucapan Allah dan Tuhan Yesus sendiri. Ada pula sejarah, nyanyian pujian (seperti kitab Mazmur), perkataan-perkataan manusia, bahkan ada pula perkataan Iblis yang tercatat dalam Alkitab. Tentu dalam hal ini kita tidak boleh menganggap bahwa Alkitab bukan 100% Firman Allah, karena apapun yang tertulis dalam Alkitab, semua diilhamkan Allah untuk tujuan yang baik, yaitu agar kita dapat belajar dari Firman Allah tersebut.

Bahkan, dalam 4 hari ke depan, saya akan menulis tentang perkataan Iblis yang tercatat dalam Alkitab, dan bagaimana kita dapat belajar dari Iblis. Ya, tanpa kita sadari, Iblis pun dapat kita jadikan sebagai bahan pembelajaran, tentu bukan dalam artian kita meniru apa yang dilakukan oleh Iblis, tetapi bagaimana kita belajar untuk mengantisipasi dan melawan Iblis dari apa yang tertulis dalam Alkitab.

Bacaan Kitab Suci kita hari ini berbicara tentang bagaimana Iblis (dalam bentuk ular) mendatangi Hawa di Taman Eden (ay. 1a). Kita dapat membaca bahwa Iblis tidak mendatangi Adam, tetapi mendatangi Hawa. Mengapa demikian? Jika kita baca ayat-ayat sebelumnya, kita akan melihat bagaimana Tuhan memberikan perintah untuk tidak memakan buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, hanya kepada Adam, karena waktu itu Hawa belum diciptakan (Kej 2:16-17). Nah, Iblis ternyata memanfaatkan kesempatan sekecil apapun untuk dapat mendekati manusia (dalam hal ini Hawa). Bahkan Iblis mengawali dengan pertanyaan yang sangat menarik, yaitu “Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (ay. 1b).

Jika ditanya seperti itu, Hawa yang mungkin pernah “mendengar” sepenggal cerita mengenai pohon-pohon di Taman Eden dari Adam, merasa harus menjawab Iblis (ay. 2-3). Hal ini adalah hal yang sangat salah. Jangan pernah mengajak komunikasi dengan Iblis, karena Iblis sangat tahu bagaimana cara memancing kita untuk memutarbalikkan kebenaran. Hal ini terbukti dari jawaban Hawa yang ternyata kurang tepat, karena mengenai buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat (yang terletak di tengah-tengah taman), Hawa menjawab bahwa Tuhan melarangnya untuk memakan atau meraba buah tersebut, karena nanti ia bisa mati (ay. 3). Padahal larangan Tuhan kepada Adam adalah untuk tidak memakan buah tersebut.

Dari kesalahan jawaban Hawa yang sangat kecil tersebut, Iblis pun mulai masuk lebih dalam lagi. Iblis memancing bahwa perintah atau larangan Allah itu salah. Jika Hawa mau memakannya, ia tidak akan mati tetapi justru matanya akan terbuka dan akan menjadi seperti Allah (ay. 4-5). Hal tersebut adalah suatu tawaran yang sangat menggiurkan. Dari zaman Adam dan Hawa, hingga saat ini, banyak orang berusaha menjadi seperti Allah. Lihat saja bagaimana manusia mencoba membangun menara Babel untuk mencoba mencapai Allah, atau bagaimana di zaman sekarang ini, manusia yang memerintah negara adidaya bertindak semena-mena menyerang negara lain dan membunuh orang lain karena merasa bahwa adalah sudah tanggung jawabnya untuk menjaga kedamaian dunia, atau bagaimana manusia mencoba menemukan cara agar manusia tidak perlu mati, bahkan bagaimana manusia mencoba menjadi seperti Allah dengan cara menciptakan kloning manusia. Bukankah itu adalah gambaran yang sangat jelas tentang bagaimana manusia mencoba untuk menyamai Allah?

Kembali kepada Iblis dan Hawa, sangat disayangkan Hawa justru mengikuti ajakan Iblis untuk tidak menaati Allah. Bahkan lebih parah lagi, Hawa juga memberikan buah tersebut kepada Adam untuk dimakan bersama-sama (ay. 6), hingga akhirnya mata mereka terbuka dan tahu bahwa mereka telah telanjang (ay. 7).

Menarik bahwa Iblis sangat tahu cara untuk membuat manusia jatuh ke dalam dosa. Iblis dapat menggunakan celah sekecil apapun untuk dapat menjatuhkan Adam dan Hawa. Mulai dari mendatangi Hawa yang sedang sendirian, memanfaatkan kesalahan jawaban (atau ketidakmengertian) Hawa tentang perintah Allah, hingga menawarkan sesuatu yang menarik kepada Hawa. Lalu, bagaimana kita dapat berjaga-jaga dari Iblis? Salah satu caranya adalah dengan tidak memberikan kesempatan kepada Iblis, sekecil apapun kesempatan itu (Ef 4:27). Terjemahan New International Version (NIV) menggunakan istilah “foothold” sebagai kesempatan, sehingga juga dapat dikatakan agar kita tidak memberikan Iblis suatu “tempat berpijak” sekecil apapun dalam hidup kita. Karena jika Iblis sudah mendapatkan tempat berpijak sekecil apapun dalam hidup kita, ia akan mulai untuk menggoda kita dan membuat kita jatuh jika kita tidak berhati-hati (lihat contoh Hawa di atas).

Oleh karena itu, dalam segala hal, biasakan untuk tidak membuka celah sedikitpun bagi Iblis, yaitu dengan meminta Tuhan untuk mengisi seluruh hati kita, pikiran kita, serta hidup kita. Biarlah dalam hidup kita sepenuhnya kita izinkan Tuhan untuk bertahta, sehingga Iblis tidak akan sanggup masuk ke dalam hidup kita. Tentu hal ini juga harus menjadi bagian kita setiap hari bahkan setiap saat, dan kita juga harus berjaga-jaga agar kita tidak membuka celah sedikitpun. Pepatah mengatakan bahwa orang tidak akan jatuh karena batu besar, tetapi justru kerikil kecil yang sering menyebabkan orang jatuh. Artinya adalah jangan menganggap sepele celah yang terlihat kecil, karena melalui celah itu, Iblis dapat masuk dan kita dapat jatuh hanya karena kita tidak pernah mau menutup celah kecil tersebut.


Bacaan Alkitab: Kejadian 3:1-7
3:1 Adapun ular ialah yang paling cerdik dari segala binatang di darat yang dijadikan oleh TUHAN Allah. Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
3:2 Lalu sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan,
3:3 tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati."
3:4 Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali kamu tidak akan mati,
3:5 tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat."
3:6 Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya.
3:7 Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.